Sabtu, 15/06/2024

Guru Besar IPB Dorong Hilirisasi Kelapa Sawit di Kaltim

Sabtu, 15/06/2024

Ilustrasi pengolahan kelapa sawit (istimewa).

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Guru Besar IPB Dorong Hilirisasi Kelapa Sawit di Kaltim

Sabtu, 15/06/2024

logo

Ilustrasi pengolahan kelapa sawit (istimewa).

Penulis : M Rafik

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Kelapa sawit menjadi  satu dari 10 komoditas unggulan yang didorong oleh pemerintah untuk dilakukan proses hilirisasi dan peningkatan daya saing khususnya pada industri oleopangan, oleokimia dan bioenergi.

Upaya strategis tersebut guna meningkatkan nilai tambaj komoditas kelapa sawit melalui proses pengolahan agar menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual lebih tinggi mengingat minyak kelapa sawit hingga saat ini masih menjadi komoditas andalan Indonesia dalam menambah devisa negara. 

Berdasarkan data Ditjenbun (2022), luas areal kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai 15,38 juta Ha dengan total produksi CPO Indonesia mencapai 48,24 juta ton dan produksi PKO sebesar 9,65 juta ton. Kemenperin (2022) menyebutkan bahwa industri kelapa sawit berkontribusi sebesar 3,5 persen terhadap PDB nasional. 

Hingga saat ini, industri kelapa sawit dari sektor hulu sampai hilir mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang dan menghidupi lebih dari 21 juta jiwa.

Guru besar Institut Pertanian Bogor (IPB), Erliza Hambali saat melakukan workshop di Samarinda mengatakan,  manfaat kebijakan hilirisasi industri secara umum diantaranya meningkatkan nilai tambah, meningkatkan perekonomian, meningkatkan penerimaan negara, mensubstitusi barang impor, menarik investasi, menghasilkan devisa, hingga menyerap banyak tenaga kerja lokal.

“Dengan adanya kebijakan nasional hilirisasi industri kelapa sawit di dalam negeri tentunya akan berdampak positif bagi perekonomian nasional,” kata Eliza.

Benefit lainnya yang diperoleh dari kebijakan hilirisasi industri kelapa sawit, antara lain optimalisasi penyerapan hasil produksi petani rakyat (smallholder), penyediaan bahan pangan, nonpangan, oleokimia dan bahan bakar terbarukan, Penyedia bahan baku potesial untuk industri-industri, Pemenuhan kebutuhan domestic dan ekspor, hingga membangkitkan ekonomi produktif berbasis industri pengolahan.

“Hilirisasi minyak sawit dalam negeri dilakukan dengan mengolah CPO dan PKO menjadi produk-produk bernilai tambah lebih tinggi baik untuk tujuan ekspor maupun untuk substitusi produk impor,” ucapnya.

Secara umum, hilirisasi CPO dan PKO yang dapat dilakukan di Indonesia dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu Oleofood, Oleochemical dan Biofuel. 

Hilirisasi oleofood meliputi berbagai macam produk pangan seperti margarin, mentega, krimer non harian, lemak penggorengan, pengganti mentega kakao, pengemulsi makanan, dan lainnya. 

Hilirisasi oleochemical yaitu industri-industri yang mengolah produk industri kilang minyak menjadi produk antara oleokimia/oleokimia dasar hingga produk jadi seperti surfaktan, sabun, deterjen, shampo, Biopelumas dan biomaterial dan bioplastik. 

Sementara hilirisasi minyak sawit menjadi biofuel diantaranya biodeiesel, bioavtur, bensin sawit, green gasoline, green diesel.


Editor Aspian Nur 

Guru Besar IPB Dorong Hilirisasi Kelapa Sawit di Kaltim

Sabtu, 15/06/2024

Ilustrasi pengolahan kelapa sawit (istimewa).

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.