Rabu, 18/10/2017

KPAD Ingin Independen

Rabu, 18/10/2017

FOTO: MELISA/KK

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

KPAD Ingin Independen

Rabu, 18/10/2017

logo

FOTO: MELISA/KK

SAMARINDA – Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Samarinda kembali menggelar pertemuan dengan berbagai media ruang rapat kecil Wakil Walikota Samarinda, di Balaikota, Selasa (17/10). Dalam pertemuan tersebut Ketua KPAD Samarinda Sri Lestari menyebutkan langkah kedepannya KPAD akan bergerak secara independen. 

“Kalau saat ini kami masih berada di bawah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, namun kedepannya kami ingin lebih fokus untuk menangani kasus kekerasan terhadap anak. Oleh sebab itu perlu didukung dengan pembentukan Perda (Peraturan Daerah) yang mengatur tentang Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi) KPAD,” ujar istri Wakil Walikota Nusyirwan Ismail.

Untuk mendukung upaya ini, ia bersama anggota KPAD lainnya telah bertemu langsung dengan pihak DPRD Samarinda guna merancang Raperda KPAD.

Sebab, menurutnya KPAD perlu fokus menjalankan tugas dengan baik dalam memberikan perlindungan terhadap anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Sedangkan saat ini KPAD telah menggandeng Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dalam hal penyelesaian kasus kekerasan anak. 

“Apalagi tingkat kekerasan semakin tahun kian meningkat. Untuk itu kami perlu bekerja lebih fokus dalam hal perlindungan terhadap anak-anak korban kekerasan. Untuk saat ini kami masih bergerak dibawah SK (Surat Walikota) nomor 216 tahun 2017 dan terdiri dari susunan kepengurusan yang baru,” urainya.

Ia juga meyakinkan kepada Pemkot Samarinda untuk dapat mendukung kegiatan KPAD khususnya yang berkenaan dengan kegiatan perlindungan terhadap anak.

“Kedepan kami akan membuat suatu penelitian ilmiah guna mencari tahu apa penyebab kekerasan itu meningkat. Apalagi kekerasan seksual angkanya sangat meningkat tajam. Sehingga upaya kami kedepan yaitu menggiatkan sosialisasi yang menyasar ke sekolah namun fokusnya untuk orangtua anak,” paparnya.

Sebab lanjutnya, pelaku kekerasan terhadap anak seringkali dilakukan oleh keluarga terdekat bahkan masih memiliki hubungan darah.

“Untuk itu orangtua pun perlu diberikan pemahaman agar dapat melindungi anaknya sendiri. Tak hanya itu, kami juga sudah mengusulkan untuk pembangunan rumah aman yang belum bisa disebutkan lokasinya,” pungkas Sri. (ms) 


KPAD Ingin Independen

Rabu, 18/10/2017

FOTO: MELISA/KK

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.