Penulis: Indri

KORANKALTIM.COM, TANJUNG REDEB – Kabupaten Berau patut berbangga hati. Pasalnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjuk kabupaten tersebut jadi satu diantara lima daerah percontohan penerapan Ecosystem Approach to Aquaculture (EAA) atau Akuakultur dengan Pendekatan Ekosistem (ADPE).

Terkait dengan hal itu, KPP menggelar pelatihan ADPE di Ruang Walidah SM Tower Hotel di Tanjung Redeb Senin (10/5/2024) kemarin dan berakhir 12 Juni besok.

Kepala Bidang Budidaya Dinas Perikanan (Diskan) Berau Budiono mengatakan, selain Berau daerah lain yang dijadikan percontohan adalah Riau, Cilacap, Lombok Timur dan Pinrang.

Bumi Batiwakkal terpilih dalam program ini karena ada beberapa faktor pendukung diantaranya dukungan pemerintah pusat berupa sertifikat lahan perikanan budidaya sebayak 158 bidang, stimulasi paket bantuan dari provinsi dan bimbingan teknis kepada pembudidaya dari pemerintah kabupaten setempat.

Program ADPE di Berau nantinya akan dilakukan pembentukan dan pembiayaan tim pokja baru yang dibentuk setelah melaksanakan pelatihan, penetapan kawasan ADPE dan penyusunan dokumen.

"Ada dua isi besar yng ingin kami dorong melalui otoritas tertinggi di Berau yakni penetapan pengelolaan kawasan menggunakan pandekatan ADPE dan pembentukan tim pengelola atau pokja kawasan ADPE," sebut Budiono.

Sekretaris Daerah (Sekda) Berau Muhammad Said menjelaskan, potensi perikanan di Berau termasuk tambak udang windu sangat luar biasa. Berdasarkan data luas Berau kurang lebih 34.000 km2, luas daratan 22.000 km2 dan luasan laut sebanyak 12.000 km2 dengan potensi perikanan 462 ton/harinya.

Namun saat ini tantangan yang dihadapi adalah belum optimalnya tata kelola lingkungan hidup, belum optimalnya kontribusi sub-sektor perikanan terhadap perekonomian daerah, serta belum efektifnya pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan di Berau.

"Beberapa waktu lalu saya berdiskusi dengan panitia pelaksana dan ada informasi kegiatan ini ternyata tidak hanya bersifat teoritikal, tetapi juga akan ada praktik lapangan," ujar Said.

Pemkab Berau menyambut baik atas terselenggaranya kegiatan pelatihan ini untuk mendukung pengelolaan kawasan budidaya perikanan yang berkelanjutan yang memiliki manfaat dibidang sosial, ekonomi, dan tata kelola.

"Saya pun berharap, program ini juga dapat memotivasi perangkat terkait, khususnya kelompok pembudidaya prinsip ADPE dapat benar-benar diterapkan di kampung-kampung potensial di Berau," ujarnya.

Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia, Lilly Aprilia Pregiwati menyebut jika budidaya ikan yang tidak ramah lingkungan berdampak negatif pada penurunan produksi, pendapatan, dan degradasi lahan.

“Tidak mungkin melakukan konservasi tanpa memperhatikan ekonomi masyarakat, maka di dalam sasaran utama kami ada dua yaitu bagaimana melakukan pengurangan emisi karbon, tetapi di saat yang sama juga mencari cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” sebut Lilly.

Editor: Aspian Nur