Jumat, 18/05/2018

Dominasi Wakil Spanyol di Eropa

Jumat, 18/05/2018

JUARA LAGI: Pemain-pemain Atletico Madrid, mengangkat trofi Europa League yang tahun ini jadi yang ketiga kalinya mereka dapatkan. ( Dailymail )

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Dominasi Wakil Spanyol di Eropa

Jumat, 18/05/2018

logo

JUARA LAGI: Pemain-pemain Atletico Madrid, mengangkat trofi Europa League yang tahun ini jadi yang ketiga kalinya mereka dapatkan. ( Dailymail )

LYON – Seperti yang sudah diduga sebelumnya, tak ada kejutan yang terjadi pada final Europa League yang berlangsung Kamis (17/5) dinihari tadi. Wakil Spanyol Atletico Madrid yang digadang jadi kampiun ajang ini mewujudkan prediksi itu dengan menumbangkan wakil Prancis, Marseille tiga gol tanpa balas dalam laga yang dimainkan di  Groupama Stadium, Lyon, Prancis tersebut. 

Antoine Griezmann jadi bintang kemenangan Los Cholchoneros dengan dua gol yang dicetaknya menit 21 dan 49 serta satu gol dari Gabi menit 89 yang memantapkan kemenangan 3-0 Atletico. Ini adalah gelar ketiga Atletico di Liga Europa setelah sebelumnya berjaya pada musim 2009/2010 dan 2011/2012.

Sukses Atletico ini sekaligus meneruskan dominasi tim Spanyol di kompetisi antarklub Eropa. Sejak 2013/2014, tim Spanyol memenangi delapan dari sembilan trofi Liga Champions dan Liga Europa. Liga Europa 2016/2017 jadi satu-satunya pengecualian. Kala itu, Manchester United tampil sebagai juara setelah mengalahkan Ajax Amsterdam di babak final.

Dalam dominasi Spanyol di rentang waktu tersebut, Sevilla sempat memenangi Liga Europa tiga kali secara beruntun yang dimulai pada 2014. Sementara di Liga Champions, Madrid juara tiga kali ditambah Barcelona satu kali. Madrid bisa membuat tim Spanyol makin menancapkan dominasinya jika bisa menjuarai Liga Champions musim ini. Los Blancos harus lebih dulu melewati adangan Liverpool di babak final yang akan dimainkan pada 26 Mei.

Pelatih Atletico Madrid  Diego Simeone memastikan gelar ini bukan sekadar trofi. Simeone, yang tak bisa membantu tim di pinggir lapangan karena sanksi dan harus menonton dari tribun, mengungkapkan betapa pentingnya kemenangan ini. Ia menjabarkan arti kesuksesan di Liga Europa bagi Atletico. “Ini menjadi musim penuh tantangan dan saya pikir Liga Europa lebih dari sekadar trofi. Ini adalah kemenangan untuk semua yang kami perjuangkan, untuk kerja keras, dan industri. Kami menemukan kembali jati diri di kompetisi ini. Dan saat melawan Arsenal kami sudah menunjukkan itu,” ungkapnya.

“Musim ini belum berakhir. Kami membutuhkan satu poin lagi untuk mengamankan posisi dua dan harus bisa melakukannya, untuk menunjukkan bahwa kami masih bisa bersaing dengan para rival,” imbuhnya.

Bagi Marseille, ini merupakan akhir yang sangat pahit bagi mereka. Ini adalah kegagalan ketiga dalam tiga penampilan mereka di final Piala UEFA/Liga Europa. Yang makin mengenaskan, mereka juga tak mencetak satu gol pun di tiga final tersebut.

Di final Piala UEFA 1998/1999, Marseille digebuk Parma 0-3. Tiga gol Parma ketika itu dicetak oleh Hernan Crespo, Paolo Vanoli, dan Enrico Chiesa. Marseille juga kalah ketika berhadapan dengan Valencia di final Piala UEFA 2003/2004. Mereka, yang saat itu diperkuat oleh Didier Drogba, menyerah 0-2 setelah gawangnya dibobol Vicente dan Mista. “Kami berjuang, tapi kami kurang pengalaman. Yang lebih penting lagi, kami harus belajar dari pertandingan-pertandingan ini untuk maju,” ujar bek Marseille, Adil Rami, seusai laga melawan Atletico.

Rekan setim Rami, Bouna Sarr, juga tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.  “Tentu saja kami kecewa kalah di final ini dan tak bisa mengangkat trofi setelah melangkah begitu jauh di kompetisi ini. Kami punya peluang untuk tampil lebih baik karena kami menciptakan beberapa kesempatan pada awal pertandingan,” kata Sarr. (lbc)


Dominasi Wakil Spanyol di Eropa

Jumat, 18/05/2018

JUARA LAGI: Pemain-pemain Atletico Madrid, mengangkat trofi Europa League yang tahun ini jadi yang ketiga kalinya mereka dapatkan. ( Dailymail )

Berita Terkait


Dominasi Wakil Spanyol di Eropa

JUARA LAGI: Pemain-pemain Atletico Madrid, mengangkat trofi Europa League yang tahun ini jadi yang ketiga kalinya mereka dapatkan. ( Dailymail )

LYON – Seperti yang sudah diduga sebelumnya, tak ada kejutan yang terjadi pada final Europa League yang berlangsung Kamis (17/5) dinihari tadi. Wakil Spanyol Atletico Madrid yang digadang jadi kampiun ajang ini mewujudkan prediksi itu dengan menumbangkan wakil Prancis, Marseille tiga gol tanpa balas dalam laga yang dimainkan di  Groupama Stadium, Lyon, Prancis tersebut. 

Antoine Griezmann jadi bintang kemenangan Los Cholchoneros dengan dua gol yang dicetaknya menit 21 dan 49 serta satu gol dari Gabi menit 89 yang memantapkan kemenangan 3-0 Atletico. Ini adalah gelar ketiga Atletico di Liga Europa setelah sebelumnya berjaya pada musim 2009/2010 dan 2011/2012.

Sukses Atletico ini sekaligus meneruskan dominasi tim Spanyol di kompetisi antarklub Eropa. Sejak 2013/2014, tim Spanyol memenangi delapan dari sembilan trofi Liga Champions dan Liga Europa. Liga Europa 2016/2017 jadi satu-satunya pengecualian. Kala itu, Manchester United tampil sebagai juara setelah mengalahkan Ajax Amsterdam di babak final.

Dalam dominasi Spanyol di rentang waktu tersebut, Sevilla sempat memenangi Liga Europa tiga kali secara beruntun yang dimulai pada 2014. Sementara di Liga Champions, Madrid juara tiga kali ditambah Barcelona satu kali. Madrid bisa membuat tim Spanyol makin menancapkan dominasinya jika bisa menjuarai Liga Champions musim ini. Los Blancos harus lebih dulu melewati adangan Liverpool di babak final yang akan dimainkan pada 26 Mei.

Pelatih Atletico Madrid  Diego Simeone memastikan gelar ini bukan sekadar trofi. Simeone, yang tak bisa membantu tim di pinggir lapangan karena sanksi dan harus menonton dari tribun, mengungkapkan betapa pentingnya kemenangan ini. Ia menjabarkan arti kesuksesan di Liga Europa bagi Atletico. “Ini menjadi musim penuh tantangan dan saya pikir Liga Europa lebih dari sekadar trofi. Ini adalah kemenangan untuk semua yang kami perjuangkan, untuk kerja keras, dan industri. Kami menemukan kembali jati diri di kompetisi ini. Dan saat melawan Arsenal kami sudah menunjukkan itu,” ungkapnya.

“Musim ini belum berakhir. Kami membutuhkan satu poin lagi untuk mengamankan posisi dua dan harus bisa melakukannya, untuk menunjukkan bahwa kami masih bisa bersaing dengan para rival,” imbuhnya.

Bagi Marseille, ini merupakan akhir yang sangat pahit bagi mereka. Ini adalah kegagalan ketiga dalam tiga penampilan mereka di final Piala UEFA/Liga Europa. Yang makin mengenaskan, mereka juga tak mencetak satu gol pun di tiga final tersebut.

Di final Piala UEFA 1998/1999, Marseille digebuk Parma 0-3. Tiga gol Parma ketika itu dicetak oleh Hernan Crespo, Paolo Vanoli, dan Enrico Chiesa. Marseille juga kalah ketika berhadapan dengan Valencia di final Piala UEFA 2003/2004. Mereka, yang saat itu diperkuat oleh Didier Drogba, menyerah 0-2 setelah gawangnya dibobol Vicente dan Mista. “Kami berjuang, tapi kami kurang pengalaman. Yang lebih penting lagi, kami harus belajar dari pertandingan-pertandingan ini untuk maju,” ujar bek Marseille, Adil Rami, seusai laga melawan Atletico.

Rekan setim Rami, Bouna Sarr, juga tak bisa menyembunyikan kekecewaannya.  “Tentu saja kami kecewa kalah di final ini dan tak bisa mengangkat trofi setelah melangkah begitu jauh di kompetisi ini. Kami punya peluang untuk tampil lebih baik karena kami menciptakan beberapa kesempatan pada awal pertandingan,” kata Sarr. (lbc)


 

Berita Terkait

Bayer Leverkusen Cetak Sejarah di Bundesliga, Tak Pernah Kalah di Laga Tandang Selama Satu Musim

Arsenal Berharap Tottenham Hotspur Jegal Manchester City dalam Perebutan Gelar Juara Liga Inggris

Menang Telak dan Degradasikan Granada, Real Madrid Lewati Rekor 34 Tahun

Inter Milan Menang Telak Lima Gol Tanpa Balas Lawan Frosinone

Festival Sepak Bola Dini di Mini Soccer Aji Imbut Tenggarong Seberang Bukti Pemerintah Hadir Dalam Pembinaan Olahraga

Trofi Bola Emas Maradona Dilelang Bulan Depan di Paris

Skuat Pabrik Torehkan Sejarah di Eropa, Tak Terkalahkan dalam 49 Laga, Bisa Lewati Catatan 59 Tahun Benfica

Borneo FC di Grup B ASEAN Championship Club, Nabil Husien Sebut jadi Pengalaman Berharga

Asa Masih Ada untuk Indonesia U-23 Hadapi Guinea U-23 Malam Nanti

Singkirkan PSG, Final Liga Champions jadi Penebus Kecewa Borussia Dortmund

Judo Kaltim Bakal Ajukan Try Out ke Korea, Dua Kelas Diyakini Potensi Juara di PON

Dispora Pastikan Festival Sepak Bola Usia Dini di Stadion Aji Imbut Pekan Ini

Semifinal Leg Kedua Liga Champions Dini Hari Nanti, PSG Ingin Cetak Gol Cepat, Borussia Dortmund Berambisi Wujudkan Mimpi

Pebulutangkis dari PB Arjuna Kukar Dua Kali Juara Pada Dua Kejuaraan Bulutangkis Regional Kaltim

Dihajar Crystal Palace, Peluang Manchester United Bermain di Eropa Sangat Berat

Kena Bola Diwajah, Mantan Pemain Arsenal Pingsan di Lapangan

Juara Grand Prix F1 di Miami, Lando Norris: Sudah Waktunya Ya

Kolaborasi DBON-KONI, Gelar Aerobik pada Pelepasan Kontingen Kaltim ke PON XXI/2024, Isran Noor Siapkan Rp250 Juta

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.