Sabtu, 05/09/2020

Kopi Hak!, Cafe Kopi yang Mengusung Konsep Sederhana tapi Bikin Betah

Sabtu, 05/09/2020

Grand opening Kopi hak! Pada tanggal 14 Agustus lalu (Foto: Istimewa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Kopi Hak!, Cafe Kopi yang Mengusung Konsep Sederhana tapi Bikin Betah

Sabtu, 05/09/2020

logo

Grand opening Kopi hak! Pada tanggal 14 Agustus lalu (Foto: Istimewa)

KORANKALTIM.COM, TENGGARONG - Saat ini kopi menjadi komoditi bernilai jual tinggi. Kan hari kepopulerannya terus meningkat seiring dengan tumbuhnya jumlah generasi Y dan Z. 

Bisnis kopi kekinian semakin menjamur, banyak kalangan pebisnis yang berlomba- lomba mengambil peluang untuk meraup untung dalam bisnis ini. Berbagai macam sistem pemasaran dilakukan, mulai dari menjajakan kopi dengan harga murah, konsep café menarik, rasa kopi yang unik, hingga cara penyuguhan. 

Di Kutai Kartenagara, khususnya Kota Tenggarong, saat ini juga tengah ikut merasakan kepopularitasan kopi kekinian ini. 

Banyak kedai kopi yang bersaing saling unjuk diri demi memikat hati para pecinta kopi. 

Kopi Hak! menjadi salah satu café yang ikut muncul ditengah banyaknya café kopi lainnya di Kukar.

Kopi Hak! merupakan café yang dikelola oleh empat orang anak muda dengan latar belakang pekerjaan yang berbeda. Ada Dwi Arum Meynina dan Catur Palinggi yang memang memiliki latar belakang seorang pebisnis, Mochammad Taufiq yang bekerja di bank serta Ahmad Rizky yang bekerja sebagai staf ahli di DPRD Kukar. 

Awalnya terbentuk dari sebuah keisengan, para pemuda-pemudi yang ingin membangun sebuah bisnis kopi, sekaligus menghidupkan kembali suasana pasar seni yang sebelumnya sempat dipandang sebelah mata oleh beberapa masyarakat. Dari sinilah mereka berkeinginan untuk mengembalikan fungsi pasar seni seperti dulu lagi. “Dulu kan ramai, jadi emang ingin menghidupkan lagi pasar seni ini,” jelas Dwi, Sabtu (4/9/20).

Kebanyakan masyarakat Tenggarong, khususnya kaum muda, memandang pasar seni sebagai tempat yang horor dan hanya dikunjungi oleh orang tua saja. Mereka beranggapan pasar seni bukanlah wadah kekinian untuk nongkrong dan bersantai. 

Dengan mengusung #revitalisasipasarseni di postingan media sosial, mereka berharap pasar seni dapat menjadi pilihan bagi berbagai macam kalangan untuk bersantai, khususnya kalangan muda.

 Selain itu Dwi dan teman-temannya berharap dapat membantu para pedagang di sekitar tempat itu untuk meningkatkan penjualan warungnya. Oleh karena itu, kopi hak! hanya menjual minuman kafein dan nonkafein saja, agar dapat membangun satu sama lain. 

“Alasan kita jual kopi aja, tidak dengan makanan, karena ingin menghidupkan yang lain. Gorengannya bisa beli di Mbok Citra, makanan beratnya bisa beli di warung Bagong, Mbok Mok, atau yang lainnya di sekitar sini,” ungkapnya. 

Belum genap satu bulan sejak café ini dibuka, Grand opening diselenggarakan pada 14 Agustus lalu, berlokasi di jalan Tepian Pandan. Bupati Kukar Edi Damansyah, juga ikut ramaikan acara pembukaan café ini. 


Café ini berikan dua menu andalan, yaitu kopi cream dan kopi milo cream. Proses pembuatan yang manual menjadikan kopi ini lebih sedap untuk dinikmati. Para pengunjung juga tidak perlu khawatir, karena kopi hak! menjual kopinya mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 16 ribu saja per gelasnya. 

Nama Kopi Hak! sendiri dipilih dari bahasa daerah Kutai yang dimana merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk imbuhan kata ajakan. “Karena memilih kearifan lokal, udah diskusi beberapa nama dan yang paling cocok emang kopi hak. Sebenarnya lebih kepada aksen orang sini aja, jadi kalo ada apa-apa biasanya ditambahi kata hak, ayok hak, sini hak, jadi mudah diingat aja,” sebutnya. 

Taufik menambahkan, konsep café mereka sebenarnya lebih mengarah pada suasana santai. Bahkan bangunan fisik dari café ini tetap dibuat seperti sebagaimana bangunan itu sebelumnya, tanpa adanya perombakan, hal ini dilakukan untuk tetap menjaga nilai dan makna historis dari bangunan itu sendiri. 

Selain itu, manajemen kopi hak juga turut memfasilitasi hiburan para pengunjung dengan adanya live music. Siapa saja boleh menyumbangkan suaranya jika memang tertarik untuk bernyanyi, karena tujuannya memang ingin menciptakan suasana yang nyaman. “kami menghargai teman-teman yang bisa nyanyi cuma nggak ahli, tapi mereka berani tampil, berarti kami berhasil untuk menciptakan suasana nyaman, intinya menciptakan suasana yang enak di wadah etam sorang (baca: tempat kita sendiri),” ungkapnya. 

Buka bisnis di tengah situasi pandemi, tentunya tidak mudah. Mereka juga ingin turut ikut serta upaya pemerintah dalam mengembalikan ekonomi masyarakat setempat. Aktifitas di luar mulai diperbolehkan, namun mereka juga tetap patuh dengan sistem protokol kesehatan mulai dari menyediakan wadah cuci tangan hingga mewajibkan pengunjung café untuk menggunakan masker. Satuan tugas (Satgas) penanganan Covid-19 juga rajin melakukan pengecekan setiap malam Kamis dan malam Minggu. Bahkan, mereka juga ikut membagikan masker untuk pengunjung yang tidak membawa masker. 


Penulis : Lodya Astagina

Editor: Bambang Irawan

Kopi Hak!, Cafe Kopi yang Mengusung Konsep Sederhana tapi Bikin Betah

Sabtu, 05/09/2020

Grand opening Kopi hak! Pada tanggal 14 Agustus lalu (Foto: Istimewa)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.