Selasa, 11/06/2019

Mendikbud Minta Perangi Praktik Jual-Beli Kursi Penerimaan Siswa Baru

Selasa, 11/06/2019

Muhadjir Effendy

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Mendikbud Minta Perangi Praktik Jual-Beli Kursi Penerimaan Siswa Baru

Selasa, 11/06/2019

logo

Muhadjir Effendy

KORANKALTIM.COM, Jakarta - Setiap memasuki tahun ajaran baru, praktik jual-beli kursi dan budaya titip-menitip kerap terjadi selama masa penerimaan anak didik baru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mewanti-wanti agar semua pihak memerangi praktik jual-beli kursi. 

Selama  tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah dasar dan sekolah menengah berlangsung, pihak sekolah harus menolak jika ada orang yang memaksa memasukkan anaknya. 

"Yang kita perang itu praktik jual-beli kursi dan ada orang tertentu minta istimewa, penjatahan kursi untuk orang tertentu, bisa memasukkan siswa ke sekolah-sekolah tertentu, pokoknya praktik ini harus kita berantas," ucap Muhadjir kepada wartawan di kantornya, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (11/6/2019), dilansir dari detik.com.

Muhadjir meminta setiap sekolah menaati peraturan. Pemerintah daerah pun diminta terlibat dalam menertibkan praktik tersebut. 

"Dan tentu kita tidak bisa diandalkan pemerintah pusat, maka kerja sama dengan pemerintah daerah. Saya minta kerja samanya, kesadaran dari pemerintah daerah untuk menegakkan peraturan yang sudah ada," kaya Muhadjir. 

"Kita harus melakukan pembersihan terhadap praktik yang tidak baik di sektor pendidikan," ucap Muhadjir.

Muhadjir menilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menghilangkan beberapa tindakan tidak jujur atau kotor di sekolah. Salah satu yang dianggap sudah hilang adalah praktik curang di ujian nasional.

"Sekarang ini, relatif selesai masalah kecurangan, ketidakjujuran dalam ujian-ujian, terutama dengan adanya ujian nasional berbasis komputer, ujian standar nasional yang sistem pembuatan soal diawasi dengan ketat, ini sudah bisa menekan angka ketidakjujuran," ujar Muhadjir. 

Seperti diketahui, tahapan PPDB akan dimulai pada Juni 2019. Di Jakarta, jalur untuk afirmasi bagi anak disabilitas, anak dari sopir JakLingko, anak panti asuhan, dan anak dari pemegang Kartu Pekerja dibuka pada 12 Juni 2019. (*)

Mendikbud Minta Perangi Praktik Jual-Beli Kursi Penerimaan Siswa Baru

Selasa, 11/06/2019

Muhadjir Effendy

Berita Terkait


Mendikbud Minta Perangi Praktik Jual-Beli Kursi Penerimaan Siswa Baru

Muhadjir Effendy

KORANKALTIM.COM, Jakarta - Setiap memasuki tahun ajaran baru, praktik jual-beli kursi dan budaya titip-menitip kerap terjadi selama masa penerimaan anak didik baru.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mewanti-wanti agar semua pihak memerangi praktik jual-beli kursi. 

Selama  tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah dasar dan sekolah menengah berlangsung, pihak sekolah harus menolak jika ada orang yang memaksa memasukkan anaknya. 

"Yang kita perang itu praktik jual-beli kursi dan ada orang tertentu minta istimewa, penjatahan kursi untuk orang tertentu, bisa memasukkan siswa ke sekolah-sekolah tertentu, pokoknya praktik ini harus kita berantas," ucap Muhadjir kepada wartawan di kantornya, Jalan Sudirman, Jakarta, Selasa (11/6/2019), dilansir dari detik.com.

Muhadjir meminta setiap sekolah menaati peraturan. Pemerintah daerah pun diminta terlibat dalam menertibkan praktik tersebut. 

"Dan tentu kita tidak bisa diandalkan pemerintah pusat, maka kerja sama dengan pemerintah daerah. Saya minta kerja samanya, kesadaran dari pemerintah daerah untuk menegakkan peraturan yang sudah ada," kaya Muhadjir. 

"Kita harus melakukan pembersihan terhadap praktik yang tidak baik di sektor pendidikan," ucap Muhadjir.

Muhadjir menilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai menghilangkan beberapa tindakan tidak jujur atau kotor di sekolah. Salah satu yang dianggap sudah hilang adalah praktik curang di ujian nasional.

"Sekarang ini, relatif selesai masalah kecurangan, ketidakjujuran dalam ujian-ujian, terutama dengan adanya ujian nasional berbasis komputer, ujian standar nasional yang sistem pembuatan soal diawasi dengan ketat, ini sudah bisa menekan angka ketidakjujuran," ujar Muhadjir. 

Seperti diketahui, tahapan PPDB akan dimulai pada Juni 2019. Di Jakarta, jalur untuk afirmasi bagi anak disabilitas, anak dari sopir JakLingko, anak panti asuhan, dan anak dari pemegang Kartu Pekerja dibuka pada 12 Juni 2019. (*)

 

Berita Terkait

Pihak Sekolah Diimbau Tak Wisata ke Luar Kota, Kepala Disdikbud Samarinda: Buat Saja Sederhana

Akademisi Unmul Soroti Proses Pembentukan Pansel Calon Pimpinan KPK

Unmul Ajukan Program ke Bappenas, Rektor Ingin Sarpras Pendidikan dan SDM Berkualitas

Gelar Dua Kegiatan di Akhir Pekan, EPP Samarinda Berbagi dan Jalankan Program Peningkatan Mutu Pendidik

Mahasiswa UMKT dan UTHM Berkunjung ke PT Internasional Prima Coal dan Situs Budaya Kaltim

9 Mahasiswa UMKT Berkunjung Ke UTHM Malaysia, Belajar Soal Mesin dan Budaya Malaysia

Ada 26 Ribu Anak Putus Sekolah di Kaltim, Pemprov Siapkan Alokasi Beasiswa Khusus Lewat BKT

Beasiswa Kaltim Tuntas 2024 Sudah Dibuka, Pendaftaran Bisa Diakses Lewat Link Berikut Ini

Kadisdik Evaluasi SMP Negeri 13 Balikpapan, Minta Sekolah Maksimalkan Kerja TPPK

Jambore Statistika XIII Garapan Himasta Unmul Diikuti Lima Universitas se-Indonesia

Program Beasiswa, Enam Perguruan Tinggi di Kaltim Teken Kerja Sama dengan BI

Civitas Akademika Unmul Nyatakan Sikap Terkait Demokrasi Indonesia

Anggaran BKT 2024 Turun di Tahun Politik, HMI Samarinda: Kalau Dipangkas karena Covid-19 Harusnya Mulai Tahun Lalu

Tahun Ini Disputakar Bangun Sky Book untuk Tingkatkan Pengunjung

Rayakan HUT ke-40, SD Negeri 021 Sungai Kunjang Gelar Jalan Santai dan Pentas Seni

Program Beasiswa Kalimantan Timur Dipastikan Masih Berjalan Tahun Ini

SMPN 22 Samarinda Fokus Tingkatkan Prestasi Sekolah Lewat Ekstrakulikuler

Bangun Sarana Prasarana Pendidikan, Disdikbud Samarinda Siapkan Anggaran Rp170 Miliar

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.