Jumat, 20/10/2017

Kendalikan Keinginan Makan Saat Stres

Jumat, 20/10/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Kendalikan Keinginan Makan Saat Stres

Jumat, 20/10/2017

SALAH satu penyebab kegemukan yang tidak disadari adalah stres. Bagaimana tidak, saat stres kita cenderung ingin mengonsumsi makanan yang memberi rasa “nyaman” dan umumnya berlemak tinggi.

Keinginan makan itu sebaiknya dikendalikan karena ketika kita stres sebenarnya sudah terjadi kerusakan dalam tubuh.

Stres memiliki dampak buruk bagi pencernaan seperti halnya yang dilakukan makanan yang membuat gemuk. Demikian menurut studi yang dilakukan pada tikus oleh peneliti di Brigham Young University.

Dalam studi tersebut, para peneliti melihat mikrobiota atau bakteri yang hidup di saluran pencernaan usus tikus. Bakteri tersebut menurut beberapa penelitian terkait dengan dengan kesehatan metabolisme kita.

Para peneliti melakukan tes stres pada tikus dan menemukan bahwa mikroba usus tikus betina benar-benar berubah menyerupai tikus yang mengalami obesitas. Pergeseran tersebut menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi metabolisme sama seperti makanan, tulis para peneliti.

Sementara tikus jantan tidak memiliki pergeseran mikroba yang serupa, tapi mereka menjadi lebih merasa cemas dan kurang aktif secara fisik ketika stres.

Meskipun penelitian ini baru dilakukan pada tikus, tapi penelitian terbaru memperlihatkan bahwa stres memang menyebabkan obesitas. Sebagai contoh, satu studi yang dipublikasikan pada Februari lalu dalam jurnal Obesity menemukan kadar hormon stres kortisol berkorelasi dengan ukuran lingkar pinggang yang lebih besar. Kondisi tidak nyaman ini membuat kita balik ke masa manusia gua, menurut Dr Holly Lofton, pakar program penurunan berat badan di NYU Langone Health.

Saat manusia kembali dalam situasi melawan-atau-lari dalam menghadapi stres—seperti melarikan diri dari pemangsa—kadar glukosa mereka akan meningkat untuk bersiap-siap menghadapi situasi tersebut.

Di era modern seperti ini, mekanisme tersebut tidak berguna. “Jadi ketika glukosa naik, insulin pun naik, yang menyebabkan penimbunan lemak,” katanya.

Lofton menambahkan, biasanya ia menyarankan pasiennya yang mengalami obesitas untuk mencari cara bersantai, seperti meditasi atau hal lain yang membuat mereka merasa tenang.(kc)

Kendalikan Keinginan Makan Saat Stres

Jumat, 20/10/2017

Berita Terkait


Kendalikan Keinginan Makan Saat Stres

SALAH satu penyebab kegemukan yang tidak disadari adalah stres. Bagaimana tidak, saat stres kita cenderung ingin mengonsumsi makanan yang memberi rasa “nyaman” dan umumnya berlemak tinggi.

Keinginan makan itu sebaiknya dikendalikan karena ketika kita stres sebenarnya sudah terjadi kerusakan dalam tubuh.

Stres memiliki dampak buruk bagi pencernaan seperti halnya yang dilakukan makanan yang membuat gemuk. Demikian menurut studi yang dilakukan pada tikus oleh peneliti di Brigham Young University.

Dalam studi tersebut, para peneliti melihat mikrobiota atau bakteri yang hidup di saluran pencernaan usus tikus. Bakteri tersebut menurut beberapa penelitian terkait dengan dengan kesehatan metabolisme kita.

Para peneliti melakukan tes stres pada tikus dan menemukan bahwa mikroba usus tikus betina benar-benar berubah menyerupai tikus yang mengalami obesitas. Pergeseran tersebut menunjukkan bahwa stres dapat mempengaruhi metabolisme sama seperti makanan, tulis para peneliti.

Sementara tikus jantan tidak memiliki pergeseran mikroba yang serupa, tapi mereka menjadi lebih merasa cemas dan kurang aktif secara fisik ketika stres.

Meskipun penelitian ini baru dilakukan pada tikus, tapi penelitian terbaru memperlihatkan bahwa stres memang menyebabkan obesitas. Sebagai contoh, satu studi yang dipublikasikan pada Februari lalu dalam jurnal Obesity menemukan kadar hormon stres kortisol berkorelasi dengan ukuran lingkar pinggang yang lebih besar. Kondisi tidak nyaman ini membuat kita balik ke masa manusia gua, menurut Dr Holly Lofton, pakar program penurunan berat badan di NYU Langone Health.

Saat manusia kembali dalam situasi melawan-atau-lari dalam menghadapi stres—seperti melarikan diri dari pemangsa—kadar glukosa mereka akan meningkat untuk bersiap-siap menghadapi situasi tersebut.

Di era modern seperti ini, mekanisme tersebut tidak berguna. “Jadi ketika glukosa naik, insulin pun naik, yang menyebabkan penimbunan lemak,” katanya.

Lofton menambahkan, biasanya ia menyarankan pasiennya yang mengalami obesitas untuk mencari cara bersantai, seperti meditasi atau hal lain yang membuat mereka merasa tenang.(kc)

 

Berita Terkait

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Semifinal Leg Kedua Liga Champions Dini Hari Nanti, PSG Ingin Cetak Gol Cepat, Borussia Dortmund Berambisi Wujudkan Mimpi

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.