Selasa, 01/04/2025

Donald Trump Desak Iran Lakukan Perundingan Nuklir, Keluarkan Ancaman Pengeboman

Selasa, 01/04/2025

Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Brian Snyder)

Share
Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Donald Trump Desak Iran Lakukan Perundingan Nuklir, Keluarkan Ancaman Pengeboman

Selasa, 01/04/2025

logo

Presiden AS Donald Trump (REUTERS/Brian Snyder)

KORANKALTIM.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengancam akan melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Iran jika menolak terlibat dalam perundingan nuklir dengan pihaknya.

Pernyataan tersebut menjadi ancaman terkuat Trump terhadap Iran sejak ia menjabat sebagai Presiden AS pada Januari lalu.

“Jika tidak ada kesepakatan, akan terjadi pengeboman. Pengeboman, yang belum pernah mereka alami sebelumnya, akan terjadi,” ucapnya dikutip dari Antaranews, Selasa (1/4/2025).

Pada hari yang sama, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, dilaporkan menolak untuk melakukan perundingan langsung dengan AS mengenai program nuklir. 

Ia juga mengonfirmasi bahwa Iran telah memberikan jawaban resmi atas surat yang dikirim Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, yang berisi permintaan untuk dialog langsung.

Namun, Pezeshkian menegaskan bahwa Iran tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pembicaraan secara tidak langsung. 

Selama berbulan-bulan, Trump berusaha mendesak Iran untuk mau melakukan perundingan langsung, bahkan sempat mengisyaratkan konsekuensi yang “sangat serius” jika Iran menolak. 

Pada masa pemerintahannya yang pertama, Trump menarik Amerika Serikat secara sepihak dari perjanjian nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar dunia yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, dan kembali memberlakukan berbagai sanksi terhadap Iran. 

Meskipun Iran mematuhi kesepakatan itu selama setahun setelah penarikan AS, negara tersebut kemudian mulai mengurangi komitmennya dengan alasan bahwa negara-negara lain dalam perjanjian tersebut gagal melindungi kepentingan Iran.


Editor: Erwin

Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.