Kamis, 12/12/2024
Kamis, 12/12/2024
peserta saat melaksanakan forum interaktif di kegiatan Interfaith Youth Forum (Rafik/Korankaltim.com).
Kamis, 12/12/2024
peserta saat melaksanakan forum interaktif di kegiatan Interfaith Youth Forum (Rafik/Korankaltim.com).
Penulis : M Rafik
KORANKALTIM.COM, SAMARINDA – Mahasiswa Universitas Islam Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda menggelar Interfaith Youth Forum atau Forum Pemuda Lintas Agama di Lantai 3 Gedung Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah UINSI, Kamis (12/12/2024).
Ketua Panitia Intervate Yourt Forum, Shofiyyatu Urfa Rosyida mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan cerminan pada saat dirinya melakukan pertukaran mahasiswa di Amerika Serikat. Ia mengaku moderasi beragama di negara luar cukup baik. Sehingga dirinya mencoba menerapkan hal itu di Kota Samarinda.
“Banyak pelajaran yang saya dapatkan, khususnya mereka yang saling menghormati antar agama, dan itu saya coba di Samarinda,” ungkapnya.
Ia membeberkan tujuan kegiatan ini yaitu membuka ruang dialog dan interaksi antaragama yang inklusif bagi pemuda dari berbagai latar belakang di Samarinda.
Dengan adanya forum ini, kami ingin meningkatkan kemampuan dialog antaragama melalui membekali para peserta dengan keterampilan berkomunikasi dan berdialog lintas agama secara efektif, sehingga mereka mampu menyampaikan pandangan dengan cara yang menghormati perbedaan dan mendorong diskusi yang konstruktif dan menumbuhkan penghormatan dan toleransi terhadap praktik antaragama yang ada pada masyarakat.
“Ini dapat memperkuat pemahaman terhadap keragaman beragama karena memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama-agama yang berbeda serta nilai-nilai umum yang dapat menjadi landasan persatuan,” ucapnya.
Selain itu juga membangun jaringan pemimpin muda lintas agama. Ini dinilai dapat menciptakan jaringan pemuda lintas agama yang memiliki semangat kepemimpinan dan siap berkontribusi dalam menjaga keharmonisan masyarakat melalui dialog dan kerja sama.
Juga dapat mengembangkan sikap toleransi dan hormat terhadap perbedaan dan sikap saling menghargai dan menghormati di antara peserta.
“Sehingga mereka menjadi agen perubahan dalam menciptakan masyarakat yang lebih toleran dan harmonis,” ucapnya.
Melalui interaksi langsung dengan tokoh agama dan kunjungan ke berbagai tempat ibadah, peserta akan mendapatkan pengalaman praktis dalam memahami dan menerapkan moderasi beragama di kehidupan sehari-hari.
“Peserta juga bisa menuangkan hasil pengalaman dan pembelajaran mereka dalam bentuk esai berkualitas yang menggambarkan perspektif mereka tentang dialog antaragama dan moderasi beragama,” tukasnya.
Sementara, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Moh Salehuddin mengharapkan forum ini dapat memberikan kenyamanan dalam beragama baik dari seluruh peserta maupun panitia.
“Kalau sudah nyaman artinya pada saat berdiskusi dan saling memberikan masukan serta solusi juga bisa lebih nyaman,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kegiatan berlangsung selama 4 hari ini diikuti oleh 18 peserta diantaranya 10 peserta beragama Islam dan 8 peserta lainnya berasal dari Hindu, Protestan dan Katolik. Ke depan, pihaknya akan melebarkan sayap dengan mengajak pemuda dari agama lain seperti Buddha dan Konghucu.
Serta dirangkai dengan kunjungan ke tempat ibadah di masing-masing agama guna menciptakan rasa toleransi dalam beragama sekaligus belajar tentang agama-agama yang ada di Indonesia.
Editor: Erwin
Kamis, 12/12/2024
peserta saat melaksanakan forum interaktif di kegiatan Interfaith Youth Forum (Rafik/Korankaltim.com).
TERPOPULER
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.