Senin, 02/06/2025

Ekspor Kaltim Turun 9,69 Persen di April 2025, Neraca Perdagangan Tetap Surplus

Senin, 02/06/2025

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana saat menyampaikan rilis (Foto: Istimewa)

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Ekspor Kaltim Turun 9,69 Persen di April 2025, Neraca Perdagangan Tetap Surplus

Senin, 02/06/2025

logo

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana saat menyampaikan rilis (Foto: Istimewa)

Penulis: M Rafik

KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Ekspor Kalimantan Timur mengalami penurunan pada April 2025. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Timur, total nilai ekspor tercatat sebesar US$1,545 miliar, atau turun 9,69 persen dibandingkan Maret 2025.

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana menyatakan bahwa penurunan ini disebabkan oleh lesunya performa ekspor di dua sektor utama, yaitu migas dan nonmigas.

“Ekspor migas tercatat sebesar US$125,08 juta, turun signifikan sebesar 18,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan ekspor nonmigas mencapai US$1,42 miliar, juga turun 8,79 persen,” jelas Yusniar dalam rilis resminya, Senin (2/6/2025).

Sementara itu, nilai impor Kaltim justru mengalami sedikit peningkatan sebesar 1,96 persen dibandingkan Maret 2025, dengan total mencapai US$381,36 juta.

Rinciannya, impor migas turun 6,02 persen menjadi US$282,40 juta, namun impor nonmigas melonjak tajam sebesar 34,58 persen menjadi US$98,96 juta.

Meski ekspor menurun, neraca perdagangan Kaltim masih mencatat surplus sebesar US$1,16 miliar.

“Surplus ini sebagian besar ditopang oleh sektor nonmigas yang menyumbang surplus sebesar US$1,32 miliar, sementara sektor migas justru mengalami defisit sebesar US$157,32 juta,” tambah Yusniar.

Ia menambahkan kondisi ini menunjukkan masih kuatnya daya saing komoditas nonmigas Kaltim di pasar internasional, meskipun tekanan global terhadap sektor migas masih menjadi tantangan.

Editor: Erwin

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.