Selasa, 18/07/2017

Roger Federer Penguasa Wimbledon

Selasa, 18/07/2017

SEJARAH BESAR: Foto perjalanan prestasi Roger Federer saat juara turnamen tenis dunia Wimbledon yang tahun ini didapatkannya untuk ke delapn kali.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Roger Federer Penguasa Wimbledon

Selasa, 18/07/2017

logo

SEJARAH BESAR: Foto perjalanan prestasi Roger Federer saat juara turnamen tenis dunia Wimbledon yang tahun ini didapatkannya untuk ke delapn kali.

LONDON - Roger Federer menuntaskan ambisinya menjadi petenis tersukses dalam sejarah Wimbledon. Petenis Swiss itu merengkuh gelar ke kedelapan setelah mengalahkan Marin Cilic straight set 6-3, 6-1, dan 6-4 pada laga final di Center Court All England Club, London, Minggu (16/7) malam lalu.

Federer meninggalkan Pete Sampras dan William Renshaw yang masing-masing meraih tujuh trofi sejak era  open tournament. Pertama kali Federer menjadi juara pada edisi 2003, lalu berturut-turut 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2012, dan 2017. Sukses Federer sempat dijeda Novak Djokovic pada final 2014 dan 2015. Ini juga merupakan gelar juara Grand Slam ke-19. Federer juga tercatat sebagai petenis tertua yang menjuarai Wimbledon sejak era Open dimulai pada 1968. Usianya saat ini adalah 35 tahun. Federer menajamkan rekor jumlah gelar grand slam-nya menjadi total 19 titel selama karir profesional.

“Setelah tahun lalu, saya tidak yakin apakah saya akan berada di sini lagi. Saya punya lawan di final yang sangat sulit. Tapi, saya selalu percaya bahwa saya akan bisa kembali lagi ke sini lagi. Saya terus yakin dan bermimpi, dan ternyata saya kembali di sini hari ini,” kata Federer.

Petenis kelahiran Basel, Swiss, 8 Agustus 1981, itu untuk pertama kali menjuarai Wimbledon tanpa kelihangan satu set pun. Sementara Marin Cilic tampil di bawah performa terbaiknya, dengan hanya memenangkan delapan game saja, yang merupakan total game terendah untuk finalis Wimbledon yang kalah sejak 2002 saat Lleyton Hewitt mengalahkan David Nalbandian 6-1, 6-3, 6-2. 

Namun, Federer tetap memuji lawannya itu. “Cilic berjuang dengan baik, dia adalah pahlawan. Selamat atas turnamen yang luar biasa ini. Anda harus sangat bangga bermain di final ini. Saya harap kita bisa bermain lagi suatu saat di tempat yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu  Marin Cilic harus menyerah kalah  karena kaki kirinya melepuh. Di awal set kedua, Cilic menangis karena kakinya melepuh hebat. Luka itu muncul setelah kemenangan atas Sam Querrey di semifinal lalu semakin parah meskipun sudah menjalani perawatan selama 30 jam. “(Tangisan) hanya sebuah perasaan karena aku tidak bisa memberikan yang terbaik di atas lapangan, aku tidak bisa memberikan permainan tenis terbaikku terutama di fase karierku sekarang, di sebuah pertandingan yang begitu besar,” ungkap Cilic, yang dilansir Telegraph. “Sulit ketika Anda berada di situasi seperti itu. Anda tahu tidak banyak kemungkinan Anda bisa menang. Anda hanya harus melewatinya,” lanjut Cilic. 

Cilic mengaku pikirannya terganggu karena luka tersebut sebelum pertandingan. Hal tersebut yang menyebabkan Cilic gagal melakukan servis-servis keras seperti biasanya. “Sulit untuk bisa fokus pada pertandingan. Pikiranku terhalangi dengan rasa sakitnya. Sulit bagiku untuk fokus pada taktik, pada hal-hal yang butuh kulakukan. Aku tidak melakukan servis dengan sangat baik pada hari ini karena hal itu. Aku tidak mampu menempatkan bola dengan baik. Situasi yang sangat, sangat sulit dihadapi,” sambung Cilic. (sdc)

Roger Federer Penguasa Wimbledon

Selasa, 18/07/2017

SEJARAH BESAR: Foto perjalanan prestasi Roger Federer saat juara turnamen tenis dunia Wimbledon yang tahun ini didapatkannya untuk ke delapn kali.

Berita Terkait


Roger Federer Penguasa Wimbledon

SEJARAH BESAR: Foto perjalanan prestasi Roger Federer saat juara turnamen tenis dunia Wimbledon yang tahun ini didapatkannya untuk ke delapn kali.

LONDON - Roger Federer menuntaskan ambisinya menjadi petenis tersukses dalam sejarah Wimbledon. Petenis Swiss itu merengkuh gelar ke kedelapan setelah mengalahkan Marin Cilic straight set 6-3, 6-1, dan 6-4 pada laga final di Center Court All England Club, London, Minggu (16/7) malam lalu.

Federer meninggalkan Pete Sampras dan William Renshaw yang masing-masing meraih tujuh trofi sejak era  open tournament. Pertama kali Federer menjadi juara pada edisi 2003, lalu berturut-turut 2004, 2005, 2006, 2007, 2009, 2012, dan 2017. Sukses Federer sempat dijeda Novak Djokovic pada final 2014 dan 2015. Ini juga merupakan gelar juara Grand Slam ke-19. Federer juga tercatat sebagai petenis tertua yang menjuarai Wimbledon sejak era Open dimulai pada 1968. Usianya saat ini adalah 35 tahun. Federer menajamkan rekor jumlah gelar grand slam-nya menjadi total 19 titel selama karir profesional.

“Setelah tahun lalu, saya tidak yakin apakah saya akan berada di sini lagi. Saya punya lawan di final yang sangat sulit. Tapi, saya selalu percaya bahwa saya akan bisa kembali lagi ke sini lagi. Saya terus yakin dan bermimpi, dan ternyata saya kembali di sini hari ini,” kata Federer.

Petenis kelahiran Basel, Swiss, 8 Agustus 1981, itu untuk pertama kali menjuarai Wimbledon tanpa kelihangan satu set pun. Sementara Marin Cilic tampil di bawah performa terbaiknya, dengan hanya memenangkan delapan game saja, yang merupakan total game terendah untuk finalis Wimbledon yang kalah sejak 2002 saat Lleyton Hewitt mengalahkan David Nalbandian 6-1, 6-3, 6-2. 

Namun, Federer tetap memuji lawannya itu. “Cilic berjuang dengan baik, dia adalah pahlawan. Selamat atas turnamen yang luar biasa ini. Anda harus sangat bangga bermain di final ini. Saya harap kita bisa bermain lagi suatu saat di tempat yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu  Marin Cilic harus menyerah kalah  karena kaki kirinya melepuh. Di awal set kedua, Cilic menangis karena kakinya melepuh hebat. Luka itu muncul setelah kemenangan atas Sam Querrey di semifinal lalu semakin parah meskipun sudah menjalani perawatan selama 30 jam. “(Tangisan) hanya sebuah perasaan karena aku tidak bisa memberikan yang terbaik di atas lapangan, aku tidak bisa memberikan permainan tenis terbaikku terutama di fase karierku sekarang, di sebuah pertandingan yang begitu besar,” ungkap Cilic, yang dilansir Telegraph. “Sulit ketika Anda berada di situasi seperti itu. Anda tahu tidak banyak kemungkinan Anda bisa menang. Anda hanya harus melewatinya,” lanjut Cilic. 

Cilic mengaku pikirannya terganggu karena luka tersebut sebelum pertandingan. Hal tersebut yang menyebabkan Cilic gagal melakukan servis-servis keras seperti biasanya. “Sulit untuk bisa fokus pada pertandingan. Pikiranku terhalangi dengan rasa sakitnya. Sulit bagiku untuk fokus pada taktik, pada hal-hal yang butuh kulakukan. Aku tidak melakukan servis dengan sangat baik pada hari ini karena hal itu. Aku tidak mampu menempatkan bola dengan baik. Situasi yang sangat, sangat sulit dihadapi,” sambung Cilic. (sdc)

 

Berita Terkait

Manchester United Menang di Old Trafford, Rasmus Hojlund Cetak Gol Lagi Setelah 10 Pertandingan

Borneo FC Yakin Balas Kekalahan dari Madura United di Leg Kedua

Abdul Rahman Agus Pimpin Pabersi Kaltim, KONI Minta Jaga Posisi untuk Tetap jadi Cabang Olahraga Andalan

LeKOP Optimistis Kaltim Bisa Tembus 5 Besar di PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara

Championship Series: Borneo FC Kekuatan Penuh Saat Dijamu Madura United Nanti Malam

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Semifinal Leg Kedua Liga Champions Dini Hari Nanti, PSG Ingin Cetak Gol Cepat, Borussia Dortmund Berambisi Wujudkan Mimpi

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.