Rabu, 07/03/2018

Gagal Masuk Akabri, Susilo Kini Guru Besar Bahasa Inggris

Rabu, 07/03/2018

Prof. Dr. Susilo, S.Pd., M.Pd.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Gagal Masuk Akabri, Susilo Kini Guru Besar Bahasa Inggris

Rabu, 07/03/2018

logo

Prof. Dr. Susilo, S.Pd., M.Pd.

MESKI berasal dari keluarga guru, namun pada mulanya ayah dari 2 orang anak ini, justru bercita-cita menjadi seorang tentara. Namun siapa sangka, saat ini ia menjadi Guru Besar bergelar Profesor, dibidang pendidikan bahasa Inggris di Universitas negeri terbsar di Kaltim. Ia adalah Prof Susilo, sosok kalem yang tak banyak bicara, namun punya segudang prestasi. 

Mewujudkan cita-citanya menjadi tentara, selepas lulus dari SMN 1 Porong, Susilo memutuskan mengikuti seleksi untuk masuk ke Akabri. Namun, meski sudah berada pada tahap akhir, ia tak lolos. Dari sana, Susilo memutuskan untuk melanjutkan studi di IKIP Malang. Susilo muda, baru benar-benar serius pada dunia pendidikan bahasa setelah masuk di IKIP Malang, untuk menyelesaikan pendidikan strata-1 nya. Karena saat sekolah menengah, Susilo sebenarnya justru sangat menyukai pelajaran eksak. 

“Saya di SMAN 1 Porong Sidoarjo itu tahun 1991, dan jurusan saya jurusan Fisika,” kenang Susilo saat ditemui Koran Kaltim di ruang kerjanya. Ia mengaku, tak pernah memiliki mimpi untuk menjadi dosen apalagi guru besar. Namun ia bertekad untuk bisa paling tidak, menjadi lebih dari yang diraih orang tuanya. “Ayah saya kepala sekolah SD. Paling tidak harus lebih dari itu, ya jadi dosen. Bayangan saya tapi ya, jadi dosen biasa lah gitu,” ucapnya.

Pria yang Desember tahun ini genap berusia 47 tahun ini, mengaku sudah mencintai bahasa Inggris sejak masih belia. Bermula dari kegemarannya membaca novel berbahasa Inggris, bahkan saat SMA Susilo muda sudah fasih berbicara dalam bahasa internasional itu. Diakuinya, pada tahap awal, menjadi seorang pengajar bukanlah hal yang mudah. Apalagi, sebagai perantau yang dibawa nasib ke Kota Samarinda. Tinggal di rumah petak bersama sang istri, dengan gaji yang hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sendiri, tak membuat Susilo menyerah.

Kerja kerasnya terbayar, karena pada usia 39 tahun, ia mendapat gelar Profesor yang diakuinya, menjadi titik balik meroketnya karir akademiknya. Anak ke 2 dari 5 bersaudara ini, dikenal amat progresfi dalam menghasilkan deretan inovasi pada amanah yang dipegangnya. Sebut saja Program Double Degree kerjasama dengan University of Adelaide Australia yang dirintisnya, saat menjabat Ketua UPT Balai Bahasa Unmul. Berdirinya Mulawarman Press, sampai yang teranyar Program KKN Online, yang memmudahkan mahasiswa dalam menjalankan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN), dengan informasi terintegrasi ketika dirinya menjabat Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat(LP2M) Unmul.

Dengan semua pencapaian yang diraihnya, ia menyebut masih ada beberapa hal yang ingin diwujudkan dimasa depan. “Saya ingin membuat sebuah lembaga pendidikan, yang memiliki konsep pembelajaran yang aplikatif, khususnya dalam penggunaan Bahasa Inggris,” ungkapnya. Ia menyebut, saat ini yang masih menjadi kendala besar dari kurang berkembangnya pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia, adalah minimnya tempat aplikasi penggunaan bahasa Inggris di luar kelas.

Padahal, sebagai bahasa internasional kata dia, penggunaan dan penguasaan bahasa Inggris, merupakan sebuah keniscayaan. “Tentu tanpa mengabaikan penggunaan dan pembelajaran Bahasa Indonesia di lembaga pendidikan,” tukasnya. (rs)

Gagal Masuk Akabri, Susilo Kini Guru Besar Bahasa Inggris

Rabu, 07/03/2018

Prof. Dr. Susilo, S.Pd., M.Pd.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.