Selasa, 23/04/2024
Selasa, 23/04/2024
Foto bersama Pemerintah Daerah, Rektor dan Wakil Rektor Unmul bersama lembaga FAO dan The Forests Dialogue. (Foto: Rafik/Korankaltim.com)
Selasa, 23/04/2024
Foto bersama Pemerintah Daerah, Rektor dan Wakil Rektor Unmul bersama lembaga FAO dan The Forests Dialogue. (Foto: Rafik/Korankaltim.com)
Penulis: M Rafik
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Universitas Mulawarman (Unmul) menjadi fasilitator dalam kegiatan Welcome Dinner sekaligus dialog tentang ekosistem restorasi di Indonesia oleh organisasi internasional.
Kegiatan yang diinisiasi oleh The Forests Dialogue dan Food and Agriculture Organization of The United Nations (FAO) ini dilaksanakan di Pendopo Odah Etam Kantor Gubernur Kaltim, Senin (22/4/2024) malam.
Ketua Panitia Welcome Dinner Prof. Mustofa Agung Sardjono mengatakan fokus kegiatan tersebut yaitu untuk membahas tentang restorasi kehutanan di Indonesia. Terlebih, Kaltim adalah salah satu daerah yang memiliki hutan tropis dan ini sangat menarik untuk ditinjau.
Mustofa Agung menilai bahwa pantauan Lembaga Internasional kepada Kaltim cukup menarik. Terlebih semenjak Kaltim berhasil menjadi daerah pertama di dunia yang mendapatkan dana instentif karbon oleh Bank Dunia.
“Khusus tahun 2024 memang difokuskan untuk restorasi ekosistem kehutanan, mereka memilih Kaltim karena dilihat dari berbagai upaya yang dilakukan Kaltim cukup menonjol khususnya di skala Internasional,“ jelasnya usai acara.
Ini juga saling berkaitan dengan Unmul yang berorientasi pada Tropical Rain Forests dan lingkungannya. Sehingga ia ditunjuknya Unmul sebagai fasilitator salah satunya karenq memiliki kemiripan antara visi dan tujuan dalam kegiatan tersebut.
Rektor Unmul, Abdunnur mengatakan sebagai fasiltator pihaknya akan memberikan gambaran terhadap kondisi hutan yang ada di Kaltim melalui kunjungan-kunjungan yang dilaksanakan selama 2 hari.
“Mereka akan kita berikan fasilitas kunjungan di tempat-tempat yang melakukan restorasi dan rehabilitasi hutan dan ada juga kunjungan ke kawasan pertambangan,” ungkapnya.
Karena, untuk mrnjaga hutan itu tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah daerah saja. Namun membutuhkan bantuan dari banyak pihak baik lembaga regional, nasional maupun lembaga internasional.
“Harus bangun manajemen kemitraan yang berupa dukungan bukan hanya pemerintah indonesia tapi juga lembaga internasional,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pelaksanaan dialog ekosistem restorasi ini dihadiri oleh kurang lebih 10 negara. Dan diikuti oleh beberapa perusahaan dan lembaga serta pemerhati lingkungan di Kaltim.
Kunjungan yang dilakukan berlangsung selama dua hari mulai dari 24 hingga 25 April 2024 di lokasi yang melakukan restorasi dan rehabilitasi hutan di Kaltim. (Adv)
Editor: Aspian Nur
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.