Jumat, 15/03/2019
Jumat, 15/03/2019
Ilustrasi (WikiImages/Pixabay)
Jumat, 15/03/2019
Ilustrasi (WikiImages/Pixabay)
KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Kisah para astronot yang mampu menginjakkan kaki di bulan memang selalu memukau. Misi mereka tentu akan jadi catatan sejarah.
Nah, ada kabar terbaru dari badan antariksa As, NASA yang akan membuka sampel tanah yang diambil di Bulan 50 tahun lalu.
Sebagian dari sampel tanah yang diambil NASA dari misi-misi ke Bulan sekitar tahun 1970-an itu memang sengaja ditutup rapat-rapat dan tak pernah dibuka sejak tiba di Bumi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atas material tersebut. Sementara sebagian material lainnya setelah melalui sejumlah pemrosesan kembali dibungkus dan dimasukkan tempat penyimpanan dingin.
"Kami mencari molekul organik kecil yang mungkin ada dengan konsentrasi sangat kecil pada sampel dari Bulan ini," jelas Elsila dari Astrobiology Analytical Laboratory Goddard.
"Dengan demikian membantu kami memahami struktur kimia Bulan," ujarnga seperti dikutip dari kompas.com
Material tersebut tak pernah dibuka agar para peneliti di era dengan teknologi yang lebih maju bisa menelitinya dengan peralatan yang lebih canggih.
Kini NASA memutuskan untuk membuka sampel-sampel rahasia itu untuk diteliti, seperti tertulis pada siaran pers NASA.
"Dalam 50 tahun terakhir sensitivitas analisis kami telah meningkat pesat dan metode baru telah dikembangkan untuk mengisolasi senyawa yang kami ingin teliti. Sehingga kami bisa mendeteksi apa yang tidak mungkin dilakukan 50 tahun lalu. Ini benar-benar (bisa dilakukan) karena instrumen dan metode yang lebih canggih yang membuat kami bisa menemukan dan mengukur molekul ini saat ini," , seperti dikutip Gizmodo.
Material Bulan ini dikoleksi lewat misi Apollo 15 (misi bulan keempat yang dimulai pada 26 Juli 1971) dan Apollo 17 (misi Bulan ke enam dan terakhir pada 7 Desember 1972).
Terdapat sembilan proposal yang diterima untuk mempelajari sampel tersebut. Sembilan proposal ini dipilih lewat program Apollo Next Generation Sample Analysis atau ANGSA.
Dibukanya program ANGSA ini berkaitan dengan misi NASA untuk meluncurkan manusia ke Bulan dalam sepuluh tahun ke depan.
Para peneliti akan mencari tahu apakah metode yang mereka gunakan untuk menyimpan materi Bulan berhasil menjaga kemurniannya. Pekerjaan ini juga akan relevan untuk misi OSIRIS-REx. Misi ini akan membawa sampel dari asteroid Bennu yang akan kembali ke Bumi pada Maret 2021. (*)
Ilustrasi (WikiImages/Pixabay)
KORANKALTIM.COM, JAKARTA -- Kisah para astronot yang mampu menginjakkan kaki di bulan memang selalu memukau. Misi mereka tentu akan jadi catatan sejarah.
Nah, ada kabar terbaru dari badan antariksa As, NASA yang akan membuka sampel tanah yang diambil di Bulan 50 tahun lalu.
Sebagian dari sampel tanah yang diambil NASA dari misi-misi ke Bulan sekitar tahun 1970-an itu memang sengaja ditutup rapat-rapat dan tak pernah dibuka sejak tiba di Bumi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi atas material tersebut. Sementara sebagian material lainnya setelah melalui sejumlah pemrosesan kembali dibungkus dan dimasukkan tempat penyimpanan dingin.
"Kami mencari molekul organik kecil yang mungkin ada dengan konsentrasi sangat kecil pada sampel dari Bulan ini," jelas Elsila dari Astrobiology Analytical Laboratory Goddard.
"Dengan demikian membantu kami memahami struktur kimia Bulan," ujarnga seperti dikutip dari kompas.com
Material tersebut tak pernah dibuka agar para peneliti di era dengan teknologi yang lebih maju bisa menelitinya dengan peralatan yang lebih canggih.
Kini NASA memutuskan untuk membuka sampel-sampel rahasia itu untuk diteliti, seperti tertulis pada siaran pers NASA.
"Dalam 50 tahun terakhir sensitivitas analisis kami telah meningkat pesat dan metode baru telah dikembangkan untuk mengisolasi senyawa yang kami ingin teliti. Sehingga kami bisa mendeteksi apa yang tidak mungkin dilakukan 50 tahun lalu. Ini benar-benar (bisa dilakukan) karena instrumen dan metode yang lebih canggih yang membuat kami bisa menemukan dan mengukur molekul ini saat ini," , seperti dikutip Gizmodo.
Material Bulan ini dikoleksi lewat misi Apollo 15 (misi bulan keempat yang dimulai pada 26 Juli 1971) dan Apollo 17 (misi Bulan ke enam dan terakhir pada 7 Desember 1972).
Terdapat sembilan proposal yang diterima untuk mempelajari sampel tersebut. Sembilan proposal ini dipilih lewat program Apollo Next Generation Sample Analysis atau ANGSA.
Dibukanya program ANGSA ini berkaitan dengan misi NASA untuk meluncurkan manusia ke Bulan dalam sepuluh tahun ke depan.
Para peneliti akan mencari tahu apakah metode yang mereka gunakan untuk menyimpan materi Bulan berhasil menjaga kemurniannya. Pekerjaan ini juga akan relevan untuk misi OSIRIS-REx. Misi ini akan membawa sampel dari asteroid Bennu yang akan kembali ke Bumi pada Maret 2021. (*)
Copyright © 2024 - Korankaltim.com
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.