Rabu, 11/06/2025

Gratispol Bukan Sekadar Janji Tapi Bukti

Rabu, 11/06/2025

Gubernur H. Rudy Mas’ud (Harum) dan Wakil Gubernur Seno Aji. (Foto: Diskominfo Kaltim)

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Gratispol Bukan Sekadar Janji Tapi Bukti

Rabu, 11/06/2025

logo

Gubernur H. Rudy Mas’ud (Harum) dan Wakil Gubernur Seno Aji. (Foto: Diskominfo Kaltim)

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) di bawah kepemimpinan Gubernur H. Rudy Mas’ud (Harum) dan Wakil Gubernur Seno Aji terus merealisasikan janji-janji pembangunan yang menjadi prioritas, terutama di bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Ketiga hal tersebut jadi tiga serangkai janji pembangunan daerah.

Salah satu fokus utama yang tengah diwujudkan adalah Infrastruktur yakni berupa bangunan rumah sakit dan peralatan kesehatan, lalu perlu dokter yang mumpuni untuk menjalankan operasional, hingga pendidikan agar tersedianya dokter spesialis. Untuk yang terakhir, Gubernur Harum mengaku hal itu tidaklah mudah. “Perlu kebijakan yang tepat dan adil agar tepat sasaran,” katanya.

Untuk itu, Pemprov Kaltim berencana menyelipkan pendidikan dokter spesialis itu lewat Gratispol khusus. Dengan skema ini pemerintah, sebutnya, siap membiayai para calon spesialis dari uang kuliah hingga ongkos hidup. Syaratnya, setelah lulus harus balik ke Kaltim. Mengabdi minimal 10 tahun di Bumi Etam.

Senada dengan itu, anggota Tim Transisi, Bohari Yusuf, mengatakan program ini masih digodok. Terusama soal petunjuk teknis pelaksanaan dalam pembiayaan uang kuliah serta ongkos hidup para calon dokter yang ingin menempuh pendidikan spesialis di perguruan tinggi ternama. Seperti Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, atau Universitas Hasanuddin. “Bisa juga dipilih dari mahasiswa dokter spesialis yang saat ini sedang menempuh pendidikan,” terangnya.

Oleh karena itu, nyaris semua rumah sakit di Kaltim, kekurangan dokter spesialis tertentu. Program ini jelas menjadi salah satu jalan keluar untuk menambal kebutuhan tersebut. Tentang kontrak untuk mengabdi untuk Kaltim minimal 10 tahun setelah lulus, para penerima manfaat harus siap ditempatkan di rumah sakit provinsi atau kabupaten/kota.

Pemprov Kaltim pun kini tengah berencana membangun rumah sakit di Kutai Barat sehingga pelayanan kesehatan untuk warga pedalaman di sana hingga Mahakam Ulu bisa lebih dekat. Sementara itu, Gratispol pendidikan gratis, sebut Bohari, akan berjalan saat penerimaan murid baru 2025/2026. Bahkan, setiap siswa, bakal mendapat kelengkapan sekolah, dari seragam, tas, topi, sampai sepatu. (*/sef/pt)

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.