Rabu, 05/07/2017

Berat, Perjuangan Indonesia di SEA Games 2017

Rabu, 05/07/2017

DIRUGIKAN: Wahyuni, atlet Indonesia yang tidak akan berlaga di SEA Games 2017 karena kebijakan tuan rumah Malaysia yang menghapus cabang olahraga angkat besi.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Berat, Perjuangan Indonesia di SEA Games 2017

Rabu, 05/07/2017

logo

DIRUGIKAN: Wahyuni, atlet Indonesia yang tidak akan berlaga di SEA Games 2017 karena kebijakan tuan rumah Malaysia yang menghapus cabang olahraga angkat besi.

JAKARTA - Satlak Prima tak mau berharap banyak pada kontingen Indonesia di SEA Games 2017 kendati sudah cukup lama Indonesia tak tampil sebagai juara umum di ajang SEA Games. Sukses terakhir yang didapat adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah pada SEA Games 2011.

Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto mengakui perjuangan Indonesia di SEA Games 2017 akan sangat berat. Itu karena Malaysia sebagai tuan rumah memiliki kebijakan yang merugikan kontingen Indonesia. “SEA Games 2017 itu menjadi SEA Games yang paling berat bagi kita. Karena potensi perolehan 27 medali kita dipotong tuan rumah. Sebut saja rowing, kano, balap sepeda, tinju, angkat besi, total ada 10 cabor. Tapi itu harus dijadikan sebagai tantangan,” kata Sutjipto.

Di sisi lain, Satlak Prima juga memprediksi peluang medali yang diraih Indonesia dari 544 atlet yang dikirim adalah 50-59. Itu termasuk medali emas dan perak.  “Berat, karena sebelumnya kita hanya dapat 49. Hanya ada penambahan 10 medali, itupun jika beruntung. Di olahraga harus betul-betul terukur, tidak ada lompatan besar,” Sutjipto menambahkan.

Itu yang membuat Satlak Prima enggan memasang target tinggi di SEA Games 2017. Bagi mereka, SEA Games hanya sebagai batu loncatan menuju ajang yang tak kalah penting, yakni saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. “Jadi tak berharap banyak karena ada 27 yang sudah hilang. Jika Malaysia dan Thailand bersaing ketat, masing-masing 150-an medali, kita bisa melakukan peningkatan peringkat,” bebernya.

Sekadar catat­an, usai tampil sebagai juara umum SEA Games 2011, perolehan medali Indonesia cukup melorot. Di SEA Games 2013 Myanmar, Indonesia menempati posisi keempat dengan rincian medali 64 emas, 84 perak, dan 110 perunggu. Di SEA Games 2015 Singapura, Indonesia menghuni peringkat kelima dengan 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu. (lbc)

Berat, Perjuangan Indonesia di SEA Games 2017

Rabu, 05/07/2017

DIRUGIKAN: Wahyuni, atlet Indonesia yang tidak akan berlaga di SEA Games 2017 karena kebijakan tuan rumah Malaysia yang menghapus cabang olahraga angkat besi.

Berita Terkait


Berat, Perjuangan Indonesia di SEA Games 2017

DIRUGIKAN: Wahyuni, atlet Indonesia yang tidak akan berlaga di SEA Games 2017 karena kebijakan tuan rumah Malaysia yang menghapus cabang olahraga angkat besi.

JAKARTA - Satlak Prima tak mau berharap banyak pada kontingen Indonesia di SEA Games 2017 kendati sudah cukup lama Indonesia tak tampil sebagai juara umum di ajang SEA Games. Sukses terakhir yang didapat adalah ketika Indonesia menjadi tuan rumah pada SEA Games 2011.

Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto mengakui perjuangan Indonesia di SEA Games 2017 akan sangat berat. Itu karena Malaysia sebagai tuan rumah memiliki kebijakan yang merugikan kontingen Indonesia. “SEA Games 2017 itu menjadi SEA Games yang paling berat bagi kita. Karena potensi perolehan 27 medali kita dipotong tuan rumah. Sebut saja rowing, kano, balap sepeda, tinju, angkat besi, total ada 10 cabor. Tapi itu harus dijadikan sebagai tantangan,” kata Sutjipto.

Di sisi lain, Satlak Prima juga memprediksi peluang medali yang diraih Indonesia dari 544 atlet yang dikirim adalah 50-59. Itu termasuk medali emas dan perak.  “Berat, karena sebelumnya kita hanya dapat 49. Hanya ada penambahan 10 medali, itupun jika beruntung. Di olahraga harus betul-betul terukur, tidak ada lompatan besar,” Sutjipto menambahkan.

Itu yang membuat Satlak Prima enggan memasang target tinggi di SEA Games 2017. Bagi mereka, SEA Games hanya sebagai batu loncatan menuju ajang yang tak kalah penting, yakni saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. “Jadi tak berharap banyak karena ada 27 yang sudah hilang. Jika Malaysia dan Thailand bersaing ketat, masing-masing 150-an medali, kita bisa melakukan peningkatan peringkat,” bebernya.

Sekadar catat­an, usai tampil sebagai juara umum SEA Games 2011, perolehan medali Indonesia cukup melorot. Di SEA Games 2013 Myanmar, Indonesia menempati posisi keempat dengan rincian medali 64 emas, 84 perak, dan 110 perunggu. Di SEA Games 2015 Singapura, Indonesia menghuni peringkat kelima dengan 47 emas, 61 perak, dan 74 perunggu. (lbc)

 

Berita Terkait

Hindari Hasil Imbang Apalagi Kalah, Borneo FC Siap Revans Hadapi Madura United Besok Malam di Batakan

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.