Penulis : Indri

KORANKALTIM.COM, TANJUNG REDEB - Perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau kepada potensi budaya bahari perlu diacungi jempol.

Terbukti, ada  dua program unggulan yang telah dicanangkan Pemkab Berau yaitu program pembangunan berupa balai adat dan taman budaya serta revitalisasi bangunan bersejarah seperti keraton, makam, bersejarah dan lain sebagainya di Bumi Batiwakkal.

Program tersebut juga dirasakan pada Keraton Sambaliung dan Keraton Gunung Tabur yang menjadi bersejarah di Kabupaten Berau.

Pemangku Kesultanan Sambaliung Sultan Raja Muda Perkasa (RMP) Datu Amir melalui Ketua Dewan Adat Hasanuddin yang hadir di Musrenbang Tingkat Kecamatan di Kecamatan Sambaliung kepada Korankaltim.com Kamis (13/2/2025) hari ini menjelaskan, secara keseluruhan, tampak Keraton Sambaliung dari luar terlihat bersih, rapi dan kokoh namun tidak dengan kondisi di dalam keraton. "Karena sebentar-bentar dicat lalu halaman di keraton sudah di rehab semua," ungkap Hasanuddin.

Saat terjadi hujan deras ternyata bagian dalam keraton atau lebih tepatnya dapur keraton mengalami kebocaran parah.

Bahkan, dirinya sempat mengabadikan dan mengupload ke media sosial.  "Saya sempat video dan saya posting di Facebook dan banyak mendapat respon," ungkapnya.

Sekretaris Daerah (Sekda) Muhammad Said sempat menyarankan pihak keraton untuk mengajukan proposal terkait pembangunan rehab Keraton Sambaliung agar diusulkan pada anggaran perubahan tahun anggaran 2025.

"Maksud saya, kalau dari luar memang bagus, tapi kalau dari dalam itu nanti dicarikan konsultan yang bisa meneliti bagian apa saja yang bisa diperbaiki. Jadi mohon tahun ini di prioritaskan," harap Hasanuddin.

Muhammad Said menambahkan, untuk menganggarkan pada anggaran perubahan tahun 2025 untuk mempertimbangkan perbaikan dalam keraton. Hal ini bertunjuan untuk melindungi dan melestarikan peninggalan sejarah. "Banyak upaya yang sudah kita lakukan," ujar Said, 

Sebagai daerah yang cukup bersejarah di Kabupaten Berau, dirinya sangat berharap partisipasi aktif dari OPD terkait, seperti Dispusip Berau dan Disbudpar Berau untuk bersama melindungi peninggalan sejarah tersebut.

Editor: Aspian Nur