Senin, 05/02/2018
Senin, 05/02/2018
Alfons T Lung Beraan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim
Senin, 05/02/2018
Alfons T Lung Beraan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim
SAMARINDA – Atlet-atlet yang masuk dalam TC Desentralisasi Mandiri akan dievaluasi oleh KONI Kaltim melalui kejuaraan yang mereka ikuti dan dari hasil yang didapat atlet akan menentukan apakah mereka bertahan atau tidak mengingat ada system promosi degradasi (promdeg) yang diberlakukan.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim, Alfons T Lung Beraan menjelaskan, pemusatan latihan desentralisasi ini merupakan upaya dari KONI Kaltim untuk mencari atlet terbaik untuk dikirim ke Pra-PON 2019 dan PON XX/2020 di Papua.
“Evaluasi untuk atlet berupa kejuaaraan yang nantinya mereka ikuti dan itu harus ada progresnya. Atlet harus berjuang maksimal dan memenuhi target yang dibebankan, kalau gagal dievaluasi, kalau dinilai kurang bagus harus siap menerima kalau didegradasi. Kami sudah susun sampai detailnya, jika gagal dievaluasi ada apa, nah kemungkinan bisa didegradasi digantikan yang baru,” papar Alfons.
Kejuaraan yang harus diikuti oleh atlet sebagai ajang evaluasi tersebut, juga KONI Kaltim yang akan menentukan paramaternya. “Porprov termasuk ajang evaluasi atlet. Sebenarnya kami berencana ada tes fisik, kesehatan dan lainnya, tetapi melihat kondisi saat ini tidak memungkinkan, makanya kami menggunakan even sebagai alternatif untuk evaluasinya, walaupun memang itu sangat penting,” imbuhnya.
Nantinya parameter yang digunakan KONI akan berbeda, kalau saat ini kejuaraan atau Porprov, maka setelah Pra-PON dan atlet sudah lolos ke PON evaluasinya juga akan berbeda. “Terus berkelanjutan dengan tingkat yang lebih tinggi lagi yang pastinya akan lebih berat lagi, karena muaranya itu di PON 2020,” tegas Alfons. (rgn)
Alfons T Lung Beraan Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim
SAMARINDA – Atlet-atlet yang masuk dalam TC Desentralisasi Mandiri akan dievaluasi oleh KONI Kaltim melalui kejuaraan yang mereka ikuti dan dari hasil yang didapat atlet akan menentukan apakah mereka bertahan atau tidak mengingat ada system promosi degradasi (promdeg) yang diberlakukan.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Kaltim, Alfons T Lung Beraan menjelaskan, pemusatan latihan desentralisasi ini merupakan upaya dari KONI Kaltim untuk mencari atlet terbaik untuk dikirim ke Pra-PON 2019 dan PON XX/2020 di Papua.
“Evaluasi untuk atlet berupa kejuaaraan yang nantinya mereka ikuti dan itu harus ada progresnya. Atlet harus berjuang maksimal dan memenuhi target yang dibebankan, kalau gagal dievaluasi, kalau dinilai kurang bagus harus siap menerima kalau didegradasi. Kami sudah susun sampai detailnya, jika gagal dievaluasi ada apa, nah kemungkinan bisa didegradasi digantikan yang baru,” papar Alfons.
Kejuaraan yang harus diikuti oleh atlet sebagai ajang evaluasi tersebut, juga KONI Kaltim yang akan menentukan paramaternya. “Porprov termasuk ajang evaluasi atlet. Sebenarnya kami berencana ada tes fisik, kesehatan dan lainnya, tetapi melihat kondisi saat ini tidak memungkinkan, makanya kami menggunakan even sebagai alternatif untuk evaluasinya, walaupun memang itu sangat penting,” imbuhnya.
Nantinya parameter yang digunakan KONI akan berbeda, kalau saat ini kejuaraan atau Porprov, maka setelah Pra-PON dan atlet sudah lolos ke PON evaluasinya juga akan berbeda. “Terus berkelanjutan dengan tingkat yang lebih tinggi lagi yang pastinya akan lebih berat lagi, karena muaranya itu di PON 2020,” tegas Alfons. (rgn)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.