Sabtu, 08/07/2017

Gaya Jelek Semakin Diminati

Sabtu, 08/07/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gaya Jelek Semakin Diminati

Sabtu, 08/07/2017

logo

MUNGKIN, tak sedikit dari Anda yang juga mulai menyadari perubahan tren di dunia mode kini. 

Bagus atau jelek memang selera. Namun, setidaknya pada satu titik tertentu siapapun bisa sepaham.

Jika dahulu pakaian-pakaian serba indah jadi incaran, saat ini justru pakaian yang dianggap aneh dan ‘jelek’ yang jadi pusat perhatian. 

Contoh mode yang dianggap jelek tetapi justru sukses menarik perhatian targetnya ialah sepatu Crocs yang dimodifikasi dengan segala bebatuan oleh perancang busana Christopher Kane. Ada pula sandal Prada yang berbahan jelly dan bersol tebal. 

Salah satu yang masih segar dalam ingatan ialah Balenciaga, yang baru saja meluncurkan koleksi pakaian bermodel jas kebesaran. Coba dulu, jas kebesaran tentu saja sangat dihindari karena membuat penampilan menjadi lusuh dan kurang rapi.

Fenomena tersebut tengah jadi topik hangat sampai jadi ulasan beberapa media, salah satunya Quartz. Mereka menyebutkan, pakaian cantik dan indah saat ini sedang berada dalam fase “membosankan”. 

Dalam wawancaranya dengan Elle, perancang Dries Van Noten juga sempat mengungkapkan bahwa dirinya sebagai perancang kini lebih memilih suatu rancangan yang jelek dan tak biasa. Hal tersebut menurutnya lebih menginspirasi dan memiliki sensasi ketimbang pakaian-pakaian cantik. 

Misalnya saja saat dirinya tak menyukai warna lila. Saat itulah dirinya akan memutuskan untuk menggunakan jenis warna ungu muda sebagai tren berikutnya. 

Sebab menurutnya, saat seseorang tak menyukai sesuatu, itulah saat yang tepat untuk mencari tahu mengapa hal itu tak disukai. 

WhoWhatWear dalam salah satu ulasannya mengungkapkan bahwa pakaian jelek justru dianggap bisa memberikan efek baik bagi pemakainya. 

Contohnya, jika menginginkan perhatian, mengenakan pakaian yang jelek dan aneh akan membuat Anda jadi pusat perhatian dalam sekejap. 

Menjadi pusat perhatian dengan mengambil risiko, mengenakan pakaian yang berbeda dari kebanyakan orang juga bisa menumbuhkan rasa percaya diri. Sebabnya, otak sudah menantang diri untuk melakukan hal yang berbeda dan menetapkan gol tertentu. Teori tersebut dinamakan The Pygmalion Effect. 

Karen J. Pine, penulis buku Mind What You Wear: The Psychology of Fashion juga menyatakan hal serupa. Menurutnya dengan mengenakan pakaian yang dianggap aneh dan tak biasa, Anda akan terbiasa untuk percaya diri, berjalan lebih tegap, bersikap lebih tangguh dan merasa lebih baik. 

Dalam buku Ugly: The Aesthetic of Everything pun tertulis, bahwa menara Eiffel pada masa pembuatannya pernah menuai kritik karena dianggap tak cantik dan tak berguna. Kini, menara Eiffel justru jadi salah satu bangunan yang dianggap paling cantik dan romantis di dunia. 

Lagipula, selalu ada teori, panduan serta definisi tertentu untuk menentukan tercantik, terbaik atau tren dari masa ke masa. Tetapi, berpenampilan jelek justru unik dan tak pernah lekang oleh waktu.(brt)

Gaya Jelek Semakin Diminati

Sabtu, 08/07/2017

Berita Terkait


Gaya Jelek Semakin Diminati

MUNGKIN, tak sedikit dari Anda yang juga mulai menyadari perubahan tren di dunia mode kini. 

Bagus atau jelek memang selera. Namun, setidaknya pada satu titik tertentu siapapun bisa sepaham.

Jika dahulu pakaian-pakaian serba indah jadi incaran, saat ini justru pakaian yang dianggap aneh dan ‘jelek’ yang jadi pusat perhatian. 

Contoh mode yang dianggap jelek tetapi justru sukses menarik perhatian targetnya ialah sepatu Crocs yang dimodifikasi dengan segala bebatuan oleh perancang busana Christopher Kane. Ada pula sandal Prada yang berbahan jelly dan bersol tebal. 

Salah satu yang masih segar dalam ingatan ialah Balenciaga, yang baru saja meluncurkan koleksi pakaian bermodel jas kebesaran. Coba dulu, jas kebesaran tentu saja sangat dihindari karena membuat penampilan menjadi lusuh dan kurang rapi.

Fenomena tersebut tengah jadi topik hangat sampai jadi ulasan beberapa media, salah satunya Quartz. Mereka menyebutkan, pakaian cantik dan indah saat ini sedang berada dalam fase “membosankan”. 

Dalam wawancaranya dengan Elle, perancang Dries Van Noten juga sempat mengungkapkan bahwa dirinya sebagai perancang kini lebih memilih suatu rancangan yang jelek dan tak biasa. Hal tersebut menurutnya lebih menginspirasi dan memiliki sensasi ketimbang pakaian-pakaian cantik. 

Misalnya saja saat dirinya tak menyukai warna lila. Saat itulah dirinya akan memutuskan untuk menggunakan jenis warna ungu muda sebagai tren berikutnya. 

Sebab menurutnya, saat seseorang tak menyukai sesuatu, itulah saat yang tepat untuk mencari tahu mengapa hal itu tak disukai. 

WhoWhatWear dalam salah satu ulasannya mengungkapkan bahwa pakaian jelek justru dianggap bisa memberikan efek baik bagi pemakainya. 

Contohnya, jika menginginkan perhatian, mengenakan pakaian yang jelek dan aneh akan membuat Anda jadi pusat perhatian dalam sekejap. 

Menjadi pusat perhatian dengan mengambil risiko, mengenakan pakaian yang berbeda dari kebanyakan orang juga bisa menumbuhkan rasa percaya diri. Sebabnya, otak sudah menantang diri untuk melakukan hal yang berbeda dan menetapkan gol tertentu. Teori tersebut dinamakan The Pygmalion Effect. 

Karen J. Pine, penulis buku Mind What You Wear: The Psychology of Fashion juga menyatakan hal serupa. Menurutnya dengan mengenakan pakaian yang dianggap aneh dan tak biasa, Anda akan terbiasa untuk percaya diri, berjalan lebih tegap, bersikap lebih tangguh dan merasa lebih baik. 

Dalam buku Ugly: The Aesthetic of Everything pun tertulis, bahwa menara Eiffel pada masa pembuatannya pernah menuai kritik karena dianggap tak cantik dan tak berguna. Kini, menara Eiffel justru jadi salah satu bangunan yang dianggap paling cantik dan romantis di dunia. 

Lagipula, selalu ada teori, panduan serta definisi tertentu untuk menentukan tercantik, terbaik atau tren dari masa ke masa. Tetapi, berpenampilan jelek justru unik dan tak pernah lekang oleh waktu.(brt)

 

Berita Terkait

Hindari Hasil Imbang Apalagi Kalah, Borneo FC Siap Revans Hadapi Madura United Besok Malam di Batakan

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.