SURABAYA – KONI Kaltim secara khusus belajar perencanaan dan pelaksanaan PON Remaja ke KONI Jatim yang lebih dahulu menjadi tuan rumah PON Remaja I 2015 lalu pada Selasa (18/7) hingga Rabu (19/7) kemarin. Saat Jatim menjadi tuan rumah 2015 silam mempertandingkan 15 cabor olahraga dengan menghabiskan Rp40 miliar. Dana tersebut bersumber dari APBD Jatim yakni Rp30 miliar dan bantuan APBN Rp10 miliar. 

Hal ini karena sebelumnya KONI Pusat meminta secara khusus kepada Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak baik lisan maupun resmi untuk menjadi tuan rumah PON Remaja II dan disanggupi oleh gubernur, sehingga KONI Kaltim yang diberi tugas oleh gubernur merancang persiapan PON Remaja II tahun 2018 akan datang, inilah yang menjadi alasan KONI Kaltim secara khusus mendatangi KONI Jatim untuk studi banding dan konsultasi persiapan dan pelaksanaan pesta olahraga atlet remaja tersebut.

Tim KONI Kaltim ke Surabaya dipimpin langsung Ketua Umum KONI Kaltim Zuhdi Yahya, ikut mendampingi Waketum IV Rusdiansyah Aras, Bendahara Umum Syafruddin AH, Wakil Sekretaris Hari Mukti. Serta Kabid Media dan Humas Zulkarnain.

Diawal pertemuan Zuhdi Yahya menyatakan KONI Kaltim ingin belajar berkaitan dengan pelaksanaan PON Remaja, terutama mengenai menggalangan dan pengelolaan dana pesta olahraga yang pernah sukses digelar di Surabaya tersebut. “Kami ingin belajar banyak,” ujar Zuhdi.

Dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih 1 jam tersebut, Tim KONI Kaltim diterima oleh jajaran pengurus KONI Jatim diantaranya Ketua harian M Nabil, Waketum III Sucipto, Waketum IV Iramantara Subagyo, Bendum Sumaniyaah serta Sekum KONI Jatim Suwanto.

Pada kesempatan itu, KONI Jatim menyatakan dukungan untuk Kaltim sebagai tuan rumah PON Remaja II yang dijadwalkan berlangsung tahun 2018. Hal itu karena KONI Jatim menilai PON Remaja sangat penting dan punya arti strategis dalam pembinaan olahraga di Indonesia. “Kami sangat mendukung Kaltim sebagai tuan rumah PON Remaja, karena event itu sangat penting dalam pembinaan olahraga yang memang harus berkesinambungan dan terprogram,” kata Sucipto. (rgn)