Senin, 11/09/2017

Ternyata Lifter Indonesia Over Weight

Senin, 11/09/2017

TAK TERKONTROL: Kegagalan Eko Yuli Irawan di SEA Games 2017 lalu salah satunya ternyata karena kelebihan berat badan.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Ternyata Lifter Indonesia Over Weight

Senin, 11/09/2017

logo

TAK TERKONTROL: Kegagalan Eko Yuli Irawan di SEA Games 2017 lalu salah satunya ternyata karena kelebihan berat badan.

JAKARTA - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan mengevaluasi kasus over weight atau kelebihan berat badan yang terjadi pada lifter pelatnas SEA Games XXIX/2017 dan Asian Games 2018 di bawah komando pelatih asing Avenas Pandoo.

Bukan hanya peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko Yuli Irawan, tapi M Hasbi juga mengalaminya. Bedanya Eko bisa tampil di SEA Games XXIX/2017, tapi gagal mempertahankan medali emas dan hanya meraih perak. Tetapi, nasib M Hasbi lebih miris. Meski berulangkali masuk sauna, dia tetap tidak bisa tampil di kelas 69 kg karena over weight pada Universiade di Taipeh, 18-30 Agustus 2017 lalu.

“Kita akan melakukan evaluasi, karena kasus over weight ini sudah berulangkali terjadi. Saat 10 hari menjelang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko yang diproyeksikan di kelas 62kg memiliki berat badan 68kg. Jadi, dia over weight 6 kg. Begitu juga saat di SEA Games XXIX Malaysia 2017, dia over weight 3kg. Soal over weight yang dialami Eko di Rio de Janeiro, kita sudah pernah koordinasikan dengan Avenas Pandoo dan manajer Alam Syahrial, tapi tetap saja terulang,” kata Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja. 

Menurut Hadi, penurunan berat badan lifter yang akan bertanding sebesar 2-3 kg memang biasa dilakukan. Tetapi, sebagai elit atlet yang tergabung dalam Prima, hal itu tidak perlu terjadi. “Selaku elite atlet disiplin akan berat badan akan mencerminkan hasil yang lebih baik. Dan, jangan lupa faktor usia mempengaruhi performance,” katanya. 

Yang ideal, kata Hadi, dalam latihan atau satu bulan sebelum hari pertandingan berat badan lifter harus tidak lebih 5 persen dari kelas yang diikutinya dan terus turun pada hari menuju kelas yang dituju. “Contohnya, lifter yang akan bertanding di kelas 48 kg, maka dalam latihan lifter tersebut maksimal berat badannya 50,4 kg. Sebelum menuju hari H diturunkan hingga 48 kg. Namun jika ini dianggarkan, maka hukum 5 persen akan menggerus PrestasiBest performance,” tegasnya. (ant)

Ternyata Lifter Indonesia Over Weight

Senin, 11/09/2017

TAK TERKONTROL: Kegagalan Eko Yuli Irawan di SEA Games 2017 lalu salah satunya ternyata karena kelebihan berat badan.

Berita Terkait


Ternyata Lifter Indonesia Over Weight

TAK TERKONTROL: Kegagalan Eko Yuli Irawan di SEA Games 2017 lalu salah satunya ternyata karena kelebihan berat badan.

JAKARTA - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) akan mengevaluasi kasus over weight atau kelebihan berat badan yang terjadi pada lifter pelatnas SEA Games XXIX/2017 dan Asian Games 2018 di bawah komando pelatih asing Avenas Pandoo.

Bukan hanya peraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko Yuli Irawan, tapi M Hasbi juga mengalaminya. Bedanya Eko bisa tampil di SEA Games XXIX/2017, tapi gagal mempertahankan medali emas dan hanya meraih perak. Tetapi, nasib M Hasbi lebih miris. Meski berulangkali masuk sauna, dia tetap tidak bisa tampil di kelas 69 kg karena over weight pada Universiade di Taipeh, 18-30 Agustus 2017 lalu.

“Kita akan melakukan evaluasi, karena kasus over weight ini sudah berulangkali terjadi. Saat 10 hari menjelang Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Eko yang diproyeksikan di kelas 62kg memiliki berat badan 68kg. Jadi, dia over weight 6 kg. Begitu juga saat di SEA Games XXIX Malaysia 2017, dia over weight 3kg. Soal over weight yang dialami Eko di Rio de Janeiro, kita sudah pernah koordinasikan dengan Avenas Pandoo dan manajer Alam Syahrial, tapi tetap saja terulang,” kata Direktur Program Kepelatihan Performa Tinggi Lomba 1 Satlak Prima, Hadi Wihardja. 

Menurut Hadi, penurunan berat badan lifter yang akan bertanding sebesar 2-3 kg memang biasa dilakukan. Tetapi, sebagai elit atlet yang tergabung dalam Prima, hal itu tidak perlu terjadi. “Selaku elite atlet disiplin akan berat badan akan mencerminkan hasil yang lebih baik. Dan, jangan lupa faktor usia mempengaruhi performance,” katanya. 

Yang ideal, kata Hadi, dalam latihan atau satu bulan sebelum hari pertandingan berat badan lifter harus tidak lebih 5 persen dari kelas yang diikutinya dan terus turun pada hari menuju kelas yang dituju. “Contohnya, lifter yang akan bertanding di kelas 48 kg, maka dalam latihan lifter tersebut maksimal berat badannya 50,4 kg. Sebelum menuju hari H diturunkan hingga 48 kg. Namun jika ini dianggarkan, maka hukum 5 persen akan menggerus PrestasiBest performance,” tegasnya. (ant)

 

Berita Terkait

Hindari Hasil Imbang Apalagi Kalah, Borneo FC Siap Revans Hadapi Madura United Besok Malam di Batakan

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.