Selasa, 18/07/2017
Selasa, 18/07/2017
MEMPRIHATINKAN: Syamsul beberapa hari setelah ditemukan warga. Kondisinya kini semakin memprihatinkan. Luka yang dideritanya infeksi hingga mengeluarkan belatung.
Selasa, 18/07/2017
MEMPRIHATINKAN: Syamsul beberapa hari setelah ditemukan warga. Kondisinya kini semakin memprihatinkan. Luka yang dideritanya infeksi hingga mengeluarkan belatung.
TENGGARONG – Nasib malang menimpa Syamsul, warga asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Pelariannya ke dalam hutan akibat tak tahan di-bully teman-temannya berakibat fatal. Luka di bagian punggul buruh perkebunan kepala sawit itu mengeluarkan belatung.
Syamsul bahkan harus dua kali dilarikan ke rumah sakit karena kondisi lukanya yang cukup serius. “Penanganan Syamsul lebih serius karena infeksi luka yang ada di tubuh bagian belakang dipenuhi ulat,” kata Kasi Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Anak Dinsos Kukar, Deded Rahayu kepada Koran Kaltim, kemarin.
Menurut Deded, untuk mengeluarkan ulat yang menggerogoti luka syamsul tidak sembarangan, harus dilakukan dokter spesialis. Pembersihan luka yang mengeluarkan belatung itu bahkan membutuhkan waktu dua jam.
“Perawat tidak berani mencabut ulat itu sehingga harus dilakukan dokter kulit di RSUD AM Parikesit. Ulatnya berukuran sedang, ada sekitar 20 ekor lebih. Sekarang luka sudah ditutup dengan saleb kulit,” ujarnya.
Saat ini Syamsul sudah kembali ke tempat peristirahatan sementara di Gedung Loka Bina Karya, setelah sebelumnya dua kali dilarikan ke RSUD AM Parikesit. Selama di tempat itu, Syamsul didampingi petugas Dinsos.
Kepada petugas Dinsos, Syamsul mengaku memiliki saudara di Surabaya, Jawa Timur. Namun hingga kemarin, petugas belum berhasil menghubungi saudaranya itu. “Sekarang Syamsul belum bisa berbicara dengan jelas. Nanti kalau sudah dapat info keberadaan saudaranya, akan kita hubungi untuk menjemput Syamsul di Tenggarong,” ungkap Deded.
Syamsul ditemukan oleh warga di dalam hutan di kawasan Loa Tebu setelah enam hari kabur dari tempatnya bekerja karena tak tahan di-bully.
Saat pertama kali ditemukan, kondisi Syamsul cukup kritis. Ia nampak lemah dan tak bisa berbicara serta tubunnya dipenuhi luka. Oleh warga, Syamsul kemudian dilarikan ke RSUD AM Parikesit Tenggarong. (ran)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.