Sabtu, 21/06/2025
Sabtu, 21/06/2025
Sesi memainkan lagu Menjadi Manusia oleh salah satu narasumber dalam forum diskusi. (Istimewa)
Sabtu, 21/06/2025
Sesi memainkan lagu Menjadi Manusia oleh salah satu narasumber dalam forum diskusi. (Istimewa)
Penulis: Ainur Rofiah
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA - Audiens dan panitia forum diskusi Solidaritas Usaha Membina Budaya Ucap, Tulis, Ekspresi, Nalar, Gagasan, Ajaran dan Hikmah alias Sumbu Tengah, menyesalkan ketidakhadiran Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Bambang Arwanto dalam diskusi bertema “Sisi Gelap Tambang Masa Kini dan Kaltim-Kaltara Masa Silam” yang digelar di ruang mini teater Perpustakaan Kota Samarinda Jalan Kusuma Bangsa Jumat (20/62025) kemarin.
Terungkap kalau sepekan sebelum acara, Kadis ESDM telah menyatakan kesediaan untuk menjadi pembicara pada forum Sumbu Tengah Edisi 2 tersebut.
Bahkan sekitar beberapa jam sebelum acara, Kadis ESDM masih berkomunikasi dengan panitia terkait pengganti yang bisa didelegasikan untuk hadir.
Acara yang sedianya dijadwal dimulai pukul 14.00 WITA terpaksa mundur hingga satu jam karena menunggu sambutan dari Kadis ESDM, yang diminta panitia melalui video.
Namun pihak ESDM kemudian mengirimkan pesan Kadis menemani Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud melakukan kunjungan ke Kabupaten Kutai Barat (Kubar) melalui jalan darat.
Selain tak bisa hadir, semua staf juga disebutkan ikut serta dalam kunjungan sehingga tak bisa mengirim delegasi. Bahkan video sambutan pun tak bisa segera dikirim lantaran sinyal internet kurang baik.
Forum Sumbu Tengah akhirnya tetap berlanjut tanpa kehadiran Kadis ESDM. Ada lima narasumber yang tampil, yaitu Joko Supriyadi, Utih Arum Zahra, Arief Rahman, Muhammad Sarip dan Ananta Tsabita. Diskusi dipandu oleh Rusdianto, redaktur media yang juga founder Forum Sumbu Tengah.
Joko Supriyadi adalah Ketua Yayasan Sejarah Budaya Kalimantan Utara. Alumnus S-2 ITB ini memaparkan sejarah tragedi Bulungan, Tidung, dan Kenyah atau yang dikenal dengan Bultiken.
“Terdapat kemiripan sejarah dan budaya antara Bulungan dan Kutai. Apa yang terjadi di Kaltim sangat besar pengaruhnya terhadap Kaltara,” tutur Joko.
Pembicara berikutnya Utih Arum Zahra merupakan sosok dengan nama pena yang aktif mengulas isi buku dan bacaan di dunia maya sejak 2012.
Utih mengulas buku Histori Kutai karya Muhammad Sarip, khusus subbab “Masa Kelabu Era Demokrasi Terpimpin-Orde Lama”. “Tahun 1964–1965 merupakan periode paling kelam dalam sejarah Kesultanan Kutai setelah Daerah Istimewa Kutai dihapuskan pada 1960,” papar founder Kombaca Samarinda tersebut.
Giliran Arief Rahman sebagai pengurus Wikipedia Bahasa Indonesia meluruskan beberapa kesalahpahaman yang beredar di publik mengenai situs Wikipedia. “Situs ensiklopedia ini memang bebas diedit oleh pengguna, tetapi ada para administrator dan ribuan kontributor yang memantau editan sepanjang waktu. Editan yang diterima di Wikipedia harus berbasis sumber seperti media terverifikasi Dewan Pers,” ungkap pengurus pertama Wikipedia dari Kalimantan tersebut.
Arief juga menyatakan, catatan hitam tokoh dan sejarah kelam masa lalu akan tertulis abadi di Wikipedia. “Wikipedia tidak bisa menulis atau menghapus teks berdasarkan intervensi negara, tetapi Wikipedia hanya berpegang pada referensi yang kredibel,” tambah Arief.
Sementara Muhammad Sarip mengungkapkan proses penulisan ulang Sejarah Nasional Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan sulit mengakomodasi narasi sejarah Kaltim dan Kaltara secara lebih mendalam.
“Tidak diketahui adanya sejarawan dari Kalimantan yang terlibat dalam tim penulis SNI. Misi penulisan yang dikatakan mengubah perspektif kolonial-sentris menjadi Indonesia-sentris, implementasi sebenarnya adalah penulisan sejarah yang Jawa-sentris,” beber sejarawan publik tersebut.
Pembicara terakhir adalah Ananta Tsabita, mahasiswa S-1 Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Mulawarman. Gen Z peraih Juara 2 Lomba Cover Official Theme Song BKKBN Kalimantan Timur ini diberi kesempatan menampilkan vokal merdunya dengan menyanyikan lagu berjudul “Menjadi Manusia” ciptaan Rusdianto.
“Sebagai generasi muda, saya merasa perlu banyak belajar lagi mengenai permasalahan daerah, termasuk tambang yang merusak lingkungan, juga pengetahuan sejarah Kaltim yang masih minim,” ujar Tsabita.
Pada sesi tanya jawab, beberapa peserta mengungkapkan alasan mereka hadir karena ingin menyimak presentasi dari Kadis ESDM.
“Kami ingin mengetahui bagaimana progres Pemprov Kaltim menyikapi kasus tambang di Muara Kate dan juga di KRUS, tapi ternyata Kadis ESDM batal hadir,” keluh salah seorang peserta.
Editor: Aspian Nur
Sabtu, 21/06/2025
Sesi memainkan lagu Menjadi Manusia oleh salah satu narasumber dalam forum diskusi. (Istimewa)
TERPOPULER
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.