Rabu, 03/01/2018

Internet dan Teknologi Lahirkan 5 Penyakit Mental Ini

Rabu, 03/01/2018

ILUSTRASI

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Internet dan Teknologi Lahirkan 5 Penyakit Mental Ini

Rabu, 03/01/2018

logo

ILUSTRASI

JAKARTA - Kemajuan teknologi membawa keuntungan bagi beberapa generasi terakhir. Hanya saja sesuatu yang positif bisa membawa hal negatif bila berlebihan. Menurut laporan Times of India, Rabu (3/1), periset telah menemukan beberapa gangguan mental yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan internet dan teknologi manusia. Inilah beberapa jenis gangguan mental tersebut.

Selfitis

Menurut makalah baru berjudul An Exploratory Study of ‘Selfitis’ and the Development of the Selfitis Behaviour Scale yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health and Addiction olehperiset Janarthana Balakrishnan (Thiagarajar School of Management) dan Mark DGriffiths (Nottingham Trent University), menemukan satu set faktor yang mendorong orang untuk berswafoto secara obsesif dan menilai mereka pada skala perilaku selfitis.

Dari jumlah tersebut, 25,5 persen adalah kronis, 40,5 persen akut, dan 34 persen adalah rata-rata. Selfitis pada pria memiliki tingkat lebih tinggi daripada wanita (57,5 persen sampai 42,5 persen). Orang yang lebih muda di kelompok usia 16-20 tahun ditemukan rentan terkena selfitis. Sembilan persen peserta berswafoto lebih dari delapan kali setiap harinya, dengan 25 persen mengunggah setidaknya tiga swafoto di media sosial.

Phantom Ringing Syndrome

Pernahkan Anda merasa ponsel bergetar di saku padahal tidak ada yang terjadi? Itu adalah phantom ringing syndrome. Hal tersebut dicirikan sebagai halusinasi taktis karena otak merasakan sensasi yang tidak ada. Menurut Dr Larry Rosen, 70 persen pengguna ponsel mengalami phantom ringing syndrome.

Efek Google

Kebanyakan percakapan di pertemuan sosial dimulai dengan, ‘saya Googling beberapa hari yang lalu’. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya Google di kehidupan manusia.

Yang tidak sengaja terjadi adalah mengkondisikan pikiran manusia untuk menyimpan lebih sedikit informasi karena ia tahu bahwa semua jawaban hanya dengan beberapa klik saja. Penelitian menunjukkan akses informasi tak terbatas menyebabkan otak manusia kurang mendapat informasi.

Nomophobia

Nomophobia adalah ketakutan irasional apabila hidup tanpa ponsel atau tidak dapat menggunakan ponsel karena beberapa alasan, seperti pulsa sedikit, kehilangan sinyal. Istilah ini merupakan singkatan dari no-mobile fobia yang pertama kali diciptakan oleh organisasi riset di Inggris.

Sebuah penelitian selama satu dekade menemukan 53 persen pengguna ponsel merasa cemas saat tidak dapat menggunakan telepon mereka. Separuh pengguna tidak pernah menutup ponsel mereka.

Jika Anda mendapati diri anda selalu waspada terhadap notifikasi atau tanpa henti menjangkau ponsel dalam interval yang sering, saatnya melakukan detoksifikasi digital.

Cyberchondria

Cyberchondria adalah kecenderungan percaya bahwa Anda memiliki semua di diri Anda setelah membaca secara daring. Sebut saja tipuan, kemalasan, kesalahan informasi atau reaksi yang berlebihan. Dalam beberapa kasus menimbulkan kecemasan baru karena banyak informasi medis di luar sana tanpa konteks yang tepat. (rol)

Internet dan Teknologi Lahirkan 5 Penyakit Mental Ini

Rabu, 03/01/2018

ILUSTRASI

Berita Terkait


Internet dan Teknologi Lahirkan 5 Penyakit Mental Ini

ILUSTRASI

JAKARTA - Kemajuan teknologi membawa keuntungan bagi beberapa generasi terakhir. Hanya saja sesuatu yang positif bisa membawa hal negatif bila berlebihan. Menurut laporan Times of India, Rabu (3/1), periset telah menemukan beberapa gangguan mental yang disebabkan oleh meningkatnya penggunaan internet dan teknologi manusia. Inilah beberapa jenis gangguan mental tersebut.

Selfitis

Menurut makalah baru berjudul An Exploratory Study of ‘Selfitis’ and the Development of the Selfitis Behaviour Scale yang diterbitkan dalam International Journal of Mental Health and Addiction olehperiset Janarthana Balakrishnan (Thiagarajar School of Management) dan Mark DGriffiths (Nottingham Trent University), menemukan satu set faktor yang mendorong orang untuk berswafoto secara obsesif dan menilai mereka pada skala perilaku selfitis.

Dari jumlah tersebut, 25,5 persen adalah kronis, 40,5 persen akut, dan 34 persen adalah rata-rata. Selfitis pada pria memiliki tingkat lebih tinggi daripada wanita (57,5 persen sampai 42,5 persen). Orang yang lebih muda di kelompok usia 16-20 tahun ditemukan rentan terkena selfitis. Sembilan persen peserta berswafoto lebih dari delapan kali setiap harinya, dengan 25 persen mengunggah setidaknya tiga swafoto di media sosial.

Phantom Ringing Syndrome

Pernahkan Anda merasa ponsel bergetar di saku padahal tidak ada yang terjadi? Itu adalah phantom ringing syndrome. Hal tersebut dicirikan sebagai halusinasi taktis karena otak merasakan sensasi yang tidak ada. Menurut Dr Larry Rosen, 70 persen pengguna ponsel mengalami phantom ringing syndrome.

Efek Google

Kebanyakan percakapan di pertemuan sosial dimulai dengan, ‘saya Googling beberapa hari yang lalu’. Hal itu menunjukkan betapa pentingnya Google di kehidupan manusia.

Yang tidak sengaja terjadi adalah mengkondisikan pikiran manusia untuk menyimpan lebih sedikit informasi karena ia tahu bahwa semua jawaban hanya dengan beberapa klik saja. Penelitian menunjukkan akses informasi tak terbatas menyebabkan otak manusia kurang mendapat informasi.

Nomophobia

Nomophobia adalah ketakutan irasional apabila hidup tanpa ponsel atau tidak dapat menggunakan ponsel karena beberapa alasan, seperti pulsa sedikit, kehilangan sinyal. Istilah ini merupakan singkatan dari no-mobile fobia yang pertama kali diciptakan oleh organisasi riset di Inggris.

Sebuah penelitian selama satu dekade menemukan 53 persen pengguna ponsel merasa cemas saat tidak dapat menggunakan telepon mereka. Separuh pengguna tidak pernah menutup ponsel mereka.

Jika Anda mendapati diri anda selalu waspada terhadap notifikasi atau tanpa henti menjangkau ponsel dalam interval yang sering, saatnya melakukan detoksifikasi digital.

Cyberchondria

Cyberchondria adalah kecenderungan percaya bahwa Anda memiliki semua di diri Anda setelah membaca secara daring. Sebut saja tipuan, kemalasan, kesalahan informasi atau reaksi yang berlebihan. Dalam beberapa kasus menimbulkan kecemasan baru karena banyak informasi medis di luar sana tanpa konteks yang tepat. (rol)

 

Berita Terkait

Hindari Hasil Imbang Apalagi Kalah, Borneo FC Siap Revans Hadapi Madura United Besok Malam di Batakan

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.