Senin, 11/12/2017
Senin, 11/12/2017
PROTES: Pisang yang ditanam di tengah jalan sebagai bentuk protes warga.
Senin, 11/12/2017
PROTES: Pisang yang ditanam di tengah jalan sebagai bentuk protes warga.
SAMARINDA – Belum lama ini sebatang pohon pisang kembali ditanam salah satu warga yang belum diketahui identitasnya. Jika sebelumnya ditanam di Gang Ahim, kini berpindah di Jalan Gunung Kapur II, Kelurahan Lempake. Jaraknya tidak jauh dari Kantor Camat Samarinda Utara. Momen ini tidak jauh dengan waktu pergantian Camat Samarinda Utara Syamsu Alam yang kini ditunjuk sebagai Camat Samarinda Ilir, pada Rabu (6/12) lalu.
Sebelum resmi meninggalkan jabatannya, Syamsu Alam menanggapi hal ini sebagai tindakan warga yang sudah gerah dengan banjir di wilayah Gunung Kapur.
“Itu kan ditanam setelah tahu saya dimutasi. Ya biasa lah warga yang protes karena banjir di daerah Gunung Kapur itu sering kali terjadi, apalagi setelah hujan lebat, sudah pasti banjir,” kata Syamsu Alam usai serah terima jabatan di Kantor Camat Samarinda Ilir Jalan Kehewanan.
Meski sering diterpa banjir, Syamsu Alam mengaku sering mengajak warganya untuk bergotong-royong.
“Bisa jadi warga sudah mulai lelah karena sehabis banjir pasti kita bergotong-royong membersihkan gorong-gorong. Namun saya juga tidak bisa berbuat lebih karena sudah pernah diusulkan,” tuturnya.
Ia pun mengakui keterbatasan anggaran juga hal yang dipertimbangan oleh Pemkot Samarinda, sehingga penanganannya secara bertahap.
Terpisah Asisiten I Hermanto yang kala itu hadir memberikan pesan juga mengomentari persoalan banjir yang masih menjadi momok kala hujan deras.
“Persoalan banjir ini harusnya dikaji secara benar, terutama master plan-nya. Saya minta dari camat dan lurah juga bersikap sampai kepada pejabat yang berwenang jangan hanya copy paste saja. Kalau mau melakukan penanganan banjir harusnya fokus dimana aliran banjir itu mengalir yaitu ke arah Karang Mumus. Di situ kan banyak penumpukan sedimen,” pungkas Hermanto. (ms)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.