ROMA – Luar biasa AS Roma. Wakil Italia itu berhasil mengkudeta Chelsea yang sejatinya terus memimpin klasemen Grup C hingga matchday ke-5 di Liga Champions musim ini. Nyatanya, di saat akhir atau matchday ke-6 yang berlangsung Rabu (6/12) dinihari kemarin, Giallorossi mengambil alih posisi teratas setelah mengalahkan Qarabag dengan skor tipis 1-0 di Olimpico. Hasil imbang 1-1 antara Chelsea kontra Atletico Madrid di Stamford Bridge memuluskan langkah Roma jadi juara grup. Meski memiliki poin yang sama 11 dengan Chelsea, namun Roma unggul head to head atas wakil Inggris tersebut. Sementara Atletico Madrid harus tersingkir dan bermain di Europa League karena finish di urutan ketiga.

Satu-satunya gol untuk Roma di laga kemarin dicetak  Diego Perotti menit ke-53. “Ini adalah kemenangan yang hebat, sulit, terutama karena saya belum punya pengalaman di Liga Champions,” kata Luigi Di Francesco, allenatore Roma. “Kami beberapa kali dapat kekalahan memalukan di Eropa, jadi ini sedikit banyak mengembalikan reputasi kami. Luar biasa bisa finis teratas di grup yang begitu sulit,” kapten Roma Danielle De Rossi menambahkan.

Sementara di Inggris, Chelsea kemungkinan besar bersua Paris Saint-Germain (PSG) atau Barcelona di 16 Besar nanti karena hanya finish di urutan kedua. Di depan pendukung sendiri, The Blues tertinggal lebih dulu lewat gol Saul Niguez menit ke-56. Tapi akhirnya pertandingan berakhir seri ketika Stefan Savic membuat gol bunuh diri setelah berusaha menghalangi tendangan Eden Hazard.

Eden Hazard tidak mempermasalahkan siapa lawan The Blues nantinya.  “Kami adalah tim papan atas, sehingga kami bisa menghadapi siapa pun. Kami tahu PSG dan Barcelona tim yang sangat bagus. Jadi, Chelsea harus bersiap untuk semuanya,” kata Hazard dikutip dari Soccerway. 

Antonio Conte senada dengan Hazard. “Ketika Anda bermain di kompetisi ini dan melaju ke babak selanjutnya anda harus siap berhadapan dengan tim terbaik. Kami bisa bermain melawan Barcelona, Paris atau Besiktas. Kami harus siap karena ini kompetisi yang fantastis, turnamen terbaik dan untuk alasan ini ketika Anda terus melaju Anda ingin menjadi protagonis di turnamen ini dan Anda harus siap menghadapi semua tim,” kata Conte. 

Kegagalan Atletico lolos dari fase grup Liga Champions merupakan kali pertama sejak musim 2009/10. Kala itu, Los Rojiblancos yang masih diperkuat oleh Diego Forlan dan Sergio Aguero turun ke Liga Europa, dan keluar sebagai jawara. Pelatih Diego Simeone tak menganggapnya sebagai sebuah kegagalan. “Kami tidak gagal.  Saya akan memotivasi para pemain untuk Liga Europa seperti yang saya lakukan untuk sebuah laga persahabatan, laga La Liga, laga Copa del Rey. Ketika Anda memakai kostum Atletico, Anda tak butuh motivasi tambahan,” ujar Simeone. (lbc)