Rabu, 21/06/2017

Belasan Titik Longsor Terjadi di Samarinda

Rabu, 21/06/2017

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Belasan Titik Longsor Terjadi di Samarinda

Rabu, 21/06/2017

logo

SAMARINDA – Banjir dan tanah longsor bah momok bagi warga Kota Samarinda. Setiap kali hujan melanda Kota Tepian, warga kota dibuat was-was. Pemukiman di daerah rendah terncam banjir, daerah di ketinggian rawan terkena longsor, utamanya yang rumahnya berada di dekat tebing. Dalam tiga hari terakhir, terhitung Minggu (18/6) - Selasa (20/6) kemarin, tercatat belasan titik longsor terjadi di Samarinda. 

Data yang dihimpun media ini, bencana longsor terbanyak berada di kawasan Kecamantan Samarinda Ulu. Di Jalan Markisa, RT 08 Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu saja, terjadi lima titik longsor, yakni di Gang 1, Gang Buntu, Gang Mushola, Gang Musala dan Gang 2. “Di sini memang beberapa kali hujan deras, banyak longsor,” kata ketua RT 08, Sukarno. 

Longsor terparah terjadi di di Gang Musala. Longsoran tebing menimpa rumah Nurhayati (54). Tak tahan menahan material longsoran, dinding rumah Nurhayati pun jebol. Tanah longsoran yang menimpa rumahnya, masuk ke dalam ruang tamu, seperti tamui tak diundang.

“Kejadiannya pas kami lagi di masjid sedang Salat Tarawih,” ujar Nurhayati. 

Titik longsor lainnya terjadi di Jalan Suwandi 5, Jalan Suwandi V, Jalan Kedondong IV, Jalan AW Syahrani Gang 45 dan Gang 17, Jalan Pangeran Suryanata Gang Tinggiran, serta Jalan Sentosa. Belasan longsor membuat was-was warga kota terlabih saat hujan datang. 

Dari belasan titik longsor yang terjadi, pantauan media ini, longsor terparah terjadi di Gang Tinggiran, RT 59, Kelurahan Air Putih. Longsor di kawasan itu menimpa 3 rumah warga. Salah satu rumah mengalami kerusakan berat. Material yang menindih rumah menyisakan atap saja yang tampak. Bangunan lainnya tenggelam tertimbun material longsoran.

Kejadian ini tak hanya disesalkan pemilik rumah. Tetangga korban, juga resah sebagai terdampak. Warga yang meninggali rumah di sekitar longsoran memilih mengungsi. Berdasarkan keterangan warga mengungsi karena tanah terus bergerak. 

“Total lima rumah yang penghuninya sudah mengungsi, barang barang dipindahkan,  mereka untuk sementara pindah kerumah tetanganya, dan ada juga yang ketempat keluarga,” kata Ketua RT 59, Munarfan. 

Ia mengatakan, pergerakan tanah dari bukit dibelakang pemukiman warga tersebut sudah terjadi sejak Hari Minggu. “Karena hujan terus, sejak hari Minggu sudah mulai longsor dari belakang, kemarin (Senin) rumah mulai terkena longsor dan hari ini (Selasa) semakin parah,” tandasnya

Munarfan menyebutkan, warganya kini memerlukan bantuan pemerintah untuk menanggulangi longsor yang bisa kembali terjadi jika turun hujan. “Kami berharap ada antisipasi agar tidak longsor lagi, karena diatassana (Bukit) tanahnya sudah berlubang-lubang dan khawatir akan longsor lagi,” pintanya. 

Muhammad (30), pemilik rumah yang ambruk mengaku ia tidak sempat mengeluarkan semua barang miliknya dari dalam rumah. “Masih ada sebagian yang tertimbun longsor, karena tidak sempat diselamatkan, takut masuk ke dalam rumah,” katanya. 

Saat ini, Muhammad dan isteri serta dua anaknya terpaksa mengungsi ke rumah orang tuanya yang letaknya tidak jauh dari rumahnya yang tertimbun longsor.

Kepala BPBD Samarinda Endang Liansyah mengatakan, saat ini yang dilakukan BPBD ialah meminta para warga yang terdampak longsor, untuk mengevakuasi diri. BPBD Samarinda masih pikir-pikir untuk mengerahkan alat berat membersihkan longsor, karena medan yang sulit. “Medannya sulit, sempit,  nanti saya akan koordinasi dengan Dinas PU (Pekerjaan Umum), apakah bisa diturunkan alat berat,” tandasnya. 

Berdasarkan hasil pemetaan daerah rawan longsor di Samarinda, Endang menyebut 60 persen kawasan Samarinda masuk kategori rawan longsor. “Kalau 50 sampai 60 persen (kawasan rawan longsor) ada, karena bukit kecil-kecil dan tanahnya pasir,” ungkapnya. (dor)


Belasan Titik Longsor Terjadi di Samarinda

Rabu, 21/06/2017

Berita Terkait


Belasan Titik Longsor Terjadi di Samarinda

SAMARINDA – Banjir dan tanah longsor bah momok bagi warga Kota Samarinda. Setiap kali hujan melanda Kota Tepian, warga kota dibuat was-was. Pemukiman di daerah rendah terncam banjir, daerah di ketinggian rawan terkena longsor, utamanya yang rumahnya berada di dekat tebing. Dalam tiga hari terakhir, terhitung Minggu (18/6) - Selasa (20/6) kemarin, tercatat belasan titik longsor terjadi di Samarinda. 

Data yang dihimpun media ini, bencana longsor terbanyak berada di kawasan Kecamantan Samarinda Ulu. Di Jalan Markisa, RT 08 Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu saja, terjadi lima titik longsor, yakni di Gang 1, Gang Buntu, Gang Mushola, Gang Musala dan Gang 2. “Di sini memang beberapa kali hujan deras, banyak longsor,” kata ketua RT 08, Sukarno. 

Longsor terparah terjadi di di Gang Musala. Longsoran tebing menimpa rumah Nurhayati (54). Tak tahan menahan material longsoran, dinding rumah Nurhayati pun jebol. Tanah longsoran yang menimpa rumahnya, masuk ke dalam ruang tamu, seperti tamui tak diundang.

“Kejadiannya pas kami lagi di masjid sedang Salat Tarawih,” ujar Nurhayati. 

Titik longsor lainnya terjadi di Jalan Suwandi 5, Jalan Suwandi V, Jalan Kedondong IV, Jalan AW Syahrani Gang 45 dan Gang 17, Jalan Pangeran Suryanata Gang Tinggiran, serta Jalan Sentosa. Belasan longsor membuat was-was warga kota terlabih saat hujan datang. 

Dari belasan titik longsor yang terjadi, pantauan media ini, longsor terparah terjadi di Gang Tinggiran, RT 59, Kelurahan Air Putih. Longsor di kawasan itu menimpa 3 rumah warga. Salah satu rumah mengalami kerusakan berat. Material yang menindih rumah menyisakan atap saja yang tampak. Bangunan lainnya tenggelam tertimbun material longsoran.

Kejadian ini tak hanya disesalkan pemilik rumah. Tetangga korban, juga resah sebagai terdampak. Warga yang meninggali rumah di sekitar longsoran memilih mengungsi. Berdasarkan keterangan warga mengungsi karena tanah terus bergerak. 

“Total lima rumah yang penghuninya sudah mengungsi, barang barang dipindahkan,  mereka untuk sementara pindah kerumah tetanganya, dan ada juga yang ketempat keluarga,” kata Ketua RT 59, Munarfan. 

Ia mengatakan, pergerakan tanah dari bukit dibelakang pemukiman warga tersebut sudah terjadi sejak Hari Minggu. “Karena hujan terus, sejak hari Minggu sudah mulai longsor dari belakang, kemarin (Senin) rumah mulai terkena longsor dan hari ini (Selasa) semakin parah,” tandasnya

Munarfan menyebutkan, warganya kini memerlukan bantuan pemerintah untuk menanggulangi longsor yang bisa kembali terjadi jika turun hujan. “Kami berharap ada antisipasi agar tidak longsor lagi, karena diatassana (Bukit) tanahnya sudah berlubang-lubang dan khawatir akan longsor lagi,” pintanya. 

Muhammad (30), pemilik rumah yang ambruk mengaku ia tidak sempat mengeluarkan semua barang miliknya dari dalam rumah. “Masih ada sebagian yang tertimbun longsor, karena tidak sempat diselamatkan, takut masuk ke dalam rumah,” katanya. 

Saat ini, Muhammad dan isteri serta dua anaknya terpaksa mengungsi ke rumah orang tuanya yang letaknya tidak jauh dari rumahnya yang tertimbun longsor.

Kepala BPBD Samarinda Endang Liansyah mengatakan, saat ini yang dilakukan BPBD ialah meminta para warga yang terdampak longsor, untuk mengevakuasi diri. BPBD Samarinda masih pikir-pikir untuk mengerahkan alat berat membersihkan longsor, karena medan yang sulit. “Medannya sulit, sempit,  nanti saya akan koordinasi dengan Dinas PU (Pekerjaan Umum), apakah bisa diturunkan alat berat,” tandasnya. 

Berdasarkan hasil pemetaan daerah rawan longsor di Samarinda, Endang menyebut 60 persen kawasan Samarinda masuk kategori rawan longsor. “Kalau 50 sampai 60 persen (kawasan rawan longsor) ada, karena bukit kecil-kecil dan tanahnya pasir,” ungkapnya. (dor)


 

Berita Terkait

IRT Pengedar Narkoba di Balikpapan Diringkus Polisi, 67 Paket Sabu Disita

Monumen Taman Tuah Himba di Tenggarong Tergenang Air Cukup Tinggi, BPBD Kukar Kerahkan Anggota

Tiga Kapal Perang Angkut Kontingen Latsitarda Nusantara ke Kaltim, Ini Pesan Pj Gubernur ke Taruna dan Taruni

Sejumlah Bacalon Kepala Daerah di Kaltim Taaruf Bersama Gus Muhaimin

Tidak Ada Proses PHPU, KPU Kaltim Tetapkan Perolehan Kursi Partai Politik Peserta Pemilu Hari Ini

Singgung Program Merdeka Belajar di Hardiknas, Pj Gubernur Kaltim: Tidak Usah Lagi Ganti Kurikulum

Kejar Target Upacara Kemerdekaan di IKN, Infrastruktur Kelistrikan Dikebut

Nasib Ribuan THL di Kukar Disorot, DPRD Minta Pemkab Tindaklanjuti karena Belum Terlaporkan di LKPj 2023

Ada Tembakan Gas Air Mata, Peringatan Hari Buruh di Balikpapan Berakhir Ricuh, Tiga Mahasiswa Mengalami Tindakan Refresif

Kesbangpol Kaltim Siapkan Anggaran di APBD Perubahan Jelang Pilkada Serentak

Terdengar Suara Benturan Keras, Remaja Tewas Usai Tabrak Truk Tangki Berhenti di Pinggir Jalan

Tahun Ini, PPDB SMA/SMK di Samarinda Akan Dibuka Mulai Juni

Dua Bangunan dan Satu Sepeda Motor di Samarinda Utara Hangus Terbakar, Termasuk Dokumen Penting Pemilik Rumah

Luka Melepuh di Mulut dan Tangan Bocah, Pasutri di Samarinda Terancam Hukuman Lima Tahun Penjara

Menghina Sultan Kutai, Panglima Kijang Disidang Adat dan Mengaku Telah Bersalah

ASN yang Mencalonkan Diri Sebagai Kepala Daerah Bakal Ditindak BKD Kaltim

Hendak ke Balikpapan, Rombongan Dispusip Berau Kecelakaan di Kelay Pagi Tadi, Lima Orang Luka-Luka

Sistem Transportasi Cerdas akan Diterapkan di IKN

Copyright © 2024 - Korankaltim.com

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.