Kamis, 01/03/2018

Latihan Atlet Senior dan Junior Harus Beda

Kamis, 01/03/2018

JANGAN DIPAKSA: Pembentukan otot atlet senior dan junior berbeda, karena itu diperlukan pola latihan yang juga tak bisa sama. (istimewa)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Latihan Atlet Senior dan Junior Harus Beda

Kamis, 01/03/2018

logo

JANGAN DIPAKSA: Pembentukan otot atlet senior dan junior berbeda, karena itu diperlukan pola latihan yang juga tak bisa sama. (istimewa)

SAMARINDA – Program latihan yang selama dibuat pelatih dari seluruh cabang olahraga tak disarankan untuk sama antara senior dan junior. Menurut  Pelatih Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim, Jhon Barahama, selama ini ada yang keliru dalam pemberian program latihan kepada atlet.

“Pembentukan otot senior dan junior berbeda, misalnya junior dipaksakan untuk menggunakan program seniornya mungkin berprestasi tapi tidak tahan lama dan saat akan dinaikkan lagi tidak bisa karena ototnya itu sudah dipaksanakan. Karena itu pelatih harus bisa membedakan latihan antara atlet muda dan yang sudah berpengalaman,” kata Jhon yang baru saja mengikuti Bimbingan Teknik (Bintek) di Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) 26-27 Februari lalu. 

Menurutnya, setelah ada bimtek ini para pelatih banyak yang baru mengetahui hal ini. “Jangankan di Kaltim diselurih Indonesia pun sama, itu yang dikatakan pihak menpora Dr.Ria Lumintiarso, Dr. Tjocup serta Warsiman,” sebutnya

Bimtek masih fokus pada 5 cabang olahraga yakni atletik, gulat, angkat besi angkat berat dan binaraga,  balap sepeda dan anggar. “Ke depannya bisa berkembang lagi, karena memang mereka ini keliling Indonesia untuk membagi ilmu yang memang selama ini salah persepsi,” ungkapnya.

Kaltim selama ini dinilai daerah yang serius dalam pembinaan olahraganya, ditambah dengan sarana fasilitas yang cukup menunjang, sehingga mudah dalam melakukan observasi. “Untuk itu memang dalam pembinanan atlet harus bertahap ada jenjangnya, tidak instan agar atlet bisa berprestasi hingga internasional dan tahan lama,” sebut Jhon. (rgn)

Latihan Atlet Senior dan Junior Harus Beda

Kamis, 01/03/2018

JANGAN DIPAKSA: Pembentukan otot atlet senior dan junior berbeda, karena itu diperlukan pola latihan yang juga tak bisa sama. (istimewa)

Berita Terkait


Latihan Atlet Senior dan Junior Harus Beda

JANGAN DIPAKSA: Pembentukan otot atlet senior dan junior berbeda, karena itu diperlukan pola latihan yang juga tak bisa sama. (istimewa)

SAMARINDA – Program latihan yang selama dibuat pelatih dari seluruh cabang olahraga tak disarankan untuk sama antara senior dan junior. Menurut  Pelatih Sekolah Khusus Olahragawan Internasional (SKOI) Kaltim, Jhon Barahama, selama ini ada yang keliru dalam pemberian program latihan kepada atlet.

“Pembentukan otot senior dan junior berbeda, misalnya junior dipaksakan untuk menggunakan program seniornya mungkin berprestasi tapi tidak tahan lama dan saat akan dinaikkan lagi tidak bisa karena ototnya itu sudah dipaksanakan. Karena itu pelatih harus bisa membedakan latihan antara atlet muda dan yang sudah berpengalaman,” kata Jhon yang baru saja mengikuti Bimbingan Teknik (Bintek) di Kementrian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) 26-27 Februari lalu. 

Menurutnya, setelah ada bimtek ini para pelatih banyak yang baru mengetahui hal ini. “Jangankan di Kaltim diselurih Indonesia pun sama, itu yang dikatakan pihak menpora Dr.Ria Lumintiarso, Dr. Tjocup serta Warsiman,” sebutnya

Bimtek masih fokus pada 5 cabang olahraga yakni atletik, gulat, angkat besi angkat berat dan binaraga,  balap sepeda dan anggar. “Ke depannya bisa berkembang lagi, karena memang mereka ini keliling Indonesia untuk membagi ilmu yang memang selama ini salah persepsi,” ungkapnya.

Kaltim selama ini dinilai daerah yang serius dalam pembinaan olahraganya, ditambah dengan sarana fasilitas yang cukup menunjang, sehingga mudah dalam melakukan observasi. “Untuk itu memang dalam pembinanan atlet harus bertahap ada jenjangnya, tidak instan agar atlet bisa berprestasi hingga internasional dan tahan lama,” sebut Jhon. (rgn)

 

Berita Terkait

Hindari Hasil Imbang Apalagi Kalah, Borneo FC Siap Revans Hadapi Madura United Besok Malam di Batakan

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.