Senin, 05/06/2017

Nilai Tukar Petani Kaltim Kembali Turun

Senin, 05/06/2017

MEROSOT: Tingginya biaya yang harus dikeluarkan kalangan petani, menyebabkan nilai tukar petani di Kaltim mengalami penurunan yang cukup mengkhawatirkan.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Nilai Tukar Petani Kaltim Kembali Turun

Senin, 05/06/2017

logo

MEROSOT: Tingginya biaya yang harus dikeluarkan kalangan petani, menyebabkan nilai tukar petani di Kaltim mengalami penurunan yang cukup mengkhawatirkan.

SAMARINDA -  Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Kalimantan Timur pada Mei 2017 kembali menurun setelah April lalu juga terkoreksi dibandingkan Maret, dan menggambarkan kehidupan petani umumnya masih belum menguntungkan karena daya belinya masih lemah.

“NTP Kaltim pada Mei sebesar 96,30 atau turun 0,94 persen dibandingkan April tercatat 97,21 persen atau lebih rendah ketimbang dua bulan sebelumnya, yakni Maret NTP-nya 98,99,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim M Habibullah, di Samarinda, Minggu.

Penurunan NTP itu dipengaruhi oleh indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan 0,35 persen, sedangkan indeks harga yang diterima oleh petani mengalami penurunan hingga 0,58 persen.

NTP, lanjutannya, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Semakin tinggi angka NTP, maka secara relatif semakin kuat tingkat daya beli petani. Namun jika NTP selalu di bawah angka 100 merupakan angka keseimbangan menandakan petani Kaltim belum sejahtera.

Menurutnya, jika NTP di bawah 100 seperti yang terjadi selama ini, berarti daya beli petani lemah karena hasil penjualan dari produk pertanian mereka masih lebih rendah ketimbang biaya yang harus mereka keluarkan baik untuk biaya barang/jasa dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

“Sebaliknya, jika NTP di atas 100, bisa dibilang petani sudah sejahtera karena hasil penjualan panen atau produk pertanian mereka, lebih besar ketimbang biaya yang harus dikeluarkan untuk konsumsi maupun untuk biaya produksi, sehingga petani juga masih bisa menyimpan sebagian keuntungannya,” kata Habibullah.

Ia melanjutkan, terdapat lima subsektor pertanian yang disurvei dengan total menghasilkan NTP 96,30 tersebut, yakni subsektor tanaman pangan dengan NTP 94,64, subsektor pertanian hortikultura dengan NTP 92,00, dan subsektor perkebunan rakyat dengan NTP 95,92.

Dari lima subsektor pertanian tersebut terdapat dua subsektor yang petaninya lebih sejahtera karena NTP-nya di atas 100, yakni NTP subsektor peternakan sebesar 101,31 dan subsektor petani perikanan dengan NTP 100,48. (ant)


Nilai Tukar Petani Kaltim Kembali Turun

Senin, 05/06/2017

MEROSOT: Tingginya biaya yang harus dikeluarkan kalangan petani, menyebabkan nilai tukar petani di Kaltim mengalami penurunan yang cukup mengkhawatirkan.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.