Jumat, 22/09/2017

Delvasari Bawa Jenazah Bayinya Naik Angkot

Jumat, 22/09/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Delvasari Bawa Jenazah Bayinya Naik Angkot

Jumat, 22/09/2017

BANDAR LAMPUNG - Delvasari, terpaksa membawa anak bayinya yang meninggal naik angkot setelah operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung, Rabu (20/9). Ia tidak mendapatkan mobil ambulans rumah sakit untuk mengantarkan ke rumahnya di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara.

Berita dan foto Delvasari menggendong jenazah anak bayinya di dalam angkot Trayek Rajabasa Tanjungkarang beredar luas di berbagai media sosial sepanjang Rabu (20/9) hingga Kamis (21/9). Kegetiran ibu muda untuk meminta mobil ambulans tersebut, mengundang reaksi para warganet terhadap ibu dan bayinya, setelah menjalani operasi di RSUD Abdul Moeloek.

“Seharusnya, pihak Rumah Sakit Abdul Moeloek tidak begitu saja kalau bayinya meninggal selesai urusan. Mestinya diurus naik mobil ambulans sampai ke rumah dengan selamat,” tutur Winda, salah seorang warganet dalam akun instagramnya menanggapi berita dan foto ibu Delvasari menggendong jenazah anaknya.

Sedangkan Eni, warganet lainnya menyesalkan pihak rumah sakti yang teledor dengan pelayanan kepada masyarakat. Menurut dia, siapa pun yang berobat di rumah sakti milik pemerintah dan swasta harus dilayani dengan baik. Jangan memandang kaya dan miskin, pejabat atau orang biasa. Rumah sakit itu pelayanan publik, kata seorang mahasiswa tersebut.

Maraknya berita dan foto ibu menggending jenazah bayinya di media sosial, pihak RSUD Abdul Moeloek baru bereaksi. Utusan RSUD Abdul Moeloek dan juga Pemprov Lampung mendatangi rumah korban di Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Kamis (21/9).

Direktur Diklat dan SDM RSUD Abdul Moeloek, Arief Effendi menyampaikan duka mendalam. 

“Siapa pun pasien baik itu BPJS atau umum tindakan pelayanannya sama. Kami tidak membeda-bedakan. RSUAM adalah tipe B, kami memang benteng terakhir,” kata Arief Effendi seperti dirilis Republika, Kamis (21/9).

Mengenai permintaan uang Rp 2 juta untuk mobil ambulans rumah sakit, Direktur Umum RSUDAM Ali Subaidi mengatakan masih menyelidiki dan mengklarifikasinya. Menurut Ali, pihaknya telah mengumpulkan seluruh supir dan petugas pul mobil ambulans rumah sakit.

“Semua kami kumpulkan. Namun sopir ambulans saat itu, Jhon Sinaga, tidak hadir sehingga info kongkret tentang permintaan uang Rp 2 juta belum bisa diklarifikasi, katanya.

Namun karena akar masalah dari mereka, maka mulai Kamis (21/9) yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa mobil jenazah. Kami terus mencari Jhon untuk klarifikasi masalah ini,” kata Ali Subaidi.

RSUD Abdul Moeloek juga memberikan sanksi tegas pemindahan ke bagian lain kepada perawat Dwi Hartono. Menurut Ali, perawat seharusnya cek and ricek atas jenazah namun tidak dilakukan.

“Perawat harusnya mengecek dan memastikan jenazah naik ambulans. Itu tidak dia lakukan. Memang ada alasan yang disampaikan, tapi kami tidak bisa tolerir,” kata Ali. (rol)


Delvasari Bawa Jenazah Bayinya Naik Angkot

Jumat, 22/09/2017

Berita Terkait


Delvasari Bawa Jenazah Bayinya Naik Angkot

BANDAR LAMPUNG - Delvasari, terpaksa membawa anak bayinya yang meninggal naik angkot setelah operasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek Lampung, Rabu (20/9). Ia tidak mendapatkan mobil ambulans rumah sakit untuk mengantarkan ke rumahnya di Kotabumi, Kabupaten Lampung Utara.

Berita dan foto Delvasari menggendong jenazah anak bayinya di dalam angkot Trayek Rajabasa Tanjungkarang beredar luas di berbagai media sosial sepanjang Rabu (20/9) hingga Kamis (21/9). Kegetiran ibu muda untuk meminta mobil ambulans tersebut, mengundang reaksi para warganet terhadap ibu dan bayinya, setelah menjalani operasi di RSUD Abdul Moeloek.

“Seharusnya, pihak Rumah Sakit Abdul Moeloek tidak begitu saja kalau bayinya meninggal selesai urusan. Mestinya diurus naik mobil ambulans sampai ke rumah dengan selamat,” tutur Winda, salah seorang warganet dalam akun instagramnya menanggapi berita dan foto ibu Delvasari menggendong jenazah anaknya.

Sedangkan Eni, warganet lainnya menyesalkan pihak rumah sakti yang teledor dengan pelayanan kepada masyarakat. Menurut dia, siapa pun yang berobat di rumah sakti milik pemerintah dan swasta harus dilayani dengan baik. Jangan memandang kaya dan miskin, pejabat atau orang biasa. Rumah sakit itu pelayanan publik, kata seorang mahasiswa tersebut.

Maraknya berita dan foto ibu menggending jenazah bayinya di media sosial, pihak RSUD Abdul Moeloek baru bereaksi. Utusan RSUD Abdul Moeloek dan juga Pemprov Lampung mendatangi rumah korban di Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Kamis (21/9).

Direktur Diklat dan SDM RSUD Abdul Moeloek, Arief Effendi menyampaikan duka mendalam. 

“Siapa pun pasien baik itu BPJS atau umum tindakan pelayanannya sama. Kami tidak membeda-bedakan. RSUAM adalah tipe B, kami memang benteng terakhir,” kata Arief Effendi seperti dirilis Republika, Kamis (21/9).

Mengenai permintaan uang Rp 2 juta untuk mobil ambulans rumah sakit, Direktur Umum RSUDAM Ali Subaidi mengatakan masih menyelidiki dan mengklarifikasinya. Menurut Ali, pihaknya telah mengumpulkan seluruh supir dan petugas pul mobil ambulans rumah sakit.

“Semua kami kumpulkan. Namun sopir ambulans saat itu, Jhon Sinaga, tidak hadir sehingga info kongkret tentang permintaan uang Rp 2 juta belum bisa diklarifikasi, katanya.

Namun karena akar masalah dari mereka, maka mulai Kamis (21/9) yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa mobil jenazah. Kami terus mencari Jhon untuk klarifikasi masalah ini,” kata Ali Subaidi.

RSUD Abdul Moeloek juga memberikan sanksi tegas pemindahan ke bagian lain kepada perawat Dwi Hartono. Menurut Ali, perawat seharusnya cek and ricek atas jenazah namun tidak dilakukan.

“Perawat harusnya mengecek dan memastikan jenazah naik ambulans. Itu tidak dia lakukan. Memang ada alasan yang disampaikan, tapi kami tidak bisa tolerir,” kata Ali. (rol)


 

Berita Terkait

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Satu Rumah Warga di Balikpapan Rubuh Imbas Hujan Deras Pagi Tadi

Alasannya Cemburu, Pria di Otista Samarinda Ini Aniaya Istri Siri Hingga Diancam dengan Badik

ETLE Sudah Diberlakukan di Kutai Kartanegara, Kendaraan Dinas Hingga Pejabat Publik Sudah Ada yang Ditilang

Bagian Dalam GOR Segiri Samarinda Dinilai Mengecil, Anggaran Rp88 Miliar Dianggap Terlalu Besar

Parkiran SCP Tidak Berizin, Pansus LKPJ Langsung Gelar Sidak

Garuda Muda Cetak Sejarah Baru Sepakbola Indonesia

BKD Kaltim Usulkan 9.456 Formasi CASN untuk Cover Tenaga Honorer

Jaringan Narkoba Lintas Provinsi Diringkus, Delapan Orang Diamankan Tim Hyena Bersama Satu Kilo Lebih Sabu

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.