Senin, 19/06/2017

Merasa Dirugikan dengan Teknologi VAR

Senin, 19/06/2017

BIKIN KESAL: Penggunaan VAR di Piala Konfederasi, mengambil keputusan yang tepat namun bisa membuat pertandingan terhenti sejenak.

Join Grup Telegram Koran Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/+SsC4jer3I5syZWU1 atau klik tombol dibawah ini.

Grup Telegram Koran Kaltim

kemudian join. Anda harus instal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel.

Berita Terkait

Merasa Dirugikan dengan Teknologi VAR

Senin, 19/06/2017

logo

BIKIN KESAL: Penggunaan VAR di Piala Konfederasi, mengambil keputusan yang tepat namun bisa membuat pertandingan terhenti sejenak.

SETELAH debut pada Piala Dunia Antarklub 2016 lalu, teknologi video assistant referee (VAR) kembali digunakan di gelaran Piala Konfederasi 2017. VAR pun sudah bekerja efektif dan memeriksa dua insiden pada duel Chile vs Kamerun, di pertandingan Grup B Piala Konfederasi dinihari kemarin.

Satu insiden yang mencolok adalah ketika Arturo Vidal mencetak gol di pertengahan babak pertama. Dalam kesempatan itu, wasit menganulir gol Vidal setelah memeriksa posisinya lewat VAR, yang ternyata terjebak offside.

Kemudian, ada momen lainnya yang membuat bingung para pemain serta pelatih Chile maupun Kamerun. Yaitu, saat Eduardo Vargas mencetak gol di menit 82. Pelatih Chile, Juan Antonio Pizzi, awalnya mengira gol tersebut akan dianulir. Sebab, dalam prosesnya, Alexis Sanchez terlihat terjebak offside. 

Namun, VAR berkata lain. Sanchez dinyatakan tidak offside dan gol Vargas sah. “Sistem seperti ini butuh waktu. Jika saya benar, seharusnya diuji coba terlebih dulu. Jadi, sulit sekali menggunakan teknologi lain di dunia sepakbola,” kata Pizzi seperti dilansir Soccerway.

“Pada akhir babak pertama, seharusnya kami unggul 1-0. Tapi, 20 menit kemudian kami masih imbang. Pemain kami dibuat kecewa dengan keputusan dari VAR. Benar, teknologi itu membuat kami stres. Kami masih menunggu dan melihat bagaimana teknologi ini dikembangkan,” lanjut dia.

Juru taktik Kamerun, Hugo Broos, merasakan hal yang sama dengan Pizzi. Pada dasarnya, menurut Broos, VAR bisa sangat berguna. Contohnya adalah ketika gol Vidal di babak pertama dianulir. Namun, VAR bisa saja mengganggu jalannya laga andai digunakan terlalu sering.

“Ada dua kejadian yang harus diteliti ulang lewat VAR dalam pertandingan tadi. Itu membuktikan seberapa penting teknologi ini. Tapi, jika penelitian lewat VAR terlalu sering, jalannya pertandingan bisa membuat pemain kesal, karena harus terhenti sejenak,” ujar Broos. (vnc)

Merasa Dirugikan dengan Teknologi VAR

Senin, 19/06/2017

BIKIN KESAL: Penggunaan VAR di Piala Konfederasi, mengambil keputusan yang tepat namun bisa membuat pertandingan terhenti sejenak.

Berita Terkait


Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.