Selasa, 03/06/2025

Panen Raya Redam Harga Pangan, Kaltim Catat Deflasi 0,35 Persen di Mei 2025

Selasa, 03/06/2025

Ilustrasi harga barang yang menunjukkan stabilitas periode Mei (istimewa).

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Panen Raya Redam Harga Pangan, Kaltim Catat Deflasi 0,35 Persen di Mei 2025

Selasa, 03/06/2025

logo

Ilustrasi harga barang yang menunjukkan stabilitas periode Mei (istimewa).

Penulis: M Rafik

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mencatat deflasi sebesar -0,35 persen (mtm) pada Mei 2025, menandai penurunan tekanan harga setelah bulan sebelumnya mengalami inflasi. Perkembangan ini sejalan dengan tren nasional yang juga mencatat deflasi sebesar -0,37 persen (mtm).

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia, turunnya harga dipengaruhi oleh faktor musiman, terutama melimpahnya pasokan pangan dari daerah sentra produksi seperti Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Jawa Timur.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Budi Widhihartanto, menjelaskan bahwa deflasi ini mencerminkan kondisi pasokan yang sehat dan dampak positif dari masa panen raya.

“Panen raya di daerah pemasok utama seperti Sulsel dan Jatim berdampak langsung pada stabilitas harga pangan di Kaltim, khususnya komoditas strategis seperti cabai rawit dan bawang merah,” ujar Budi, Sabtu (1/6/2025).

“Ini adalah indikator positif bahwa suplai pangan dalam kondisi terjaga dan distribusinya berjalan baik,” tambahnya.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau tercatat sebagai penyumbang deflasi terbesar, dengan andil -0,56 persen. Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turut menyumbang deflasi sebesar -0,01 persen, utamanya dari penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

Meski secara umum harga menurun, sektor transportasi mengalami inflasi sebesar 0,14 persen, didorong oleh lonjakan tarif angkutan udara selama periode libur panjang Mei. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga mencatat kenaikan harga, terutama pada komoditas emas perhiasan.

Lebih lanjut, Budi Widhihartanto menambahkan bahwa tren ini memberikan ruang untuk menjaga daya beli masyarakat tanpa mengganggu stabilitas inflasi tahunan.

“Kami terus memantau dinamika harga ke depan, terutama menjelang periode Idul Adha dan tahun ajaran baru, yang berpotensi meningkatkan tekanan inflasi. Koordinasi dengan pemerintah daerah tetap kami perkuat agar kestabilan harga terjaga,” ungkapnya.

Dengan inflasi tahunan (yoy) di angka 1,03 persen dan inflasi tahun kalender (ytd) sebesar 1,30 persen, Kalimantan Timur masih berada dalam jalur yang sehat secara makroekonomi.


Editor: Erwin

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.