Senin, 21/08/2017
Senin, 21/08/2017
Muspandi
Senin, 21/08/2017
Muspandi
SAMARINDA - Anggota DPRD Kaltim Muspandi mengatakan, makna kemerdekaan bisa berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang manusianya.
“Jika kita menanyakan kata merdeka kepada setiap orang, tentu jawabannya akan berbeda. Orang kaya bilang kita sudah merdeka, merdeka dari kemiskinan. Lain halnya dengan orang miskin, ketika ditanya apakah kita sudah merdeka, tentu jawabannya akan kontradiktif dengan si kaya, tidak merdeka dalam ekonomi. Jika kita menanyakan kepada para PNS apakah kita sudah merdeka, jawabannya iya. Namun lain halnya jika kita bertanya kepada guru honorer yang bertugas jauh di wilayah terpencil, tentu jawabannya lain lagi. Begitu seterusnya, orang akan memaknai kata merdeka berbeda-beda,” sebutnya.
Ketua Fraksi PAN ini menyebutkan yang perlu diselesaikan ini bukanlah masalah kolonialisme lagi, namun yang harus diselesaikan adalah bagaimana memerdekakan rakyat kita.
“Memerdekakan kondisi ekonomi masyarakat ke arah yang lebih baik, memerdekakan mereka dari yang tidak berpendidikan menjadi berpendidikan, memerdekakan mereka dari pecandu narkoba menjadi anti narkoba, memerdekakan mereka yang khianat kepada rakyat menjadi amanah kepada rakyat, memerdekakan mereka yang dipertuan oleh kekuasaan menjadi tuan pelayan bagi rakyatnya, memerdekakan mereka yang katanya mengatasnamakan rakyat menjadi benar-benar atas nama rakyat bukan mengatasnamakan golongan, sehingga kata merdeka akan bermakna sama pada setiap orang, Indonesia lebih baik,” tegas Muspandi.
Yang tak kalah penting lanjut dia, wajib hukumnya menghargai perjuangan para pahlawan, karena mereka rela mengorbankan harta, benda dan keluarga demi merebut kemerdekaan kita. “Kita juga harus betul-betul bisa berlaku adil terhadap masyarakat dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar atau di luar etika batas norma kemanusiaan. Mari bekerja bersama untuk membangun Kaltim lebih maju,” harapnya. (hms6)
Muspandi
SAMARINDA - Anggota DPRD Kaltim Muspandi mengatakan, makna kemerdekaan bisa berbeda-beda, tergantung dari sudut pandang manusianya.
“Jika kita menanyakan kata merdeka kepada setiap orang, tentu jawabannya akan berbeda. Orang kaya bilang kita sudah merdeka, merdeka dari kemiskinan. Lain halnya dengan orang miskin, ketika ditanya apakah kita sudah merdeka, tentu jawabannya akan kontradiktif dengan si kaya, tidak merdeka dalam ekonomi. Jika kita menanyakan kepada para PNS apakah kita sudah merdeka, jawabannya iya. Namun lain halnya jika kita bertanya kepada guru honorer yang bertugas jauh di wilayah terpencil, tentu jawabannya lain lagi. Begitu seterusnya, orang akan memaknai kata merdeka berbeda-beda,” sebutnya.
Ketua Fraksi PAN ini menyebutkan yang perlu diselesaikan ini bukanlah masalah kolonialisme lagi, namun yang harus diselesaikan adalah bagaimana memerdekakan rakyat kita.
“Memerdekakan kondisi ekonomi masyarakat ke arah yang lebih baik, memerdekakan mereka dari yang tidak berpendidikan menjadi berpendidikan, memerdekakan mereka dari pecandu narkoba menjadi anti narkoba, memerdekakan mereka yang khianat kepada rakyat menjadi amanah kepada rakyat, memerdekakan mereka yang dipertuan oleh kekuasaan menjadi tuan pelayan bagi rakyatnya, memerdekakan mereka yang katanya mengatasnamakan rakyat menjadi benar-benar atas nama rakyat bukan mengatasnamakan golongan, sehingga kata merdeka akan bermakna sama pada setiap orang, Indonesia lebih baik,” tegas Muspandi.
Yang tak kalah penting lanjut dia, wajib hukumnya menghargai perjuangan para pahlawan, karena mereka rela mengorbankan harta, benda dan keluarga demi merebut kemerdekaan kita. “Kita juga harus betul-betul bisa berlaku adil terhadap masyarakat dengan tidak melakukan tindakan-tindakan yang melanggar atau di luar etika batas norma kemanusiaan. Mari bekerja bersama untuk membangun Kaltim lebih maju,” harapnya. (hms6)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.