Selasa, 16/10/2018

Pesawat Kepresidenan Menyesuaikan Runway APT Pranoto

Selasa, 16/10/2018

MENDARAT PERDANA: Pesawat Xpres Air saat saat mandarat di APT Pranoto, 24 Mei 2018 lalu.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Pesawat Kepresidenan Menyesuaikan Runway APT Pranoto

Selasa, 16/10/2018

logo

MENDARAT PERDANA: Pesawat Xpres Air saat saat mandarat di APT Pranoto, 24 Mei 2018 lalu.

SAMARINDA – Jadwal kedatangan Presiden Joko Widodo ke Samarinda makin dekat. Jokowi akan meninjakkan kaki di  Bumi Etam pada 25 Oktober mendatang. 

Sejumlah agenda penting, tersiar menyambut Jokowi. Selain acara seremonial, peresmian sejumlah proyek strategis di Kaltim seperti Bandara APT Pranoto menjadi sorotan.  

Bahkan, mantan Wali Kota Solo tersebut dikabarkan bakal mendarat langsung dengan pesawat kepresidenan di Bandara APT Pranoto. 

Sayang Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda, Wahyu Siswoyo mengaku masih belum menerima informasi akan diperpanjangnya Notice to Airmen (Notam) untuk landasan pacu APT Pranoto sejauh 2.250 meter.

Padahal, konsep awal landasan pacu APT Pranoto adalah 2.250 meter. Namun, karena adanya kendala, sampai saat ini Notam yang ter-declare kepada airlines masihlah berada pada panjang 1.800 meter. Belum adanya Notam sepanjang 2.250 meter membuat penerbangan besar yang biasa digunakan maskapai-maskapai besar, belum bisa masuk total ke APT Pranoto, termasuk pesawat kepresidenan dengan jenis Boeing 737 400.

“Selama ini belum ada report, kan dinas bekerja (memperbaiki runway), laporan belum selesai ke Kementerian. Saat selesai, baru dilaporkan untuk declare agar bisa merubah Notam,” katanya, kemarin.

Namun demikian, Wahyu mengaku tak serta-merta presiden tak bisa mendarat di APT Pranoto. “Pesawat Kepresidenan kan ada banyak. Biasanya beliau ada tiga. Ada Classy, Gianna 800. Beliau mau gunakan yang mana, kami tak tahu. Pesawatnya kan bisa mendarat sesuai dengan tipe yang mana yang akan digunakan,”ungkapnya.

Sementara dari sisi maskapai, disampaikan Wahyu, ia setuju jika panjang 2.250 meter tersebut akan memudahkan maskapai untuk masuk total ke APT Pranoto.

“Ada (maskapai) yang bisa dengan runway 1.800 meter, tetapi kebanyakan airlines seperti City Link, Lion Air, rata-rata gunakan pesawat yang runway 2250. Jadi, jika Notam berubah, itu terbuka total (penerbangan pesawat besar di APT Pranoto),” katanya.

Ia pun mengakui persoalan belum siapnya landasan pacu 2.250 meter tersebut masih berkutat pada longsoran tanah di landasan pacu.

“Persoalan sejak dulu kan masalah tanah itu. Kalau tanah belum selesai ya begitu. Kalau SDM tak ngaruh. Ini ada mobil rusak, ya dibenerin dahulu, selesaikan, baru ribut. Bukan ribut dahulu,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kaltim Salman Lumoindong, menyatakan persoalan runway 2.250 meter sejauh ini tak ada masalah.

Dishub rencanakan agar tim dari pusat, Direktur Jenderal Bandara Udara untuk lakukan verifikasi kesiapan landasan pacu 2.250 meter. Meskipun, belum diketahui kapan tim dari pusat akan lakukan verifikasi landasan pacu 2.250 meter tersebut. “Landasan siap saja. Kami agendakan untuk diverifikasi oleh Dirjen Bandar Udara,” ungkapnya. 

Namun meski landasan pacu terkesan belum siap, bukan berarti Bandara APT Pranoto tak bersolek jelang kedatangan Jokowi. Salah satunya adalah persiapan dibukanya tenant-tenant dalam areal bandara. Sejauh ini, sudah ada beberapa tenant yang sedang dalam kontruksi untuk tempat usaha mereka di bandara.

“Mereka mulai bersiap-siap. Kami harap sebelum tanggal 25, mereka (tenant) sudah selesai,” kata Wahyu Sisiwoyo. (rs)


Pesawat Kepresidenan Menyesuaikan Runway APT Pranoto

Selasa, 16/10/2018

MENDARAT PERDANA: Pesawat Xpres Air saat saat mandarat di APT Pranoto, 24 Mei 2018 lalu.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.