Selasa, 25/06/2019

Penerapan Zonasi Harus Diimbangi Peningkatan Mutu Sekolah

Selasa, 25/06/2019

Ilustrasi sistem zonasi ( Foto: wowkeren)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Penerapan Zonasi Harus Diimbangi Peningkatan Mutu Sekolah

Selasa, 25/06/2019

logo

Ilustrasi sistem zonasi ( Foto: wowkeren)

KORANKALTIM.COM, SOLO -- penerapan zonasi sekolah oleh Kemendikbud harus diimbangi dengan kualitas. Hal itu mencegah masyarakat tidak kecewa dengan sistem tersebut.

"Zonasi tidak masalah kalau delapan standar dipenuhi, standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, proses, penilaian, kualifikasi pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar penilaian dan pembiayaan," kata Pakar Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Joko Nurkamto di Solo, Senin (24/6), dikutip dari republika.co.id.

Ia mencontohkan dari sisi sarana prasarana, jika memang bagus maka pendidikan yang diberikan kepada siswa juga akan bagus. Selanjutnya untuk sistem laboratorium multimedia tidak seluruh sekolah mutunya bagus.

"Selain itu juga bagaimana kualitas guru dan kepala sekolah. Intinya kalau bisa memenuhi delapan standar tersebut maka tidak masalah. Yang dikomplain orang tua itu kan anak pintar tetapi dapat sekolah yang jelek," katanya.

Ia mengatakan jika sistem zonasi dipaksakan maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu jika sekolah tidak dibenahi maka yang terjadi mungkin anak akan frustasi. Selanjutnya, yang kedua adalah anak tidak mempermasalahkan hal itu namun orang tua tidak rela jika anak tidak memperoleh sekolah yang kualitasnya baik.

"Permasalahannya kalau anak frustrasi kan kasihan anaknya. Belajarnya tidak termotivasi lagi karena mereka mendapati sistem, lingkungan, dan teman-teman yang tidak baik," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, kepadatan penduduk setiap daerah tidak sama akhirnya berdampak pada jumlah siswa yang diperoleh sekolah tersebut.

"Ini beberapa kasus yang terjadi, kan ada daerah yang satu sekolah hanya dapat lima orang karena kepadatan penduduk di masing-masing zona beda. Boleh jadi di satu sekolah targetnya tidak terpenuhi," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, perlu ada evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan banyak pihak, di antaranya orang tua siswa, siswa, guru, dan tokoh pendidikan.

"Mereka ditanyai bagaimana efektivitas sistem ini. Yang pasti perlu ada kajian yang lebih mendalam terkait zonasi.Mestinya pemerintah perlu mengantisipasi atau merespons, apa yang jadi masalah. Kalau ingin berjalan baik ya sistemnya diperbaiki," katanya.(*)

Penerapan Zonasi Harus Diimbangi Peningkatan Mutu Sekolah

Selasa, 25/06/2019

Ilustrasi sistem zonasi ( Foto: wowkeren)

Berita Terkait


Penerapan Zonasi Harus Diimbangi Peningkatan Mutu Sekolah

Ilustrasi sistem zonasi ( Foto: wowkeren)

KORANKALTIM.COM, SOLO -- penerapan zonasi sekolah oleh Kemendikbud harus diimbangi dengan kualitas. Hal itu mencegah masyarakat tidak kecewa dengan sistem tersebut.

"Zonasi tidak masalah kalau delapan standar dipenuhi, standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, proses, penilaian, kualifikasi pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar penilaian dan pembiayaan," kata Pakar Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Joko Nurkamto di Solo, Senin (24/6), dikutip dari republika.co.id.

Ia mencontohkan dari sisi sarana prasarana, jika memang bagus maka pendidikan yang diberikan kepada siswa juga akan bagus. Selanjutnya untuk sistem laboratorium multimedia tidak seluruh sekolah mutunya bagus.

"Selain itu juga bagaimana kualitas guru dan kepala sekolah. Intinya kalau bisa memenuhi delapan standar tersebut maka tidak masalah. Yang dikomplain orang tua itu kan anak pintar tetapi dapat sekolah yang jelek," katanya.

Ia mengatakan jika sistem zonasi dipaksakan maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu jika sekolah tidak dibenahi maka yang terjadi mungkin anak akan frustasi. Selanjutnya, yang kedua adalah anak tidak mempermasalahkan hal itu namun orang tua tidak rela jika anak tidak memperoleh sekolah yang kualitasnya baik.

"Permasalahannya kalau anak frustrasi kan kasihan anaknya. Belajarnya tidak termotivasi lagi karena mereka mendapati sistem, lingkungan, dan teman-teman yang tidak baik," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, kepadatan penduduk setiap daerah tidak sama akhirnya berdampak pada jumlah siswa yang diperoleh sekolah tersebut.

"Ini beberapa kasus yang terjadi, kan ada daerah yang satu sekolah hanya dapat lima orang karena kepadatan penduduk di masing-masing zona beda. Boleh jadi di satu sekolah targetnya tidak terpenuhi," katanya.

Oleh karena itu, dikatakannya, perlu ada evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah dengan melibatkan banyak pihak, di antaranya orang tua siswa, siswa, guru, dan tokoh pendidikan.

"Mereka ditanyai bagaimana efektivitas sistem ini. Yang pasti perlu ada kajian yang lebih mendalam terkait zonasi.Mestinya pemerintah perlu mengantisipasi atau merespons, apa yang jadi masalah. Kalau ingin berjalan baik ya sistemnya diperbaiki," katanya.(*)

 

Berita Terkait

Pihak Sekolah Diimbau Tak Wisata ke Luar Kota, Kepala Disdikbud Samarinda: Buat Saja Sederhana

Akademisi Unmul Soroti Proses Pembentukan Pansel Calon Pimpinan KPK

Unmul Ajukan Program ke Bappenas, Rektor Ingin Sarpras Pendidikan dan SDM Berkualitas

Gelar Dua Kegiatan di Akhir Pekan, EPP Samarinda Berbagi dan Jalankan Program Peningkatan Mutu Pendidik

Mahasiswa UMKT dan UTHM Berkunjung ke PT Internasional Prima Coal dan Situs Budaya Kaltim

9 Mahasiswa UMKT Berkunjung Ke UTHM Malaysia, Belajar Soal Mesin dan Budaya Malaysia

Ada 26 Ribu Anak Putus Sekolah di Kaltim, Pemprov Siapkan Alokasi Beasiswa Khusus Lewat BKT

Beasiswa Kaltim Tuntas 2024 Sudah Dibuka, Pendaftaran Bisa Diakses Lewat Link Berikut Ini

Kadisdik Evaluasi SMP Negeri 13 Balikpapan, Minta Sekolah Maksimalkan Kerja TPPK

Jambore Statistika XIII Garapan Himasta Unmul Diikuti Lima Universitas se-Indonesia

Program Beasiswa, Enam Perguruan Tinggi di Kaltim Teken Kerja Sama dengan BI

Civitas Akademika Unmul Nyatakan Sikap Terkait Demokrasi Indonesia

Anggaran BKT 2024 Turun di Tahun Politik, HMI Samarinda: Kalau Dipangkas karena Covid-19 Harusnya Mulai Tahun Lalu

Tahun Ini Disputakar Bangun Sky Book untuk Tingkatkan Pengunjung

Rayakan HUT ke-40, SD Negeri 021 Sungai Kunjang Gelar Jalan Santai dan Pentas Seni

Program Beasiswa Kalimantan Timur Dipastikan Masih Berjalan Tahun Ini

SMPN 22 Samarinda Fokus Tingkatkan Prestasi Sekolah Lewat Ekstrakulikuler

Bangun Sarana Prasarana Pendidikan, Disdikbud Samarinda Siapkan Anggaran Rp170 Miliar

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.