Kamis, 17/08/2017
Kamis, 17/08/2017
Kamis, 17/08/2017
TENGGARONG – Kebijakan pemerintah yang ingin menerapkan Full Day School hingga kini masih menuai pro kontra. Tak sedikit yang menilai kebijakan ini memberatkan siswa karena harus berada di sekolah cukup lama.
Meski demikian, sudah ada beberapa sekolah yang mulai melaksanakan anjuran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan uji coba FDS di semester ganjil 2017-2018 ini.
Di Kukar, SMP Negeri 1 Muara Badak di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar) mulai melaksanakan uji coba FDS sejak tahun ajaran baru dimulai, 17 Juli 2017 lalu.
Sekolah yang memiliki 560 siswa ini menerapakan FDS sejak pukul 07.30 wita pagi hingga pukul 16.00 wita sore. “Kita untuk sementer ganjil ini melaksanakan ujicoba FDS kepada seluruh murid dan guru,” kata Kepala SMP Negeri 1 Muara Badak, Sahar.
SMP Negeri 1 Muara Badak ini menerapkan lima hari sekolah, Senin-Jumat. Sedangkan untuk Sabtu sekolah diliburkan. “Itu anjuran menteri, bahwa belajar sejak Senin sampai Jumat, Sabtu-nya libur,” bebernya.
Pelaksanaan FDS ini tidak hanya membiarkan siswa berada di kelas dari pagi hingga sore. Namun siswa diberikan waktu istirahat sebanyak dua kali, yakni pukul 09.30 dan 12.00 wita. Setelah itu, pukul 14.00 wita hingga 16.00 wita, siswa diberikan waktu kegiatan ekstrakurikuler.
“Ada dua kegiatan ekstrakurikuler, yakni pilihan seperti olahraga prestasi, atletik, sepakbola, mading dan literasi. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka,” ungkapnya.
Ia mengatakan, SMP Negeri 1 Muara Badak sendiri diharuskan melaksanakan anjuran Kemendikbud tersebut. Sebab, sekolah tersebut merupakan sekolah rujukan untuk melaksanakan program literasi hingga program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
“Dalam penerapan FDS ini, siswa sudah jarang mendapatkan PR (Pekerjaan rumah, red), paling satu atau dua mata pelajaran saja,” bebernya.
Penerapan FDS ini, lanjut Sahar, juga berjalan lancar dan tidak ada keluhan dari siswa maupun orang tua. Bahkan, saat tahun ajaran baru dimulai dan sekolah melakukan sosialisasi FDS, orang tua siswa justru mendukung hal tersebut.
“Untuk siswa itu kita anjurkan membawa bekal dari rumah, kalau tidak siswa dibekali uang sebesar Rp 10 ribu untuk membeli makanan di kantin sekolah,” terangnya. (ami)
TENGGARONG – Kebijakan pemerintah yang ingin menerapkan Full Day School hingga kini masih menuai pro kontra. Tak sedikit yang menilai kebijakan ini memberatkan siswa karena harus berada di sekolah cukup lama.
Meski demikian, sudah ada beberapa sekolah yang mulai melaksanakan anjuran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melakukan uji coba FDS di semester ganjil 2017-2018 ini.
Di Kukar, SMP Negeri 1 Muara Badak di Kecamatan Muara Badak, Kutai Kartanegara (Kukar) mulai melaksanakan uji coba FDS sejak tahun ajaran baru dimulai, 17 Juli 2017 lalu.
Sekolah yang memiliki 560 siswa ini menerapakan FDS sejak pukul 07.30 wita pagi hingga pukul 16.00 wita sore. “Kita untuk sementer ganjil ini melaksanakan ujicoba FDS kepada seluruh murid dan guru,” kata Kepala SMP Negeri 1 Muara Badak, Sahar.
SMP Negeri 1 Muara Badak ini menerapkan lima hari sekolah, Senin-Jumat. Sedangkan untuk Sabtu sekolah diliburkan. “Itu anjuran menteri, bahwa belajar sejak Senin sampai Jumat, Sabtu-nya libur,” bebernya.
Pelaksanaan FDS ini tidak hanya membiarkan siswa berada di kelas dari pagi hingga sore. Namun siswa diberikan waktu istirahat sebanyak dua kali, yakni pukul 09.30 dan 12.00 wita. Setelah itu, pukul 14.00 wita hingga 16.00 wita, siswa diberikan waktu kegiatan ekstrakurikuler.
“Ada dua kegiatan ekstrakurikuler, yakni pilihan seperti olahraga prestasi, atletik, sepakbola, mading dan literasi. Sedangkan kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka,” ungkapnya.
Ia mengatakan, SMP Negeri 1 Muara Badak sendiri diharuskan melaksanakan anjuran Kemendikbud tersebut. Sebab, sekolah tersebut merupakan sekolah rujukan untuk melaksanakan program literasi hingga program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
“Dalam penerapan FDS ini, siswa sudah jarang mendapatkan PR (Pekerjaan rumah, red), paling satu atau dua mata pelajaran saja,” bebernya.
Penerapan FDS ini, lanjut Sahar, juga berjalan lancar dan tidak ada keluhan dari siswa maupun orang tua. Bahkan, saat tahun ajaran baru dimulai dan sekolah melakukan sosialisasi FDS, orang tua siswa justru mendukung hal tersebut.
“Untuk siswa itu kita anjurkan membawa bekal dari rumah, kalau tidak siswa dibekali uang sebesar Rp 10 ribu untuk membeli makanan di kantin sekolah,” terangnya. (ami)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.