Sabtu, 19/08/2017

Gelombang Tinggi, Nelayan Enggan Melaut

Sabtu, 19/08/2017

HANYA DIPARKIR : Sejumlah kapal nelayan yang ditambat akibat nelayan di Kecamatan Waru enggan melaut karena tingginya gelombang laut akhir - akhir ini. (FOTO: NAV/KK)

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gelombang Tinggi, Nelayan Enggan Melaut

Sabtu, 19/08/2017

logo

HANYA DIPARKIR : Sejumlah kapal nelayan yang ditambat akibat nelayan di Kecamatan Waru enggan melaut karena tingginya gelombang laut akhir - akhir ini. (FOTO: NAV/KK)

PENAJAM – Akibat tingginya gelombang laut akhir – akhir ini,  sejumlah nelayan di Kecamatan Waru Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) enggan melaut. Karena selain dapat beresiko bagi keselamatan, hasil tangkapan juga tidak maksimal seperti biasanya. 

 “Beberapa hari terakhir  ini gelombang di laut kurang bersahabat bagi nelayan karena tinggi dan cukup besar, sehingga mengancam keselamatan nelayan sementara hasil yang didapat juga sedikit,” ungkap seorang Nelayan Waru, Aco kepada Koran Kaltim, Jumat pagi (18/8) kemarin.

Ia menuturkan, karena tidak melaut, nelayan tangkap menggunakan waktu untuk  memperbaiki kapal dan alat tangkap di daratan. Jadi, ketika gelombang sudah normal kembali, kapal dan alat tangkap tadi sudah siap digunakan.

Menurutnya, saat ini cuaca sulit diprediksi dan  masih tak menentu, terkadang cerah namun tiba-tiba mendung disertai dengan hujan deras. Sementara ombak tidak seperti biasa. Akhir – akhir ini cukup tinggi dan besar.

Aco menambahkan, jika dipaksakan melaut, maka hasilnya tidak maksimal dan tidak sebanding dengan biaya operasional.  Selain menggunakan waktu untuk memperbaiki kapal dan alat tangkap, lanjutnya, guna memenuhi kebutuhan sehari – sehari,  dirinya dan beberapa nelayan lainnya beralih profesi sebagai buruh atau kuli bangunan atau mencari pekerjaan lain.

 “Selama tidak melaut kami terpaksa mencari beralih pekerjaan sebagai kuli bangunan  atau pekerjaan lainnya yang penting anak dan istri di rumah bisa makan, tetapi ketika semua sudah normal kembali kami kembali menjadi nelayan tangkap,”katanya.

Ia berharap cuaca segera normal kembali. “Kami akui selama ikan sulit didapat harga ikan di pasar dijual lebih tinggi, tetapi kondisi itu bisa kembali kesedia kala ketika nelayan bisa melaut seperti biasa, tanpa takut dengan gelombang besar,”pungkas Aco.(nav) 


Gelombang Tinggi, Nelayan Enggan Melaut

Sabtu, 19/08/2017

HANYA DIPARKIR : Sejumlah kapal nelayan yang ditambat akibat nelayan di Kecamatan Waru enggan melaut karena tingginya gelombang laut akhir - akhir ini. (FOTO: NAV/KK)

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.