Sabtu, 17/02/2018
Sabtu, 17/02/2018
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Menengah Tulus Sutopo
Sabtu, 17/02/2018
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Menengah Tulus Sutopo
TENGGARONG – Kegiatan belajar siswa sebagian besar Sekolah menengah pertama (SMP) masih kekurangan fasilitas, khususnya SMP yang berada di pelosok Kabupaten Kutai Kartanegara.
Dalam pendekatannya, belum ada zonasi mutu pendidikan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di kukar. Akibatnya, pemerataan mutu pendidikan di setiap daerah pun kian terhambat.
Salah satunya SMP 1 Loa Janan yang terhitung dekat dengan ibu kota kabupaten Kukar. Untuk simulasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK), orang tua siswa harus berupaya untuk meminjamkan laptop bagi siswa yang tidak memiliki fasilitas tersebut.
Minimnya sumberdaya di pelosok menjadi andil besar mengingat fasilitas tersebut membutuhkan sumberdaya listrik dan koneksi internet.
Kepala Bidang Pendidikan Sekolah Dasar Menengah Tulus Sutopo mengatakan hal tersebut sulit untuk direalisasikan karena minimnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
“Tahun ini tidak memungkinkan untuk menggunakan dana APBD, agak berat mengingat kondisi keuangan kita untuk mengadakan fasilitas belajar siswa.” Ungkapnya.
Selama ini pihaknya lebih menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) untuk melengkapi keperluan siswa.
“Penggunaan dana APBN biasanya kita alokasikan dari DAK, jadi sekolah yang belum bisa memenuhi, kita dorong memang,” tuturnya.
Faktor geologi dan topografijuga menjadi hambatan pemerataan mutu pendidikan di Kukar. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya memaksimalkan pemerataan mutu pendidikan di 2019 walaupen dengan dana yang minim.
“Pemerataannya sendiri juga terkendala faktor geografis dan topografis, tidak memungkinkan untuk menyesuaikan kecamatan dan kabupaten. Tapi insyaallah 2019 nanti kita maksimalkan lagi seberapa yang diperlukan, terlebih untuk ikut serta dalam UNBK,” Demikian Tulus. (rf218)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.