Selasa, 01/08/2017
Selasa, 01/08/2017
ILUSTRASI
Selasa, 01/08/2017
ILUSTRASI
SANGATTA – TIga kecamatan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Muara Bengkal, Muara Ancfalong dan Kaubun, mulai merasakan dampak dari kelangkaan garam. Warga harus mengeluarkan uang lebih hanya untuk mendapatkan bahan masakan tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim, Edward Azran, mengatakan kalau harga garam di tiga kecamatan tersebtu sudah menyentuh harga Rp30 ribu perpak, atau sebesar Rp3.000 perbungkusnya.
“Garam akhir-akhir ini sudah mengalami kenaikan hingga 30 ribu rupiah per paknya,” kata Edwardm saat pada Coffee Morning, Senin (31/7/17), lalu.
Melihat kondisi sepeti ini, lanjut Edwardm dalam waktu dekat Disperindag akan melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait, apakah stok garam memang berkurang atau memang ada penimbunan.
“Jika memang tidak ada penimbunan, maka Disperindag akan meminta suplai dari luar. Garam yang akan didatangkan adalah garam impor, dari Australia,” ujarnya.
Lebih lanjut Edward mengatakan, ketersediaan garam untuk awal bulan Agustus ini masih diperkirakan aman. Asal dengan catatan kalau garam yang ada di Kaltim tidak ditimbun. Sehingga bisa dibagikan rata diseluruh kabupaten/kota.
Dilanutkannya, kelangkaan garam terjadi karena faktor curah hujan yang tinggi, sehinggan jalan rusak dan berlumpur. Inilah yang membuat pasokan garam dan bahan sembako yang lainnya langkah. Karena pasokan masuk ke Kecamatan terhambat, akibat kondisi jalan yang tidak baik.
“Untuk mengatasi kelangkaan garam yang terjadi di ketiga Kecamatan, kita akan memasok dari Kukar dan Samarinda, karena daerah tersebut lebih dekat,” pungkas Edward. (yul1116)
ILUSTRASI
SANGATTA – TIga kecamatan di Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Muara Bengkal, Muara Ancfalong dan Kaubun, mulai merasakan dampak dari kelangkaan garam. Warga harus mengeluarkan uang lebih hanya untuk mendapatkan bahan masakan tersebut.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim, Edward Azran, mengatakan kalau harga garam di tiga kecamatan tersebtu sudah menyentuh harga Rp30 ribu perpak, atau sebesar Rp3.000 perbungkusnya.
“Garam akhir-akhir ini sudah mengalami kenaikan hingga 30 ribu rupiah per paknya,” kata Edwardm saat pada Coffee Morning, Senin (31/7/17), lalu.
Melihat kondisi sepeti ini, lanjut Edwardm dalam waktu dekat Disperindag akan melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait, apakah stok garam memang berkurang atau memang ada penimbunan.
“Jika memang tidak ada penimbunan, maka Disperindag akan meminta suplai dari luar. Garam yang akan didatangkan adalah garam impor, dari Australia,” ujarnya.
Lebih lanjut Edward mengatakan, ketersediaan garam untuk awal bulan Agustus ini masih diperkirakan aman. Asal dengan catatan kalau garam yang ada di Kaltim tidak ditimbun. Sehingga bisa dibagikan rata diseluruh kabupaten/kota.
Dilanutkannya, kelangkaan garam terjadi karena faktor curah hujan yang tinggi, sehinggan jalan rusak dan berlumpur. Inilah yang membuat pasokan garam dan bahan sembako yang lainnya langkah. Karena pasokan masuk ke Kecamatan terhambat, akibat kondisi jalan yang tidak baik.
“Untuk mengatasi kelangkaan garam yang terjadi di ketiga Kecamatan, kita akan memasok dari Kukar dan Samarinda, karena daerah tersebut lebih dekat,” pungkas Edward. (yul1116)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.