Jumat, 10/05/2024
Jumat, 10/05/2024
Basri Rase dan Chusnul Dihin. (Foto: Istimewa)
Jumat, 10/05/2024
Basri Rase dan Chusnul Dihin. (Foto: Istimewa)
Penulis: Romi Ali Darmawan
KORANKALTIM.COM, BONTANG - Basri Rase dan Najirah terancam pecah kongsi. Hal itu diduga karena ada perbedaan strategi diantara keduanya yang saat ini masih menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota Bontang tersebut untuk maju di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 mendatang.
Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) Pusat Hubungan Masyarakat (PHM), Udin Mulyono mengungkapkan, Basri sebelumnya telah menyepakati untuk maju melalui jalur independen. Namun, pada pertemuan Kamis (9/5/2024) malam lalu Najirah belum mencapai kesepakatan yang sama. “Bu Najirah diminta PDIP untuk tetap menggunakan partai,” ujar Udin.
Meski demikian, PHM tetap akan mendaftarkan Basri Rase ke KPU pada Sabtu (11/5/2024) besok yang akan dipasangkan dengan Chusnul Dihin. “Sebelumnya juga ada nama Bajuri, tapi akhirnya dipilih Chusnul Dihin,” terangnya.
Udin juga menegaskan bahwa pemilihan Chusnul Dihin tidak hanya didasarkan pada alasan politik, melainkan juga karena latar belakangnya sebagai pengusaha kuliner yang berasal dari suku Jawa dan memiliki keterkaitan dengan NU.
Dengan berpisahnya Basri Rase dan Najirah, PHM Bontang telah memutuskan Chusnul Dihin sebagai pengganti Najirah dalam pertarungan Pilkada mendatang. Keputusan ini diambil setelah pertemuan Jumat (9/5/2024) dini hari yang dihadiri oleh relawan Basri-Najirah, di mana pasangan tersebut harus berpisah karena ketidakrestuannya dari PDIP Kaltim.
Chusnul Dihin, seorang pengusaha kuliner yang sukses dengan merek Dunia Fried Chicken (DFC), kini memasuki dunia politik sebagai pendamping Basri Rase. Selain latar belakang bisnis yang kuat, pemilihan Chusnul Dihin juga dipengaruhi oleh asal-usulnya yang bersuku Jawa dan keterkaitannya dengan NU.
Editor: Maruly Z
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.