Kamis, 20/03/2025
Kamis, 20/03/2025
Kepala SDN 016 Samarinda, Sudarmi saat diwawancarai. (Foto: Ainur/Korankaltim.com)
Kamis, 20/03/2025
Kepala SDN 016 Samarinda, Sudarmi saat diwawancarai. (Foto: Ainur/Korankaltim.com)
Penulis: Ainur Rofiah
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Dugaan pungutan uang perpisahan di SDN 016 Samarinda, Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan Sungai Kunjang, menjadi perbincangan hangat di kalangan wali murid.
Pungutan sebesar Rp600 ribu yang diperuntukkan bagi siswa dan siswi kelas VI diduga dianggap sebagai syarat kelulusan oleh orang tua murid.
Kepala SDN 016 Samarinda, Sudarmi mengakui bahwa membantah isu pungutan, tetapi iuran yang telah disepakati bersama oleh wali murid.
“Terpatnya bukan pungutan, tapi iuran. Dan itu sudah disepakati bersama komite dan orang tua siswa,” ucap Sudarmi ketika dikonfirmasi Korankaltim.com, Kamis (20/3/2025).
Dirinya juga tak membenarkan nominal yang beredar. Menurutnya, jumlah yang disepakati hanya Rp520 ribu, yang akan digunakan untuk album foto perpisahan, medali kelulusan, dan konsumsi acara.
Sudarmi menegaskan bahwa besaran iuran serta rincian penggunaannya telah disampaikan dalam rapat, dan tidak ada protes dari wali murid saat itu.
“Kalau dikatakan pungutan ya silahkan, tapi sudah ada rinciannya, itu semua kembali ke anak-anak dan orang tua. Jadi bukan untuk memperkaya guru,”jelasnya.
Meski begitu, dirinya tak memaksakan orang tua yang kurang mampu untuk membayar secara keseluruhan.
Ada kebijaksanaan yang ditawarkan pihak sekolah untuk membayar semampunya saja. Sehingga orang tua tak merasa terbebani.
“Karena boleh dicicil, kami punya kebijaksanaan, bagi yang kurang mampu boleh bayar semampunya saja. Misal setengah atau seperempat tidak papa. Orang tua yang keberatan atau terbebani boleh langsung melapor ke saya, kami pasti beri keringanan,” pungkasnya.
Editor: Erwin
Kamis, 20/03/2025
Kepala SDN 016 Samarinda, Sudarmi saat diwawancarai. (Foto: Ainur/Korankaltim.com)
TERPOPULER
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.