Rabu, 23/04/2025
Rabu, 23/04/2025
Gubernur Harum dan Menhut Raja Juli Antoni resmi melepas keberangkatan orangutan untuk dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen Wehea Kabupaten Kutai Timur. (SENO/ADPIMPROV KALTIM)
Rabu, 23/04/2025
Gubernur Harum dan Menhut Raja Juli Antoni resmi melepas keberangkatan orangutan untuk dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen Wehea Kabupaten Kutai Timur. (SENO/ADPIMPROV KALTIM)
KORANKALTIM.COM, BALIKPAPAN - Gubernur Kaltim H Rudy Mas'ud (Harum) mendampingi Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni mengunjungi Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dipusat rehabilitasi orangutan yang dikelola Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dilaksanakan pelepasliaran orangutan ke Kawasan Hutan Kehje Sewen Wehea Kabupaten Kutai Timur oleh Menhut Raja Juli Antoni bersama Gubernur Harum.
"Ini adalah bukti nyata kolaborasi pemerintah, lembaga konservasi, dan sektor swasta dalam menjaga keberlangsungan spesies endemik kita yang sangat berharga," kata Gubernur Harum, Selasa (22/4/2025) kemarin.
Gubernur Harum menegaskan dirinya percaya komitmen bersama akan membawa dampak besar tidak hanya bagi upaya konservasi orangutan, tetapi bagi penguatan ekosistem hutan dan pembangunan berkelanjutan di Kalimantan Timur.
Konservasi bukan hanya tentang penyelamatan satwa, tetapi juga menjaga keseimbangan kehidupan dan masa depan generasi mendatang.
"Penyerahan ini bukan hanya seremonial. Ini bukti nyata kolaborasi menghasilkan langkah konkret dalam menyelamatkan spesies kunci dan memperkuat ekosistem hutan," tegas Harum.
Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni mengatakan kebahagiaannya atas pelepasliaran orangutan kembali ke hutan. "Perasaan saya bahagia atau sedih, mau menangis. Tapi ini momen yang membahagiakan kita semua," kata Menhut Raja Juli
Namun Menhut tidak menampik bahwa kondisi ini (rehabilitasi Orangutan) menandakan adanya kerusakan lingkungan luar biasa di Indonesia, termasuk Kaltim. "Saya rasa bersedih. Sebagai salah seorang anak bangsa yang mencintai alam, mencintai hutan, dan mencintai satwa," ungkapnya.
Menhut pun mengapresiasi kerja Yayasan BOS (BOSF) yang telah bekerja keras merehabilitasi orangutan, sehingga bisa dilepasliarkan. "Memang di sini bukan tempatnya.Tapi hutan itulah tempatnya. Di sana dunia dan kehidupannya," ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim M Ari Wibawanto menyebutkan spesies orangutan di Kaltim yang merupakan prioritas Kemenhut memiliki populasi 14.630 individu yang tersebar di 17 peta populasi.
"Tiga tahun terakhir (2022-2024), BKSDA dibantu mitra telah menyelamatkan dari konflik orangutan dengan manusia sebanyak 71 individu orangutan," sebutnya.
Dimana 52 individu di antaranya telah di klas lokasi di kawasan hutan tempat hidupnya. Sedangkan 19 individu lainnya direhabilitasi.
Hadir Dirjen KSDAE Kemenhut Prof Satyawan Pudyatmoko, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik Kemenhut Nunu Anugrah, Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan SDA Otorita IKN, CEO Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo Jamartin Sihite, Presiden Direktur PT Riau Andalan Pulp and Paper Sihol Parulian Aritonang dan manajemen PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia, serta pejabat utama Kemenhut. (*)
Rabu, 23/04/2025
Gubernur Harum dan Menhut Raja Juli Antoni resmi melepas keberangkatan orangutan untuk dilepasliarkan ke Hutan Kehje Sewen Wehea Kabupaten Kutai Timur. (SENO/ADPIMPROV KALTIM)
TERPOPULER
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.