Selasa, 29/08/2017
Selasa, 29/08/2017
ILUSTRASI
Selasa, 29/08/2017
ILUSTRASI
TENGGARONG – Angka kematian ibu dan di Kutai Kartanegara masih cukup tinggi. Memasuki bulan ke sembilan ini saja, angka kematian ibu dan anak sudah mencapai 20 kasus. Tahun lalu, kasus kematian ini mencapai 32 kasus.
“Angka kematian ibu dan anak saat persalinan cukup tinggi di Kukar bahkan di Kaltim. Kita sudah pernah melakukan riset penyebab kematian tersebut, dan didapati berbagai faktor,” kata Kadinkes Kukar, Koentijo Wibdarminto melalui Kasubag Penyusunan Program, Ismi Mufidah kepada Koran Kaltim, kemarin.
Ismi menambahkan, penyebabnya bisa dari sisi masyarakatnya, tingkat layanan dasar yang minim, serta pelayanan kesehatan yang harus ditingkatkan.
Dinkes berupaya melakukan intervensi dengan memantau secara langsung di beberapa Puskesmas di Kukar. “Kami arahkan kepada pelayanan kesehatan yang ada di Puskesmas untuk berkomunikasi dan mendampingi langsung ke masyarakat khususnya ibu hamil, kita ingin menghargai satu jiwa bisa lahir dalam keadaan sehat,” katanya.
Ismi memastikan, yang menjadi fokus sasaran intervensi adalah sang ibu karena kalau ibu hamil dalam keadaan sehat, maka potensi anak dilahirkan juga dalam keadaan sehat.
Yang paling rentan mengalami risiko kematian adalah perempuan yang sudah berusia 35 tahun ke atas dan juga memiliki anak yang cukup banyak. Ini juga disebabkan ketersediaan alat kontrasepsi yang masih minim.
“Infrastruktur yang masih jelek dan faktor geografis juga masih menjadi penyebab kematian ibu dan anak saat persalinan. Untuk itu bagi ibu hamil yang rumahnya jauh dari Puskesmas, sebelum prediksi tanggal kelahiran, sudah kita rujuk ke Puskesmas atau rumsah sakit untuk dirawat jelang kelahiran,” jelasnya. (ran)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.