Kamis, 14/09/2017
Kamis, 14/09/2017
ARAHAN : Bupati Ismunandar menginstruksikan OPD terkait untuk dibuatkan penangkaran buaya dan dijadikan sebagai destinasi wisata
Kamis, 14/09/2017
ARAHAN : Bupati Ismunandar menginstruksikan OPD terkait untuk dibuatkan penangkaran buaya dan dijadikan sebagai destinasi wisata
SANGATTA –Maraknya peristiwa penerkaman buaya yang terjadi di Kutim saat ini ditanggapi serius Bupati Kutai Timur Ismunandar. Dalam rapat coffee morning Senin (11/9) di ruang Meranti, Bupati Ismunandar mengintruksikan OPD terkait untuk dibuatkan penangkaran buaya dan dijadikan sebagai destinasi wisata yang bisa meningkatkan kunjungan wisata ke Kutim.
Bupati mengatakan, berita tentang “monster Sangatta”sudah mulai meluas. Banyaknya kasus penerkaman buaya yang terjadi akhir-akhir ini menurutnya diakibatkan oleh habitat yang saat ini mulai terganggu sehingga buaya mulai berdatangan di sekitar pemukian warga.
“Peristiwa manusia diterkam buaya baru-baru ini sudah menjadi “viral” di media sosial nasional. Kemungkinan habitatnya sudah rusak. Di satu sisi kita ingin menjaga habitat buaya dan di sisi lain buaya sudah kehilangan tempat jadi perlu dibuatkan penangkaran atau semacam konservasi agar tidak terjadi korban lagi dan buayanya tidak habis ditangkap lalu punah yang akan mengganggu ekosistem atau keseimbangan alam,” ujar orang nomor satu di Kutim ini.
Tambahnya, penangkaran buaya nantinya juga bisa dijadikan destinasi wisata.Tentu ini bisa menjadi salah satu sektor penyumbang PAD. Masyarakat yang ingin menyaksikan langsung bisa datang ke penangkaran saja.
“Nanti bisa dijadikan destinasi wisata. Kalau mau lihat monster Sangatta bisa datang ke penangkaran saja,” ucapnya.(hms10)
ARAHAN : Bupati Ismunandar menginstruksikan OPD terkait untuk dibuatkan penangkaran buaya dan dijadikan sebagai destinasi wisata
SANGATTA –Maraknya peristiwa penerkaman buaya yang terjadi di Kutim saat ini ditanggapi serius Bupati Kutai Timur Ismunandar. Dalam rapat coffee morning Senin (11/9) di ruang Meranti, Bupati Ismunandar mengintruksikan OPD terkait untuk dibuatkan penangkaran buaya dan dijadikan sebagai destinasi wisata yang bisa meningkatkan kunjungan wisata ke Kutim.
Bupati mengatakan, berita tentang “monster Sangatta”sudah mulai meluas. Banyaknya kasus penerkaman buaya yang terjadi akhir-akhir ini menurutnya diakibatkan oleh habitat yang saat ini mulai terganggu sehingga buaya mulai berdatangan di sekitar pemukian warga.
“Peristiwa manusia diterkam buaya baru-baru ini sudah menjadi “viral” di media sosial nasional. Kemungkinan habitatnya sudah rusak. Di satu sisi kita ingin menjaga habitat buaya dan di sisi lain buaya sudah kehilangan tempat jadi perlu dibuatkan penangkaran atau semacam konservasi agar tidak terjadi korban lagi dan buayanya tidak habis ditangkap lalu punah yang akan mengganggu ekosistem atau keseimbangan alam,” ujar orang nomor satu di Kutim ini.
Tambahnya, penangkaran buaya nantinya juga bisa dijadikan destinasi wisata.Tentu ini bisa menjadi salah satu sektor penyumbang PAD. Masyarakat yang ingin menyaksikan langsung bisa datang ke penangkaran saja.
“Nanti bisa dijadikan destinasi wisata. Kalau mau lihat monster Sangatta bisa datang ke penangkaran saja,” ucapnya.(hms10)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.