Jumat, 12/01/2018
Jumat, 12/01/2018
Jumat, 12/01/2018
MALINAU- General Manager PT Artha Marth Nahakramo (AMNK), Iwan Norman memastikan bahwa pihaknya saat ini akan tetap melanjutkan pembangunan Jembatan Aramco atau Bailey, jembatan beton dengan gorong-gorong atau bronjongan besar sebagai terowongan air sungai.
Kepada media, ia menyatakan, bahwa dalam jangka pendek jembatan tersebut dibutuhkan untuk memperlancar mobilisasi dan produktifitas perusahaan dalam kaitannya dengan penambangan batubara. Pun model jembatan tersebut ditentang pemerintah dan banyak pihak, karena dinilai menggangu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Untuk kelancaran produksi itulah pihak AMNK terus mengerjalan pembangunan/perbaikan jembatan yang seperempatnya sempat jebol beberapa bulan lalu. Padahal jembatan tersebut digadang-gadang pihak perusahaan mampu bertahan sampai 100 tahun. Jembatan gorong-gorong tersebut nantinya akan menghubungkan Pit 2 ke Pit 5 yang merupakan kolam pengelolaan limbah milik AMNK.
“Sekarang lagi pasang bronjong,” ujarnya pada media, Jumat (12/1) kemarin. Juga upaya pengangkatan bangkai jembatan agar tidak mengganggu lalu lintas sungai.
Terhadap adanya kegiatan di lapangan yang mengganggu DAS, kata Iwan, pihaknya memastikan akan melakukan pemulihan setelah normalisasi jembatan selesai.
“Itu untuk aktifitas pengangkutan bekas jembatan. Setelah itu selesai, jembatan permanen baru akan dikembalikan DAS-nya,” kata Iwan.
Soal izin dari DPU, Iwan mengaku pihaknya memang belum mengantongi izin. “Kami masih tunggu izin dari DPU untuk membangun jembatan. Ini hanya jembatan sementara. Konstruksinya sama dengan jembatan sementara yang dibangun oleh TNI. Biasanya, nama jembatannya ini jembatan Bailey. Kapasitasnya 35 ton. Tapi, sifat jembatan ini hanya sementara. Pihak perusahaan, lanjutnya, masih menunggu izin pembangunan jembatan rangka baja dari DPU PRPKP Malinau dan DLHD Malinau. Rencananya. Ia menyebutkan akan membangun jembatan rangka baja l sepanjang 100 meter. (wh)
MALINAU- General Manager PT Artha Marth Nahakramo (AMNK), Iwan Norman memastikan bahwa pihaknya saat ini akan tetap melanjutkan pembangunan Jembatan Aramco atau Bailey, jembatan beton dengan gorong-gorong atau bronjongan besar sebagai terowongan air sungai.
Kepada media, ia menyatakan, bahwa dalam jangka pendek jembatan tersebut dibutuhkan untuk memperlancar mobilisasi dan produktifitas perusahaan dalam kaitannya dengan penambangan batubara. Pun model jembatan tersebut ditentang pemerintah dan banyak pihak, karena dinilai menggangu Daerah Aliran Sungai (DAS).
Untuk kelancaran produksi itulah pihak AMNK terus mengerjalan pembangunan/perbaikan jembatan yang seperempatnya sempat jebol beberapa bulan lalu. Padahal jembatan tersebut digadang-gadang pihak perusahaan mampu bertahan sampai 100 tahun. Jembatan gorong-gorong tersebut nantinya akan menghubungkan Pit 2 ke Pit 5 yang merupakan kolam pengelolaan limbah milik AMNK.
“Sekarang lagi pasang bronjong,” ujarnya pada media, Jumat (12/1) kemarin. Juga upaya pengangkatan bangkai jembatan agar tidak mengganggu lalu lintas sungai.
Terhadap adanya kegiatan di lapangan yang mengganggu DAS, kata Iwan, pihaknya memastikan akan melakukan pemulihan setelah normalisasi jembatan selesai.
“Itu untuk aktifitas pengangkutan bekas jembatan. Setelah itu selesai, jembatan permanen baru akan dikembalikan DAS-nya,” kata Iwan.
Soal izin dari DPU, Iwan mengaku pihaknya memang belum mengantongi izin. “Kami masih tunggu izin dari DPU untuk membangun jembatan. Ini hanya jembatan sementara. Konstruksinya sama dengan jembatan sementara yang dibangun oleh TNI. Biasanya, nama jembatannya ini jembatan Bailey. Kapasitasnya 35 ton. Tapi, sifat jembatan ini hanya sementara. Pihak perusahaan, lanjutnya, masih menunggu izin pembangunan jembatan rangka baja dari DPU PRPKP Malinau dan DLHD Malinau. Rencananya. Ia menyebutkan akan membangun jembatan rangka baja l sepanjang 100 meter. (wh)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.