Sabtu, 29/09/2018

Patahan Palu Koro Sebabkan Tsunami

Sabtu, 29/09/2018

Peringatan Gempa Donggala oleh BMKG. Twitter.com/@BMKG

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Patahan Palu Koro Sebabkan Tsunami

Sabtu, 29/09/2018

logo

Peringatan Gempa Donggala oleh BMKG. Twitter.com/@BMKG

GEMPA dan tsunami kembali menyerang Tanah Air. Ada beberapa titik terjadinya gempa seperti Donggala dan tsunami di Palu, . Dewan Penasihat Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari melihat kawasan yang terjadi gempa memang dilalui oleh patahan aktif yang memanjang dari timur. "Patahan ini disebut Patahan Matano (Matano Fault) hingga ke Barat Patahan Palu-Koro. Terlihat disitu paling tidak ada tiga gempa yang saya catat sejak 2017 lalu. 

Jadi zona sepanjang patahan besar ini perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya gempa yang kuat," paparnya seperti dilansir CNNIndonesia.com

Rovicky menduga patahan Palu Koro yang berupa patahan mendatar ini menimbulkan getaran gempa hingga skala magnitudo 7,7. Getaran kuat ini menyebabkan adanya longsoran bawah laut pada lereng kritis, terutama pada pinggiran paparan laut yang curam.  "Longsoran inilah yang menyebabkan tsunami.  Jadi tidak secara langsung dislokasi patahan geser penyebabnya.  Biasanya, patahan naik di laut yang menyebabkan gempa dan tsunami, misal patahan "mega thrust", di selatan Jawa dan Sumatera," tambahnya.

Rovicky menilai patahan geser yang kuat juga mampu menyebabkan tsunami apabila diikuti longsoran bawah laut. "Memang tidak mudah memperkirakan bahwa tsunami akan terjadi pada patahan geser ini. Sehingga arahan awal dari BMKG pun tidak memperkirakan tsunami besar karena model perhitungan serta pengamatan dengan tidal gauge memang kecil," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Meterologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa tsunami dengan ketinggian lebih dari 0,5 meter menerjang Palu seusai gempa 7,7 SR mengguncang Donggala, Jumat (29/9) pukul 17.02 WIB. "Berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa menimbulkan tsunami dengan level siaga, ketinggian dengan lebih dari setengah meter. Dengan ketinggian gelombang laut tiga meter," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.  "Memang benar tsunami terjadi, namun tsunami tersebut telah berakhir pada 17.36 WIB," kata Dwikorita.

Dwikorita menyatakan, peringatan dini dihentikan setelah air yang naik ke daratan telah surut, bukan setelah air laut yang surut di area tepi pantai. "Tadinya air laut sempat naik (ke darat). Tapi kemudian air itu terus bergerak turun. Itu yang kami namakan surut," kata Dwikorita. (*)

Patahan Palu Koro Sebabkan Tsunami

Sabtu, 29/09/2018

Peringatan Gempa Donggala oleh BMKG. Twitter.com/@BMKG

Berita Terkait


Patahan Palu Koro Sebabkan Tsunami

Peringatan Gempa Donggala oleh BMKG. Twitter.com/@BMKG

GEMPA dan tsunami kembali menyerang Tanah Air. Ada beberapa titik terjadinya gempa seperti Donggala dan tsunami di Palu, . Dewan Penasihat Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari melihat kawasan yang terjadi gempa memang dilalui oleh patahan aktif yang memanjang dari timur. "Patahan ini disebut Patahan Matano (Matano Fault) hingga ke Barat Patahan Palu-Koro. Terlihat disitu paling tidak ada tiga gempa yang saya catat sejak 2017 lalu. 

Jadi zona sepanjang patahan besar ini perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya gempa yang kuat," paparnya seperti dilansir CNNIndonesia.com

Rovicky menduga patahan Palu Koro yang berupa patahan mendatar ini menimbulkan getaran gempa hingga skala magnitudo 7,7. Getaran kuat ini menyebabkan adanya longsoran bawah laut pada lereng kritis, terutama pada pinggiran paparan laut yang curam.  "Longsoran inilah yang menyebabkan tsunami.  Jadi tidak secara langsung dislokasi patahan geser penyebabnya.  Biasanya, patahan naik di laut yang menyebabkan gempa dan tsunami, misal patahan "mega thrust", di selatan Jawa dan Sumatera," tambahnya.

Rovicky menilai patahan geser yang kuat juga mampu menyebabkan tsunami apabila diikuti longsoran bawah laut. "Memang tidak mudah memperkirakan bahwa tsunami akan terjadi pada patahan geser ini. Sehingga arahan awal dari BMKG pun tidak memperkirakan tsunami besar karena model perhitungan serta pengamatan dengan tidal gauge memang kecil," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Meterologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa tsunami dengan ketinggian lebih dari 0,5 meter menerjang Palu seusai gempa 7,7 SR mengguncang Donggala, Jumat (29/9) pukul 17.02 WIB. "Berdasarkan hasil pemodelan tsunami, gempa menimbulkan tsunami dengan level siaga, ketinggian dengan lebih dari setengah meter. Dengan ketinggian gelombang laut tiga meter," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers.  "Memang benar tsunami terjadi, namun tsunami tersebut telah berakhir pada 17.36 WIB," kata Dwikorita.

Dwikorita menyatakan, peringatan dini dihentikan setelah air yang naik ke daratan telah surut, bukan setelah air laut yang surut di area tepi pantai. "Tadinya air laut sempat naik (ke darat). Tapi kemudian air itu terus bergerak turun. Itu yang kami namakan surut," kata Dwikorita. (*)

 

Berita Terkait

Kepala OIKN Lantik Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, Jabatan Fungsional dan 18 Jabatan Pelaksana di HPK Nusantara

Dibagi jadi Empat Kloter, 627 Calon Jemaah Haji Samarinda Dilepas Secara Simbolis di Masjid Darunni’mah Sungai Kunjang

Penipuan Berkedok Tawaran Jasa Modeling di Balikpapan Terbongkar, Pelaku Ditangkap di Bogor

Kukar Raih WTP 6 Kali Berturut-turut, Ketua DPRD Kukar Ucapkan Selamat kepada Pemerintah dan Masyarakat

Real Madrid Tunda Pesta Juara LaLiga Demi Fokus Hadapi Bayern Munchen Dini Hari Nanti

Datang ke Samarinda, Bank Dunia Gali Informasi Terkait Program Penurunan Emisi Karbon di Kalimantan Timur

Besok Bak Sendimentasi dan Flokulasi IPA Cendana Dikuras, 13 Titik di Kota Samarinda Bakal Terdampak

Dari Rakor Ketahanan Pangan di Balikpapan, DPTPH Kaltim Tegaskan Perlu Dukungan

KPU Kutai Timur Pilih Sijur dan Simur jadi Maskot Pilkada Serentak 2024

Anak 13 Tahun di Balikpapan jadi Korban Penganiayaan Orang Tak Dikenal

Polres Bontang Tangkap Pelaku Penimbunan BBM Subsidi di Loktuan

Libatkan 1.840 Taruna dari 7 Akademi, Latsitarda Nusantara Resmi Dibuka di Lapangan Merdeka Balikpapan

Posyandu di Jalan Cipto Mangunkusumo Tanah Grogot Bakal Dibuatkan Gedung Baru

Unggul Telak di Konferprov, Abdurrahman Amin Pimpin PWI Kaltim

Pansus Raperda Karhutla Kunjungi KLHK di Jakarta untuk Sempurnakan Regulasi

Konferprov PWI Kaltim, Intoniswan Kembali Terpilih jadi Ketua Dewan Kehormatan

SK Masyarakat Hukum Adat Diserahkan DPMPD Kaltim ke Kemendagri

Jumlah Penduduk Balikpapan Meningkat Sejak Ada IKN

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.