Selasa, 10/10/2017
Selasa, 10/10/2017
DISAYANGKAN: Pembubaran Satlak Prima bisa berimbas pada prestasi atlet-atlet Indonesia di ajang internasional.
Selasa, 10/10/2017
DISAYANGKAN: Pembubaran Satlak Prima bisa berimbas pada prestasi atlet-atlet Indonesia di ajang internasional.
JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) angkat bicara soal isu pembubaran Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Menurut JK, selama ini terlalu banyak ‘bos’ di olahraga sehingga malah membingungkan.
“Kita ingin, Asian Games itu berjalan lancar termasuk sukses prestasi. Prestasi itu itu tergantung dari kegiatan cabang olahraga,” kata JK. “Sekarang dengan sistem sekarang ini terlalu banyak bosnya ini, cabang olahraga ini. Mulai dari menterinya, KONI, KOI, Satlak Prima, sehingga menjadi tidak jelas siapa yang harus berbuat apa,” imbuh Ketua Pengarah Asian Games 2018 itu.
Menurut JK, selama ini Indonesian Asian Games Organizing Committee (Inasgoc) saja ada 4 layer. Padahal jika semakin singkat, pengambilan keputusannya akan semakin lancar. “Kita ingin perbaiki urutan daripada organisasi itu dengan singkat saja. Sama dengan dulu Asian Games itu, INASGOC itu empat layer. Sekarang kita jadikan dua saja, jadi mengarah kemudian INASGOC, selesai. Itu lebih cepat pengambilan keputusannya lebih lancar,” tutur JK.
Kabar akan dibubarkannya Satlak Prima menguat. Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto sudah mengatakan secara terang akan mereview ulang satuan tersebut.
Jika pada akhirnya benar dibubarkan, maka langkah itu bakal berpengaruh ke Keppres No. 15/2017 tentang Panitia Nasional Penyelengggara Asian Games XVIII tahun 2018. Dengan hilangnya Ketua Satlak Prima sebagai wakil ketua penanggung jawab prestasi, artinya harus ada revisi atau perubahan di dalam susunan kepanitiaan.
“Otomatis regulasinya akan berubah karena dalam Keppres No. 15/2017 itu disebutkan Ketua Satlak Prima sebagai wakil ketua pelaksana bidang prestasi olahraga. Ketiadaan Prima nanti otomatis akan mengubah Keppres itu,” kata Gatot di Kantor Kemenpora, Senin (9/10) lalu. (dts)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.