Rabu, 13/12/2017
Rabu, 13/12/2017
DIBERI KESEMPATAN: Atlet binaraga Kaltim, masih bisa bersaing dengan atlet daerah lain di kualifkikasi PON tahun 2019 mendatang.
Rabu, 13/12/2017
DIBERI KESEMPATAN: Atlet binaraga Kaltim, masih bisa bersaing dengan atlet daerah lain di kualifkikasi PON tahun 2019 mendatang.
SAMARINDA - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat sempat mewacanakan untuk mencoret cabang olahraga binaraga pada gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XX-2020 mendatang di Papua. Hal ini muncul karena adanya kasus doping yang menimpa sejumlah atlet binaraga saat ajang multi event empat tahun terebut di 2016 lalu di Jawa Barat.
Menyikapi hal tersebut Sekum Persatuan Angkat Besi, Binaraga dan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PABBSI) Kaltim Sugeng Mochdar mengatakan, mereka sudah medapatkan keputusan dari KONI Pusat dan PB PON untuk cabang olahraga binaraga tetap dipertandingkan di PON 2020 di Papua.
“Tetapi dengan catatan, jika di Papua nanti ada yang menggunakan doping maka selamanya binaraga tidak akan dipertandingkan di PON. Artinya ini konsekuensi yang harus diterima, sehingga atlet-atlet binaraga seluruh daerah menjadi perhatian serius termasuk Kalimantan Timur,” papar Sugeng.
Saat atlet mengikuti ajang kualifikasi PON 2019 harus ada surat bebas doping dari instansi terkait dan ini sama halnya ketika akan bertanding di ajang internasional, harus ada surat keterangan bebas doping untuk atlet bersangkutan saat mendaftar menjadi peserta Pra-PON. “Memang saat kejurnas kemarin itu belum diberlakukan, tetapi ini akan mulai diberlakukan saat Pra-PON. Nah, untuk itu KONI pengcab kabupaten/kota maupun provinsi paling tidak bisa mengantisipasi dan bisa memenuhi persyaratan suapaya binaraga bisa tetap dipertandingkan di PON,” paparnya.
Menurutnya atlet binaraga tetap bisa menjadi seorang juara tanpa harus menggunakan doping, dengan melakukan program latihan yang benar dan teratur serta asupan gizi alami yang teratur. “Contohnya Hendra Radinald Ary, mantan atlet binaraga nasional Kaltim selama 4 kali PON tidak menggunakan doping, tetapi menggunakan suplemen alami mampu mempersembahkan medali emas, baik dari hewani maupun nabati. Memang latihannya harus lebih keras, tidak seperti menggunakan steroid yang langsung jadi, tetapi alkibatnya fatal kedepannya bisa berakibat lumpuh atau kematian,” ujar Sugeng.
Nantinya atlet binaraga Kaltim jika menggunakan suplemen harus ada persetujuan dari instansi teknis karena itu menjadi jaminannya. “Harus hati-hati tidak semua suplemen yang dikeluarkan produk tertentu terjamin, paling tidak ada ISO, terpenting ada balai PON,” jelasnya. (rgn)
Tunggu sebentar ya. Kami sedang menyiapkannya untukmu.