Selasa, 29/04/2025
Selasa, 29/04/2025
Dialog pedagang Pasar Subuh dan Pemkot Samarinda di Balaikota.(Ainur/Korankaltim.com)
Selasa, 29/04/2025
Dialog pedagang Pasar Subuh dan Pemkot Samarinda di Balaikota.(Ainur/Korankaltim.com)
Penulis: Ainur Rofiah
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Puluhan pedagang Pasar Subuh menggelar aksi protes di depan Balai Kota Samarinda pada Selasa pagi (29/4/2025). Aksi ini merupakan bentuk penolakan terhadap rencana relokasi yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Unjuk rasa berlangsung sekitar satu jam, disertai orasi dari sejumlah perwakilan pedagang. Mereka menyampaikan keberatan atas keputusan relokasi ke Pasar Beluluq Lingau di Jalan PM Noor, Samarinda Utara, yang dinilai diambil secara sepihak tanpa melibatkan pedagang secara menyeluruh.
Para pedagang juga menilai pendekatan pemerintah sejauh ini kurang membuka ruang dialog yang memadai.
Abdussalam, seorang pedagang sayur yang sudah lebih dari dua dekade berjualan di Pasar Subuh, mengungkapkan kekecewaannya. Ia menyebut bahwa sosialisasi dari pemerintah hanya sebatas penyampaian sepihak, bahkan cenderung menekan.
Menurutnya, tanda tangan yang pernah diminta hanya untuk daftar hadir, bukan bentuk persetujuan terhadap relokasi.
“Waktu Oktober 2023 saya sempat hadir sendiri. Tapi pernyataan dari pemerintah saat itu jelas menyiratkan bahwa kami tidak bisa menolak. Itu bukan dialog, tapi penegasan sepihak,” ujarnya.
Ia juga menegaskan mayoritas pedagang ingin tetap berada di lokasi yang selama ini menjadi sumber penghidupan mereka, meskipun pemerintah menawarkan fasilitas lapak gratis di lokasi baru.
Di sisi lain, Pemkot Samarinda bersikeras bahwa proses relokasi telah melewati berbagai tahap persiapan dan sosialisasi.
Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, menyatakan bahwa langkah ini merupakan hasil perencanaan panjang dan bahkan sempat ditunda selama enam bulan demi memberi waktu bagi para pedagang untuk beradaptasi.
“Beberapa memang menolak karena alasan fasilitas, tapi semua kebutuhan dasar sudah kami sediakan di Pasar Beluluq Lingau,” jelas Marnabas.
Pemerintah juga menyediakan insentif berupa bantuan transportasi senilai Rp500 ribu per pedagang serta program promosi seperti bazar bersubsidi untuk menarik pengunjung ke pasar baru.
Selain itu, kawasan relokasi telah dilengkapi sekitar 130 lapak, IPAL, penerangan, dan infrastruktur lainnya.
Marnabas menyebut relokasi ini juga bagian dari penataan kota, karena Pasar Subuh selama ini beroperasi di lahan yang tidak berizin dan kerap menyebabkan kemacetan.
Sebagai penegasan, Pemkot tetap akan melanjutkan relokasi sesuai jadwal, dengan pengosongan lokasi lama yang ditargetkan berlangsung mulai 4 Mei 2025.
Jika masih ada pedagang yang bertahan, kata Marnabas, maka akan diterapkan langkah penertiban sesuai prosedur.
“Kami tidak ingin mematikan mata pencaharian siapa pun. Tujuan kami justru menciptakan tempat usaha yang lebih tertib dan layak,” pungkas Marnabas.
Editor: Erwin
Selasa, 29/04/2025
Dialog pedagang Pasar Subuh dan Pemkot Samarinda di Balaikota.(Ainur/Korankaltim.com)
TERPOPULER
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.