Rabu, 14/02/2018
Rabu, 14/02/2018
SUKSES DI TEST EVENT Dewi Ulfah (tengah), satu pegulat putri dari lima atlet Benua Etam yang lolos ke Pelatnas persiapan Indonesia menuju Asian Games. (Foto:istimewa)
Rabu, 14/02/2018
SUKSES DI TEST EVENT Dewi Ulfah (tengah), satu pegulat putri dari lima atlet Benua Etam yang lolos ke Pelatnas persiapan Indonesia menuju Asian Games. (Foto:istimewa)
SAMARINDA – Gulat Kaltim masih jadi yang terbaik di Indonesia. Itu terbukti dengan lolosnya enam pegulat Benua Etam ke Pelatnas persiapan Indonesia menuju Asian Games 2018, yaitu M Aliansyah (66 kg), Ashar Ramadhani (98 kg), Papang Ramadhani (130 kg), Eko Roni Saputra (57 kg), Ardiansyah (65 kg) dan Dewi Ulfa (53 kg). selain mereka ada juga pelatih Bunyamin yang memang sudah jadi langganan menangani pegulat-pegulat Merah Putih di pentas internasional. Selain itu ada Sumarlani yang bertugas sebagai evaluasi program atlet atau analisis yang dipilih PB PGSI untuk bergabung.
Kepada harian ini, Sumarlani yang juga Sekum PGSI Kaltim mengatakan, pemanggilan keenam atlet Kaltim tersebut berdasarkan hasil tes event Oktober 2017 lalu di Jakarta dimana mereka berhasil mempersembahkan medali emas untuk Kaltim. “Ssetelah ada SK dari PB PGSI, , mereka tinggal menunggu pemanggilan paling lambat akhir Februari ini untuk bergabung dengan pegulat lainnya di Jakarta,” kata Sumarlani.
Dari enam pegulat Benua Etam yang masuk dalam skuat merah putih tersebut ada dua pegulatnya yang masuk dalam zona medali yaitu Eko Roni dan M Aliansyah.
“Persaingan di Asian Games pastinya sangat ketat tapi tetap ada peluang dari Indonesia. Pesaing berat biasanya dari Jepang, Iran, Korea, China, Kazakstan dan Turkmenistan,” paparnya.
Sementara Buyamin mengatakan untuk teknis di Pelatnas sebulan pertama TC mereka nantinya akan dievaluasi, jika kondisi atlet tidak ada progres akan didegradasi digantikan dengan atlet nomor dua peraih perak di tes event. “Hanya sebulan pertama ada degradasi, karena waktunya tidak sempat lagi dan mepet untuk terus melakukan evaluasi,” sebut Buyamin.
Pelatnas dimulai Maret kurang lebih 3 bulan di Suka Bumi, Camp Icuk Sugiarto setelah itu menjalani uji coba ke luar negeri yaitu di Bulgaria. “Bulgaria dipilih karena sebelumnya juga kami pernah memakai pelatih asing dari Negara itu, sehingga nantinya akan lebih memudahkan dalam menjalankan program latihan TC Asian Games,” sebut Bunyamin. (rgn)
SUKSES DI TEST EVENT Dewi Ulfah (tengah), satu pegulat putri dari lima atlet Benua Etam yang lolos ke Pelatnas persiapan Indonesia menuju Asian Games. (Foto:istimewa)
SAMARINDA – Gulat Kaltim masih jadi yang terbaik di Indonesia. Itu terbukti dengan lolosnya enam pegulat Benua Etam ke Pelatnas persiapan Indonesia menuju Asian Games 2018, yaitu M Aliansyah (66 kg), Ashar Ramadhani (98 kg), Papang Ramadhani (130 kg), Eko Roni Saputra (57 kg), Ardiansyah (65 kg) dan Dewi Ulfa (53 kg). selain mereka ada juga pelatih Bunyamin yang memang sudah jadi langganan menangani pegulat-pegulat Merah Putih di pentas internasional. Selain itu ada Sumarlani yang bertugas sebagai evaluasi program atlet atau analisis yang dipilih PB PGSI untuk bergabung.
Kepada harian ini, Sumarlani yang juga Sekum PGSI Kaltim mengatakan, pemanggilan keenam atlet Kaltim tersebut berdasarkan hasil tes event Oktober 2017 lalu di Jakarta dimana mereka berhasil mempersembahkan medali emas untuk Kaltim. “Ssetelah ada SK dari PB PGSI, , mereka tinggal menunggu pemanggilan paling lambat akhir Februari ini untuk bergabung dengan pegulat lainnya di Jakarta,” kata Sumarlani.
Dari enam pegulat Benua Etam yang masuk dalam skuat merah putih tersebut ada dua pegulatnya yang masuk dalam zona medali yaitu Eko Roni dan M Aliansyah.
“Persaingan di Asian Games pastinya sangat ketat tapi tetap ada peluang dari Indonesia. Pesaing berat biasanya dari Jepang, Iran, Korea, China, Kazakstan dan Turkmenistan,” paparnya.
Sementara Buyamin mengatakan untuk teknis di Pelatnas sebulan pertama TC mereka nantinya akan dievaluasi, jika kondisi atlet tidak ada progres akan didegradasi digantikan dengan atlet nomor dua peraih perak di tes event. “Hanya sebulan pertama ada degradasi, karena waktunya tidak sempat lagi dan mepet untuk terus melakukan evaluasi,” sebut Buyamin.
Pelatnas dimulai Maret kurang lebih 3 bulan di Suka Bumi, Camp Icuk Sugiarto setelah itu menjalani uji coba ke luar negeri yaitu di Bulgaria. “Bulgaria dipilih karena sebelumnya juga kami pernah memakai pelatih asing dari Negara itu, sehingga nantinya akan lebih memudahkan dalam menjalankan program latihan TC Asian Games,” sebut Bunyamin. (rgn)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.